1.02

101 5 0
                                    

"As you know, my name is Aurelie Perez, CEO of Hazell's Hotel, I'm 28-"

"Twenty eight years old?!" lelaki ni memang suka potong cakap orang ke apa. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Damn, never thought you're younger than me," dia memandang aku atas bawah, eee judgemental sangat.

"Why Hazell?" aku memandang kearahnya dengan wajah bingung lalu mengangkat kedua kening ku menandakan aku tidak faham soalannya.

"Your company, why Hazell?" Oh dia tanya kenapa aku letakkan nama Hazell Hotel rupanya.

"My middle name. Aurelie Hazell Perez. Now it's your turn, tell me about yourself," tak kan aku je yang nak perkenalkan diri kepadanya.

"Rafael Sanchez, 30, CEO of Sanchez's Holdings, your biggest shareholder, a proud Spanish, Graduated from Oxford university,"
Uihh sangat terperinci juga dia punya ice breaking ni, aku memberikan senyuman tawar kearahnya.

"Is my name too hard to pronounce? You can just call me...tonight," dia menayangkan wajah nakal, is this the CEO of Sanchez's Holdings? So unprofessional. Pervert.

Aku kembali fokus kearah makanan ku. Cepat-cepat aku habis makan, cepat lah aku pulang daripada meluangkan masa dengan lelaki gila ini.

"By the way, have we met before?, I think I've seen you somewhere, maybe before we're even mature?" dia memandang kearah ku dengan wajah yang serius, jauh berbeza dengan wajahnya tadi. Aku tersedak lalu cepat-cepat menyambar minumanku. Eh. Kenapa rasa espresso ni, aku rasa aku order matcha tadi. Aku menoleh kembali kearah meja. Eh?!

"Sorry," aku meletakkan kembali minumannya keatas meja. YES. Aku terminum minuman Rafael. TERminum okay, TER.

"I don't think so, Mr Sanchez. Maybe you're mistaken me with someone else," aku menukar topik untuk membuang maluku. Aish, macam mana boleh salah minum pulak ni.

"I think so, sebab perempuan yang I teringat ni, is quite ugly, HAHAHA I still remember her face, dia tak buruk sangat cuma muka dia tu buat I teringat dekat llama," dia tertawa terbahak-bahak mengingatkan wajah ku dahulu. Dasar kau, perempuan yang kau hina tu kat depan kau sekarang ni. Aku berdehem kuat membuatkan tawanya terhenti. Lepastu dia kata muka aku ni macam LLAMA?!

"Sorry," dia masih menahan tawanya, apalah reaksi nya kalau dapat tahu aku lah perempuan yang dihinanya tadi.

"It's been an hour kita luangkan masa, I need to go home now, thanks for the treats," dia menganggukkan kepalanya.
Baru beberapa langkah aku berjalan terasa seseorang memegang bahu ku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Rafael tersenyum kearah ku.

"This is my business card, anything about work you can just ask me, or even personal matters," dia menghulurkan business card nya kepada ku lalu mengenyitkan matanya kearahku. Aku mengambilnya dan berlalu pergi. Taknak lah lama-lama dengan dia. Ughh, menyampah.

Kaki melangkah kearah lif VIP. Aku tiada mood untuk pulang ke mansion keluarga ku jadi aku akan bermalam di penthouse ku yang terletak ditingkat 24, cuma satu tingkat dari office ku.

-

Aku merebahkan diri diatas sofa dan memejamkan mata, belum sampai 5 saat aku menutup mata aku terdengar bunyi di dapur kering ku. Aku melangkahkan kaki menuju ke dapur dan pemandangan di dapur mengejutkan aku.

"Danial?" Danial memusingkan tubuhnya yang tadi membelakangi ku dan tersenyum manis kearah ku.

"Hai baby,"  Danial, Danial Diaz, my boy best friend. Dia pernah confess kat aku dulu, tapi aku tidak pernah pun berfikir untuk mempunyai hubungan dengannya. Aku tidak pernah menganggap dia lebih daripada kawan

"What are you doing here?" well obviously dia sedang memasak, tapi kenapa di rumah ku.

"Mrs Perez...your mummy suruh I temankan you, Ms Perez," my mom?!

"Since when?" aku menjelingkan mata kearah Danial. Aku sudah terbiasa tinggal sendirian di kondo, takkan kat sini kena berteman.

"Since you got robbed yesterday," aku menelan air liur. Dari mana mummy tau, aku tak bagitahu sesiapa pun lagi tentang rompakan tu. Aku mendiamkan diriku dan berbuat seolah-olah tiada apa-apa yang terjadi.

"Remember Ms Aurelie, your mummy's watching you everywhere," that's the fact, mummy banyak memasang spies dimana-mana. Aku mengeluh berat lalu pergi masuk ke bilik meninggalkan Danial di dapur.

To be continued...

Forever, Ser Mio | ✓Where stories live. Discover now