Pahitnya perpisahan

15 0 0
                                    

Celine memundurkan kepalanya. Tiba tiba ia merasa aneh karena tidak merasakan kupu-kupu di perutnya. Bahkan jantungnya tidak begitu berdebar seperti yang ia bayangkan. Kepalanya kini di penuhi oleh bayangan Jevano malam itu, ketika mereka berdua mabuk.

Selama ini Celine pikir degup jantung yang ia rasakan saat bersama Jevano hanyalah ilusi karena ia dibawah pengaruh alkohol, ditambah parasnya yang mengingatkannya terhadap Jericho—mantan kekasihnya itu. Namun ia baru menyadari perasaan itu hari ini, saat secara sadar bibir mereka mencurahkan segala kerinduan yang tersimpan selama beberapa tahun terakhir. Nyatanya, rasa itu bukan lagi untuk Jericho.

Kissing while thinking about another man feels like crime.

Maka dari itu Celine segera mengakhiri adegan itu, "I think I'm sure of my feeling now." Ujar Celine saat ciuman perpisahan itu berakhir.

"I'm starting to love Jevano"

Jericho hanya tersenyum pahit, namun lesung pipi itu tetap menghiasi senyumnya, membuat hati Celine semakin terluka karena senyumnya. Lelaki itu menepuk pundak Celine, "Good girl!", ucapnya dengan tenggorokannya yang kering.

Hati Celine semakin tidak kuat melihatnya. Namun tatapan lelaki itu tampak tulus dan ikhlas melepasnya, "He deserved all your love!" lanjut lelaki itu setelah melegakan tenggorokannya.

"Semoga kamu juga bahagia dengan pilihanmu ya Jer, send my greeting to your fiancee!" Jawab Celine mengenggam tangan Jericho yang berada dipundaknya, kemudian menurunkannya perlahan.

"No one love me better than you, Cel." ibu jari Jericho mengusap lembut punggung tangan Celine yang masih menggenggamnya.

"Aduh.. bisa aja buaya satu ini." Canda Celine memecahkan ketegangan di antara mereka. Dengan tangan yang masih bergandengan, mereka berdua terbahak bahak. Setidaknya perpisahan kali ini ditutup dengan tawa. Meski mereka kini harus bahagia di jalannya masing-masing.

Di sisi lain Jevano sejak tadi melihat mereka berdua dari rooftop cafe. Kini ia memalingkan wajahnya dan menjauh dari pemandangan yang membuat hatinya panas itu.

 Kini ia memalingkan wajahnya dan menjauh dari pemandangan yang membuat hatinya panas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Celine kembali ke Cafe dengan muka sembabnya. Mata, hidung, dan pipinya memerah. Kalau kata Jevano, mirip loopy temennya pororo. Penampilan Celine yang tampak sembab itu menuai ledekan dari Arkana ketika ia mengambil kopi pesanannya.

"Waduh cantikku kenapa mukanya kok merah merah, Ya humairah?" Tanyanya sekaligus meledek.

"Habis di tampar ke adaan, Ya Akhi." Sahutnya menanggapi ledekan Arkana dengan guyonan yang tidak lepas dari dirinya 

"Udah jadi belom kopi gue?" Tagih Celine.

"Sudah tuan putri. Silahkan." Arkana menyerahkan satu cup hot americano dengan menundukan kepalanya santun, seolah olah Celine adalah tuan putrinya. Celine mengambil cup itu sambil tertawa, meski matanya masih sedikit berlinang air mata.

Pahitnya perpisahan layaknya secangkir kopi panas tanpa gula. Terasa tidak enak bila saat pertama kali mencobanya. Namun kini Celine telah terbiasa dengan pahitnya. Ia nikmati kopi itu sedikit demi sedikit hingga lupa rasa pahitnya perpisahan.

___________________________________

"Menurut lo Bang Jev sama Celine bakal jadian ga?" Tanya Chandra pada Saskia dengan berbisik layaknya muda mudi yang sedang bergosip.

"Nggak sih kalo kata gue." Jawab Saskia sambil memandangi Jevano yang baru saja turun dari tangga lantai atas dan menghampiri Celine.

"Kenapa emang? Kalo kata gue sih bakal jadian." Ucap Chandra tidak setuju, sebab dari tempat duduknya kini terlihat Celine dan Jevano sedang mengobrol dengan saling menatap intens.

"Apayaa.. Bang Jevano tuh terlalu dingin. Celine tuh sukanya abang abang mengayomi kayak Jericho gitu. Ya mungkin sekarang kayak seru gitu ngejar ngejar. Tapi gue yakin kalo Jevanonya tetep dingin gitu, Celine bakalan nyerah dan cape sendiri." Jelas Saskia sang pakar cinta yang sangat mengerti sahabatnya itu.

Sebagai lelaki Chandra juga bisa paham maksud Saskia "Make sense sih."

"Tapi mau taruhan ga?" Usul Chandra disambut dengan tatapan Saskia yang penuh tanya.

"Kalo misalkan tebakan lo bener, gue turutin apa aja yang lo mau." Saskia menganggukan kepala, merasa tertarik dengan tawaran Chandra.

"Tapi kalo tebakan gue bener, kita balikan, gimana?" Lanjut Chandra enteng dengan menaikkan alisnya.

"Ye ini mah namanya jebakan batman!"

____________________________________

Halooo😭 maaf kalo makin lama makin gajelas ceritanya😭 kayaknya dikit lagi mau end.

Btw kurang lebih begini visualisasi pas Jericho ketemu Celine di bawah pohon tabebuya

Btw kurang lebih begini visualisasi pas Jericho ketemu Celine di bawah pohon tabebuya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tapi yang di bayangan Celine malah begini...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Baby I just need some coffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang