Cemburu

12 1 0
                                    

Dua sejoli itu tampak mengobrolkan hal yang serius. Laki-laki di depannya tidak berhenti menggenggam tangan sang perempuan. Sementara sang perempuan terus berceloteh tanpa henti. Entah apa yang mereka bicarakan, Jevano dan Arkana hanya bisa menerka dari gerakan bibir mereka.

"Itu kata si Jericho, 'I love you' bang. Cuman gak keliatan Celine jawab apaan." Lapornya sambil mengelap gelas. Sementara Jevano pura pura acuh.

"Eh bang si Celine nangis tuh. Terharu apa kali ya ketemu si Jericho?" Ujarnya bagaikan bermonolog karena Jevano tetap mematung di depan mesin kasir sambil menatapi dua sejoli itu.

Suasana di cafe itu memang sedang sepi. Sore itu, pelanggan mereka hanyalah Jericho, Celine, dan 1 mahasiswa yang sedang skirpsian di pojokan. Satu satunya suara yang menghidupkan suasana sore itu hanyalah background musik "Ku tunggu kau putus dari Sheryl Shenaifia" yang terputar random dari spotify sharingan milik Arkana.

Putus lagi, nyambung lagi
Ribut lagi, baik lagi
Kau menangis di pundakku
Di pelukanku

Maafkan aku jadi suka sama kamu
Awalnya curhat lama-lama ku cemburu

"Kampret... lagu apaan sih ini? Matiin ga?" Ujar Jevano yang merasa tersindir dengan lagunya.

Arkana yang tidak mengerti apa apa hanya menurut dan mengganti playlist lagunya. Untung saja spotifynya premium, meksipun hasil akun sharingan family plan.

Pikiran Jevano tiba tiba terbawa ke dalam situasi semalam. Di mana Celine menangis di pundaknya, dan dia lah satu satunya seseorang yang bisa di andalkan untuk menjadi sandaran. Ia tahu bahwa mustahil untuk menghentikan Celine menangis, maka dia menyuruhnya untuk menangis lebih kencang di pundaknya. Berharap perih di hati gadis itu mereda. Dan bahu yang bergetar itu perlahan menenang di pelukannya.

"I believe he also still love you. You both just need explanation." Kalimat dari mulutnya sendiri malam itu, terus terngiang ngiang di kepalanya

Jevano sendiri yang meyakinkan, namun Jevano juga yang merasa geram ketika perkataannya terbukti benar. Rasanya ia benar benar ingin meninju wajah tampan Jericho karena telah berani mengatakan I love you setelah menelantarkan Celine hampir dua setengah tahun tanpa kejelasan.

"Kan udah gue bilang, Bos. Gengsi lu turunin dikit. Balikan kan tuh." Ledek Arkana puas melihat muka Jevano yang memerah.

"Yaudah sih, terus apa hubungannya sama gue?" Balas Jevano sewot. Arkana yang iseng kembali memutar playlistnya. Kali ini ia memutar playlist dari yovie and nuno - merindu lagi.

Tuhan tolong aku ingin dirinya
rindu padanya, memikirkannya
namun mengapa saat jatuh cinta
sayang sayang dia ada yang punya

"Kampreeett.. arkanaaaa... matiin gak playlist ftv lo itu!" Arkana yang menjadi sasaran omelan justru tertawa puas mengerjai bosnya. Siapa suruh jadi orang gengsian?

___________________________________

Celine mengusap air matanya yang mengalir di pipinya. Setelah perbincangan mereka berdua selesai, Celine menyuruh Jericho untuk meninggalkanya sendiri. Sejujurnya, Jevano penasaran apa yang baru saja mereka bicarakan. Apakah mereka bersatu kembali? Atau justru Jericho meninggalkannya lagi? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin dia ajukan, namun yang ia lakukan kini justu melemparkan sebuah jaket ke pangkuan Celine.

"Tutupin muka lo. Ntar dikira orang gue abis ngapa ngapain sampe lo nangis gitu." Gengsinya tetap setinggi langit.

Tangis Celine berhenti sejenak, "Emang muka gue sejelek itu kalo nangis? Sampe harus ditutupin?" Tanya Celine memajukan bibir bawahnya.

"Cantik"
"Terlalu cantik buat cewek yang abis nangis"

Itu yang ada di kepala Jevano, yang terucap di bibirnya beda lagi.

"Mirip berang berang temennya pororo." Ceplosnya.
Memang jika dilihat lihat saat ini pipi Celine memerah, matanya mengecil, dan seluruh wajahnya bengkak. Bagi Jevano karakter loopy teman pororo cocok untuk penggambaran betapa imutnya Celine. Namun Celine menggangap itu buruk.

"Emang sebengkak itu? Se bulet itu muka gue?" Tanyanya sambil berkaca pada pada layar ponselnya.

"Ih iya lagi. Jelek banget najis." Umpat Celine pada dirinya sendiri setelah melihat penampakannya sendiri di layar ponselnya.

Jevano hanya terkekeh, "Kan... tutupin tutupin makanya." Ujarnya melebarkan jaketnya menutupi wajah Celine sehingga wajahnya tidak terlihat dari kaca jendela cafe.

Celine menatap Jevano aneh, "Kok lo ga nanyain gue kenapa nangis?"

"Ntar juga lo cerita sendiri." Jawabnya simpel.

"Kalo gue gak cerita?" Tanya gadis itu penasaran.

"Ya gue gak nanya juga. I won't push you to tell something that will hurt you." Jawabnya, masih dengan tangan yang memegangi Jaket yang dia lebarkan untuk menutupi wajah bengkak Celine.

Mendengar itu, mata Celine berkaca-kaca. Jawaban yang tidak diduga dari seorang Jevano. Kini Celine mengerti sikap cuek Jevano yang orang orang bilang, sebenarnya adalah cara Jevano menjaga orang orang terdekatnya dari rasa sakit hati yang berulang. Sebetulnya ia peduli, tapi dengan cara lain.

__________________________________

Maaf kalo part ini agak pendek😭
Besok aku usahain update lagi mumpung libur😭 Selamat membaca!

Baby I just need some coffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang