Hey guys meet me again di part ke-7 ini.
Dan alhamdulillah sesuai janjiku, hari ini ku publish satu part yey! So, Happy reading!☆★☆★
Sedari tadi Adit hanya menatap Eve yang masih menundukkan wajahnya sembari memainkan jarinya diatas meja. Gadis itu terlihat sangat gugup, bahkan ia tak bisa melontarkan satu kata sekalipun. Mulutnya seakan terkunci, tapi dia tidak bisa mengatakan kebohongan lagi. Akhirnya ia menghembuskan nafas kasar dan menatap Adit dengan senyum getirnya.
"Y-ya." Hanya itu, hanya itu kata kata yang dia ucapkan setelah sedari tadi mereka berdua hanya berdiam diri.
"Sejak kapan?" tanya Adit dengan nada dinginnya.
"3 Bulan awal kelas dua... kurasa." Jawab Eve kemudian menatap jarinya lagi.
"Kenapa lo ga bilang Eve?." Tanyanya lagi.
Eve berdehem, "Aku.. gamau kakak ikut campur, maaf."
Tanpa berkata apa-apa lagi Eve langsung bangkit dari tempat duduknya, meninggalkan Adit yang masih saja memasang muka dingin dihadapannya itu. Eve bingung ada apa dengan Adit sebenarnya tapi dia tak berani menanyakan satu patah kata pun. Karena ia tau, Adit kali ini bukan Adit yang seperti biasanya.
••Escape From You••
"Sialan!" umpatnya sembari meninju tembok tak bersalah dihapannya.
"Kenapa sih lo tuh dit?" ujar Sam yang sedang memakan potato crackers kesukaannya.
"Lucu ga sih disekitar lo itu ternyata ada psikopat? Stalker? Apalah apalah itu." Tanya Adit yang -masih- meninju tembok di depannya.
Sam mengernyit, "Penguntit?" Adit berdecak, "Ah, ya, itu."
"Ah gila lo yakali sih," jawab Sam.
"Gue serius bego." Ucap Adit menghentikan aktifitasnya.
Sam hanya memandang Adit dengan muka polosnya kemudian tertawa terbahak, "Anjir, mending lo sekarang tidur dit, otak lo udah kecapean dit, hahahaha."
Tanpa menghiraukan ucapan Sam, Adit melangkahkan kakinya pergi menuju ranjangnya kemudian terlelap dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan akan Eve.
••Escape From You••
Esok paginya
"Parah lo Eve ninggalin gue sendirian dikamar lo tadi malem kayak orang bego, lo kemana si? Dateng dateng bukannya cerita malah langsung tidur, manamah mukanya datar lagi. Lo tau ga sih Eve? Kalo tadi malem tuh ya-"
Oke, ceramah di pagi hari. Batin eve
"Eve! Lo dengerin gue ga sih!?" Bentak Rene seraya memukul bahu Eve.
Eve segera bangkit dari Kasur, "Emm engga sih, eh karena tadi gue laper jadi gue ke dapur dulu ya. Dadah!" ucap Eve sambil berlari menghindari Rene -Ceramah pagi Rene- lebih tepatnya.
"Emang dasar minta di cincang tu anak, awas aja!."
Pagi ini, keluarga Eve lengkap. Terlihat Mama, Papa, dan kakaknya sedang bersenda gurau. Namun karena mood Eve memang sedang tidak baik -Kau taulah- ia melewati sarapan di ruang makan dan memilih sarapan dengan Rene dikamar dibandingkan jika ia harus merusak mood keluarganya di pagi ini.
"Eve, kamu sama Rene ga sarapan?" tanya Aldi, papanya mengagetkan Eve yang sedang membawa nampan berisi nasi goreng kesukaannya.
Gue harus jawab apa? Batinnya, "Em, anu pah. Girls talk, jangan ada yang masuk. Ok." Jawabnya yang langsung berlari menuju kamarnya di lantai 2. Papanya hanya mengendikkan bahu sedangkan Mama dan kakaknya hanya tersenyum senyum geli.
"Eve lo gamau cerita tentang tadi malem kenapa? Tau gasih gue tuh penasaran, kasih clue dikit kek, atau apa kek gue udah terlanjur penasaran. Lagian lo tuh kenap-" Eve menyumpalkan sandwich dimulut Rene,
"Makan tuh sandwich." Ucap Eve kesal karena perkataan Rene yang tidak ada habisnya.
"Hagian ho tuh yah, hemen ho hudah henasaha-"
"Rene, telen dulu, muncrat tau." Tegur Eve sembari menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya, Fyi, mereka berdua belum ada yang mandi.
"Oke, maaf. Makannya lo cerita biar gue diem." Tutur Rene dengan kesal, Eve hanya menatapnya sinis.
"Ya, ya, ya. Jadi, tadi malem gue sama kak Adit ketemuan ya, ter-" Rene memutar bola matanya, "You don't say, gue tau kali kalian meet up. Lanjut" ucapnya memotong perkataan Eve.
"Oke," balasnya dengan memasang muka bete.
"Pas gue meet up kemaren, ka Adit tuh sumpah Rene, beda banget serius deh gue gangerti lagi. Terus ya daripada dia nanyain gue segala macem ya gue tinggalin aja dia,"
Rene mengernyit, "Ekspresinya?"
"Ekspresinya? ya gitu deh kusem, butek, haduh tau ah. Dia kenapa ya Rene?"
Muka Rene terlihat sedang berfikir, "Hmm. Kenapa ya? Bego, kenapa ga lo tanyain?"
Eve menghembuskan nafas kecil, "Gue ga berani Rene, dia keliatannya marah, gitu. Tau ah." Ujarnya sembari menyendokkan nasi goreng kembali.
"Tapi kan, kalo lo gatau apa apa, sedikitpun. Ya gimana lo tau?" jawab Rene.
"Bener juga sih, yaudah deh nanti gue ajak meet up dia hari ini,"
"Nah! Gitu dong! Jadi pemberani!" ucapnya sembari menepuk punggung Eve, membuat Eve tersedak, dan Eve kalang kabut karena tidak ada air minum disekitarnya, "Uhuk!,Uhuk!, bego. Gue lagi nelen. Uhuk!" Dan Rene hanya memperlihatkan poker facenya.
••Escape From You••
"Dit, adit. Hp lo ngegeter tuh daritadi." Tutur Sam yang masih berkutat dengan macbook nya.
"Iya, iya gue udah tau kali." Jawab Adit yang baru selesai dengan ritual mandinya. Sam tersenyum jahil, "Eve ya?" tanya Sam.
"Kepo lu," jawabnya.
"Oke, lo tega. Mending gue ke balkon sambal ditemenin furb. Hiks, dasar kembaran gatau diri," ucapnya lagi dengan memasang muka -sok- sedihnya, kemudian berjalan membawa furb sambil digendong. Asal kalian tau furb adalah boneka gajah ungu dengan totol-totol hijau dibadannya.
"Buset, baper banget. Lo kembaran aneh yang bawa bawa boneka gajah ungu! Dasar bocah!"
Dengan cepat, Adit membuka screenlocknya dan membaca pesan LINE dari Eve.
Evranda : Kak, bisa meet up nanti sore?
Aditya : Ga, gue gabisa.
Evranda : Oh, oke. Maaf ganggu.
Bodoh, umpat Adit dalam hati.
Tak lama kemudian, nomor tak dikenal muncul dilayar handphone Adit. Siapa? Batinnya."Halo?"
"Hai, teman Eve?."
☆★☆★
a.n.
Part lain sedang dalam pengerjaan dan revisi jadi maap ya ini satu part pendek ngegantung pula, *senyum licik*
So guys, ada yang kurang atau feelnya ilang? Kubutuh kritik dan saran kalian:(Oiya aku baru inget, untuk cast, kayaknya mau ganti deh si Irene bukan Georgie henley, ada yang bisa bantu kasih saran? Thank u! See u on the next part!
-Mel-
Kota Lurus◇ 13 July, 2016

KAMU SEDANG MEMBACA
Escape From You
Ficção AdolescenteEvranda Bintang Aprilia adalah seorang gadis SMA yang pintarnya melampaui teman-teman yang lain. Pribadinya yang hangat membuat semua orang menjadi suka padanya. Tak terkecuali seorang stalker yang sangat-sangat menggilainya. Siapa sangka bila stalk...