After last night

25 2 2
                                    

Pagi pagi sekali Celine sudah berlarian kecil menuju cafe yang tepat berada di seberang kampusnya itu. Beberapa modul dan map di tangannya membuatnya kesusahan membuka pintu hingga harus menggunakan sikunya.

"Pagi mas, mas baristanya yang ganteng kok gaada?" Sapa Celine pada barista berambut hitam itu.

"Loh lah ini?" Canda barista itu pada menunjuk dirinya sendiri.

"Oh iya, masnya ganteng juga sih, tapi maksud saya yang rambutnya blonde"

"Oh Jevano mah nggak tiap hari ke sini mbak," jelas lelaki itu sambil sibuk menata cup kopi di dekat meja kasir.

"Jadi mau pesen apa nih mbak?" Tanya barista dengan nametag yang terbaca "Arkana" itu sambil memgang cup dan spidol di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi mau pesen apa nih mbak?" Tanya barista dengan nametag yang terbaca "Arkana" itu sambil memgang cup dan spidol di tangannya.

"Americano double shot aja deh satu," Arkana tampak terkejut dengan pesanan Celine yang sepagi ini sudah memesan Americano, bahkan double shot.

'Kling' Obrolan mereka terdistraksi saat lonceng yang tergantung di pintu kaca cafe itu berbunyi karena dibuka. Panjang umur, lelaki berambut blonde yang sejak tadi mereka bicarakan muncul dari balik pintu.

"Dicariin nih Jev," teriak Arkana dari bar coffee.
Celine mencubit kecil barista yang baru dikenalnya itu hingga merintih,
"ADUH, kan bener tadi mbaknya nyariin."

Lima belas menit Celine terduduk diam menunggu pesanannya tanpa berbicara apapun. Ia hanya memandangi Jevano dan Arkana yang sibuk menyiapkan pesanan. Hingga kemudian ia tersadar dari lamunannya saat Jevano mengantarkan pesanannya.

"Nyari gue?" Tanyanya saat meletakkan 1 cup kopi dan 1 gelas kecil air putih.

"Eh? Gue gak pesen air putih kok"

"Additional, buat lo," Jawab Jevano singkat.

"Oh, oke thank you kalo gitu," Ujar Celine canggung dan menatapi kedua kakinya yang ia gerak gerakan.

Jevano justru menarik kursi di depan Celine dan duduk di hadapannya, karena merasa pertanyaannya belum terjawab.
"Jadi nyariin gue ga nih?"

"Iyaa iya" Celine mendongak menatap Jevano yang terduduk di depannya.
"Anu--- itu-- yang kemarin. Sorry jadi ngerepotin lo. Sama sorry juga gue gak sengaja meluk lo. Tapi beneran gue gak sadar. Serius ini mah bukan nyari kesempatan," Kata Celine menjelaskan tujuannya mencari Jevano.

Jevano mengangguk-anggukkan kepalanya, "Gue pikir lo emang kayak gitu ke semua orang"

"Gak dong! Gak tau juga sih, reflek gue suka gitu kalo lagi mabok sama ketemu cowo cakep," Jelas Celine membuat Jevano tertawa hingga memalingkan mukanya.

"I have to be careful then," Jevano terkekeh.

"Widih ada apa nih kayaknya seru?" Ujar Juan yang baru saja datang sambil menyeruput kopi milik Celine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Widih ada apa nih kayaknya seru?" Ujar Juan yang baru saja datang sambil menyeruput kopi milik Celine. Gara gara itu, Juan mendapat geplakan di lengannya.

"Dih, kebiasaan lo! Sedotan gue jadi bekas mulut lu!"

"Halah kayak gak pernah nyobain mulut gue aja lu!" Balas Juan frontal membuatnya kena geplak lagi.

Celine jadi gelagapan di depan Jevano, takut citranya semakin rusak.
"Sorry Jev, emang ini anak rada rada mulutnya."

Jevano hanya terkekeh, ia tidak terkejut karena semalam Juan sudah bercerita tentang Celine yang sering mencium orang saat mabuk.
____________________________________

Celine menendangi batu di jalanan sambil menatap cup coffeenya. Ia tampak cemberut karena namanya yang tertulis "Syelin".

"Gue kecewa banget deh, padahal kita udah save an nomor, tapi nama gue tetep aja ditulis Syelin"

"Ya emang lo siapanya?" Pertanyaan dari Juan yang singkat namun cukup menampar.

"Oiyaya," Celine menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Celine dan Juan berhenti sejenak, menunggu lampu traffic light berubah menjadi merah. Saat lampu tanda pejalanan kaki berubah menjadi hijau, mereka menyeberang untuk menuju kampusnya.

"Lo udah move on beneran?" pertanyaan Juan tiba tiba membuat Celine tersandung. Untung saja Juan disampingnya dengan sigap menahan lengannya.

"Ya ini juga lagi usaha," jawabnya sambil mencoba bangun.

"Awas aja lo kalo cuman jadiin Bang Jev pelarian," ujar Juan memperingatkan.

"Bawel lo."

Baby I just need some coffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang