Sama sama malu

24 3 0
                                    

Pasca kejadian Celine mabuk kemarin, Jevano memilih untuk tidak menampakkan diri di Cafe. Jaga-jaga, biar nggak ketemu Celine. Pasalnya gadis itu rajin sekali mampir ke cafenya setiap hari, benar benar coffee addict. Beberapa hari ini pesan dari Celine juga ia abaikan. Sibuk hanyalah menjadi alasan, sejujurnya ia merasa canggung dan bingung harus membalas apa karena Celine membombardir whatsapp-nya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.

 Sibuk hanyalah menjadi alasan, sejujurnya ia merasa canggung dan bingung harus membalas apa karena Celine membombardir whatsapp-nya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Office room yang berada tepat di samping bar untuk membuat kopi, menjadi tempat yang pas untuk dia bersembunyi. Dari ruangan itu ia tetap dapat mendengar suara samar-samar dari luar.

"Jevano ke mana deh? Nggak pernah keliahatan. Udah kaya apa gimana tuh orang" Suara itu terdengar seperti Celine.

Untung Arkana pintar berdalih, "Shift malem dia."

"Apaan, kemarin gue ke sini, baristanya juga lo."

"Jadinya ke sini buat ketemu Jevano apa beli kopi nih?" Goda Arkana.

Celine terkekeh, "Ya gitu deh, sambil menyelam minum kopi."

Mendengar itu, Jevano terkekeh dari dalam ruangannya. Lucu. Ocehan dan tingkah gadis itu selalu ada ada saja. Padahal dia dan Arkana juga baru kenal beberapa minggu, tapi kedengarannya udah kayak sohib banget.

"Dicariin tuh bos," suara Arkana yang tiba tiba masuk ke ruangannya membuat ia dengan cepat mengubah raut mukanya dari cengar-cengir menjadi datar kembali layaknya cowok cool.

"Kan udah lo bilang kalo gue gaada."

"Emang kenapa dah lo gamau ketemu Celine? Habis berbuat apa lo?"

"Pertanyaan lo jangan membuat gue seolah-olah gue cowok gak bener gitu deh!"

"Lah, gue cuma nanya. Kan bisa jadi lo habis bertindak konyol."
"Kalo gini gue jadi curiga. Lo habis ngapa ngapain ya?" Lanjut Arkana, menggodanya.

Jevano tampak gelagapan dan mengalihkan pandangannya, berpura pura sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Waduh, beneran ngapa ngapain ya?" Arkana mendekat, merangkul Jevano dengan muka semangat ingin menggibah.

"Gak!" Tepis Jevano, menurunkan lengan Arkana dari bahunya.

"Masa? Kata Juan lo abis ciuman."

"Kampreeeett Juaaaaannn."

____________________________________

Mata kuliah statistika hari ini menjadi back sound Celine yang membuka tutup aplikasi di ponselnya. Setiap kalimat yang dosennya jelaskan serasa tidak masuk di otaknya. Ia tidak pernah terbayang bahwa akan bertemu matematika lagi, padahal dia berada di jurusan gizi. Deretan angka di papan tulis itu tidak menarik perhatiannya sama sekali. Kini ia hanya sibuk menggulir instagramnya, menekan tombol like di setiap postingan yang muncul, dan menonton story satu per satu hingga habis.

Baby I just need some coffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang