act 2 : michael

97 8 1
                                        

tw // family issue, mentions of curse, die, blood, hurt.

Dibesarkan dengan tekanan, Katarina akhirnya besar jadi gadis yang penuh kewaspadaan. Meski sering kali itu terlihat sebagai rasa takut besar menyerupai raksasa. Segala hal yang dilakukan harus sesuai dengan aturan lisan dari papa atau suara melengking tinggi akan menyapa telinganya seperti jadwal minum obat. Katarina harus patuh atau jika tidak mau mematuhi artinya ia berbuat salah. Saat sudah patuh, Katarina tidak diperkenankan salah; ia harus selalu benar dan berhasil. Gadis ini tumbuh dalam belenggu sifat sang papa yang keras. Namun, sebelas tahun Katarina bisa apa selain bergelut dengan dirinya sendiri untuk mengerjakan semua titah papa dengan sempurna. Mereparasi segalanya sendirian karena jika papa tahu, ia dicap gagal. Papa benci kegagalan, dan Katarina kecil tidak mau buat papa sedih karena kegagalannya.

Tersebut sifat yang memeluknya sampai dewasa. Kadang mampu jadi pelindung tapi, tidak jarang berubah wujud belati yang menusuk ulu hati. Caci maki adalah makanan sehari-hari. Bantahan absen dilayangkan sebab untuk apa pula. Katarina lebih memilih simpan sanggahan di balik kepalanya. Menumpuknya tinggi di tiap sudut hati yang masih kosong. Air mata sudah lama dilupakan. Terakhir kali ia menangis, papanya mengamuk tak terkendali. Katarina terlalu lemah karena menangisi hal kecil tidak berarti, kata papa. Lihat, bahkan Katarina tidak diizinkan menangis.

Semua rasa salah dilimpahkan pada Katarina kecil. Terus begitu sampai kini ia berdiri di depan rak kaca berisi keramik penuh corak mewah khas bangsawan. Telunjuknya mengambang di udara, niat hati ingin menyentuh ukiran pada lemari kaca tapi Katarina urung. Boleh jadi, satu detik sentuhan di telunjuknya akan merobohkan lemari berharga ini dan memecahkan seisi-isinya. Lebih baik Katarina menarik tangannya mundur dan kembali berdiri di samping Tuan Cahaya.

"Kenapa? Sentuh saja. Kalau pecah pun aku bisa mengembalikan serpihannya seperti semula." Ucap Tuan Cahaya.

Katarina hanya menatap nanar lemari kaca cantik itu, masih terkesima. Tangannya meremas baju tidur terusannya sampai kusut.

Tuan Cahaya mendengus, tertawa kecil sambil menggeleng kepalanya melihat tingkah Katarina yang persis balita. Lalu tangan lentik Katarina dibawa ke genggaman Tuan Cahaya seraya kedua tubuh itu berjalan menuju lemari kaca tinggi berisikan keramik yang dikagumi Katarina.

"Tidak. Udah cukup diliatin aja. Tidak perlu disentuh!" pekik Katarina saat Tuan Cahaya membawa genggamannya untuk menyentuh lemari itu.

Telunjuk yang susah payah ditahan akhirnya teracung lemah berkat tenaga Tuan Cahaya yang luar biasa. Katarina memejamkan matanya erat, menahan nafas seolah setelah ini bunyi prang akan ramai menyambutnya dan menimbulkan kegaduhan. Oh, wahai, Katarina lupa ia bukan berada di dunianya. Nyatanya tidak terjadi apa-apa saat dingin dirasakan Katarina di jarinya. Katarina membuka matanya perlahan, memastikan lemari kaca itu masih di tempat bukan berserakan di karpet. Satu hembusan nafas panjang kuarkan kelegaan.

Rambut Katarina diusak pelan oleh Tuan Cahaya. Kekehannya terdengar menyebalkan di telinga gadis virgo itu. "Lebih baik, kamu berterima kasih padaku. Tadi aku menyelamatkanmu lagi. Hampir kepalamu bocor jika aku tidak berlari."

Bola mata Katarina memutar. Dasar pamrih!

"Terserah saja kamu mau mengataiku pamrih. Ayo bilang terima kasih!"

"Terima kasih, yang terhormat Tuan Michael. Aku sungguh berutang banyak padamu. Puas?"

"Perfect!" Tuan Cahaya terkekeh.

Terakhir kali Katarina hampir membuat bolong kepalanya jika Tuan Cahaya — Michael, namanya adalah Michael — tidak menangkap tubuhnya. Melaju dalam dua ratus juta meter per detik. Namun yang satu ini lebih baik dikatakan partikel tidak bermassa — jika dalam bentuk sesungguhnya tidak ada yang sanggup melihatnya — yang mengakibatkan radiasi elektromagnetik jika tidak ditekan habis hingga pipih, hancur melebur tidak berbekas. Itulah yang dilakukan Michael kala bawa tubuhnya merambat lintasi ruang dan waktu. Terasa mustahil bagi siapa pun yang sanggup melihatnya. Namun jika dipaksa, orang biasa tidak akan mampu. Mereka akan menemukan Michael telah berdiri di titik lain sebelum sempat berkedip dan menghitung berapa banyak waktu yang dibutuhkan Michael untuk berlari.

FATE [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang