eight

99 14 0
                                    

.

.

.

.

Pagi telah tiba, Harmes telah membereskan barang-barangnya dan menarik kudanya Hooch lalu bersiap untuk pergi.

Namun, sebelum itu Harmes memberikan beberapa koin pada pemilik penginapan itu, itu koin yang tersisa milik Harmes, sekarang dia tak memiliki koin lagi.

"Apakah kau tahu arah pergi ke Geendor?"
Harmes bertanya pada pemilik penginapan tersebut.

"Geendor?" Pemilik penginapan itu mengernyit kan dahinya dan mengingat ingat nama tempat itu sebelum akhirnya dia ingat, itu adalah pegunungan bersalju yang memiliki kastil, tempat para Mutan tinggal.

"Ah sangat jauh, kau harus melewati lautan penuh monster untuk sampai ke tanah dingin itu."
Jawab sang pemilik penginapan kemudian dia mengingat sesuatu lagi.

"Selain tanah para Elf di Seamun, ada satu desa yang masih menjadi bagian wilayah Temerold, yaitu Olrian, desa itu memiliki dermaga dan kapal, dan tempat itu juga menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh para bangsawan dan pedagang kaya raya untuk menggunakan kapal tersebut sebagai alat transportasi ke daerah lain."
Jelas nya lagi.

Mendengar itu Harmes mengangguk mengerti, itu artinya akan sulit baginya ikut ke kapal jika dia hanya mengumumkan identitas nya sebagai pengelana biasa.

"Akan sulit bagimu ikut ke kapal itu, tapi sepertinya aku bisa memberikan saran.." pemilik penginapan itu melirik pedang Harmes sebelum dia mendekat dan berbisik.

"Aku dengar, mereka kerepotan karena serangan monster laut akhir-akhir ini, mereka seperti bersedia membawa pemburu atau pejuang yang bisa mengalahkan monster bersama mereka di kapal"

Mendengar itu Harmes kembali memikirkan kemungkinan itu, membunuh monster, ya? Dia tak pernah berhadapan dengan monster tapi dia pernah berhadapan dengan Hwan mutan besar saat dulu berperang melawan kaum barbarian yang sama seperti monster.

Hanya saja, ini monster dilaut, Harmes tak tahu sesulit apa dan sebesar apa kekuatan monster itu.

Tapi mau Bagaimana pun itu dia tetap harus pergi ke Geendor.

"Terimakasih atas informasinya."

Dengan itu, Harmes pun pergi dan melanjutkan perjalanan nya memauski wilayah perhutanan menuju Olrian yang akan memakan waktu beberapa hari lagi.

Dalam perjalanan nya memasuki wilayah hutan, dia mendengar suara seseorang bernyanyi, terdengar seperti seorang penyair.

"Angin, hujan, badai, kesatria oh majulah"

"Tebaslah rintangan dan bebaskan tahanan"

"Mata seperti singa, dan pedang adalah taringnya"

Suara itu semakin terdengar jelas, dan Harmes langsung bisa melihat seorang pria yang bermain dengan ukulele nya sambil duduk diatas batu dengan jubah seperti gelandangan, jelas sekali pria itu memiliki hidup yang menyedihkan.

Harmes menatapnya dengan datar dan hanya berjalan sambil menarik kudanya Hooch melewati pria itu yang terus menyanyi.

Tak lama, Harmes mulai merasa pria itu mengikuti nya yang membuat Harmes jengah dan langsung mengeluarkan belati di sakunya lalu dengan cepat dia berbalik dan meletakkan ujung belati tersebut di leher pria tersebut.

"Wow wow, kau tak akan membunuh penyair malang seperti ku, kan?"

Harmes terdiam kemudian dia menurunkan belatinya dan melanjutkan langkahnya.

Princess of Rovlea [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang