"Gue, Jeha Isvara berjanji akan menunggu Arghani Gumilar sampai mapan dan ngajak gue nikah. Jadi, gue nggak akan oleng ke cowok lain dan tetep setia nungguin dia. Puas lo?!"
"Pada kenyataannya lo bohong, Jeha... buktinya sekarang aja lo udah ninggalin gue" gumam laki-laki itu sedih, setetes air mata lolos membasahi pipinya, namun laki-laki itu tetap melanjutkan melihat rekaman yang tersimpan di ponselnya.
"Gue, Arghani Gumilar... pokoknya gue bakal jadi orang sukses, punya banyak uang dari hasil kerja keras gue sendiri. Supaya gue bisa lamar Jeha Isvara dan jadiin dia istri gue. I love you Jeha...
Beberapa detik terjadi jeda, karena saat itu Jehanya malah asik makan jajanan yang mereka beli di alun-alun waktu itu.
Lalu terdengar suara milik Ghani lagi.
"Je, buruan jawab! Malah asik makan"
"Ya. I love me too"
Terdengar suara decakan milik Ghani karena jawaban Jeha lain dari keinginannya.
"Ish, Jeha! Yang bener dong~. Bilang I love you too. Gitu! Buruan!"
"I love me too"
Jeha menjawab dengan cekikikan, yang otomatis membuat Ghani merengek. Untung saja kamera sedang menyorot ke wajah Jeha, karena jika kamera menyorot ke wajah Ghani, mungkin Ghani akan malu sendiri jika melihat wajah cemberutnya yang terlihat konyol ketika merengek.
"Iya iya. I love you too. Puas lo?!"
Ghani memeluk lututnya di pojokan kamar, lalu mengusap air matanya dengan kasar. Laki-laki itu kembali terisak. Dan lagi-lagi karena Jeha. Gadis yang ia cintai dengan sangat.
Sudah seminggu sejak kepergian Jeha, namun Ghani masih mengurung diri di kamar. Bahkan Ghani tak pergi mengantarkan Jeha ke peristirahatannya yang terakhir.
Bukannya tidak mau. Tapi Ghani tidak bisa, tidak sanggup.
Termenung, menangis, ketiduran, termenung lagi, lalu menangis lagi... sudah seperti itu saja kegiatan Ghani seminggu ini sampai membuat kedua orang tuanya khawatir, seakan ikut merasakan patah hati yang dirasakan putra tunggal mereka. Siapa pun belum ada yang bisa membujuk Ghani, bahkan Satrio, teman dekatnya sekali pun.
Untung saja ini masa liburan kenaikan kelas. Jadi Ghani tak terhitung bolos sekolah karena seminggu ini laki-laki itu benar-benar tidak mau keluar dari kamar.
Tatapan Ghani kini jatuh pada paper bag silver di atas kasurnya. Tadi pagi Satrio datang dan memberikannya pada Ghani. Katanya itu dari Jihan.
"Kata Jihan dia minta maaf karena nggak bisa ngasih langsung. Oh ya, sore ini Jihan mau pergi. Katanya mau ikut Ibunya ke Hongkong. Enggak tahu juga sih cuma sampai liburan selesai atau terus netep di sana"
Ghani membuka paper bag itu. Terlihat sebuah kotak silver berukuran besar lalu membukanya. Ghani ingat. Itu adalah dress yang Ghani berikan untuk Jehanya.
Padahal malam itu Ghani sudah menyiapkan semuanya dari seminggu sebelumnya. Mulai dari reservasi restoran, menyiapkan outfit hingga hadiah kejutan. Dan semua itu untuk Jeha yang akan berulang tahun malam itu. Berharap kejutan yang Ghani berikan membuat Jehanya senang sehingga Ghani bisa melihat senyum di wajah cantik Jehanya. Itu yang Ghani inginkan. Bukan malah ditinggal pergi oleh Jeha untuk selamanya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Aster
Teen Fiction[The Blue Aster➡️The Flower of Aster Season 2] Layaknya makna yang tersemat di bunga aster biru... Jangan khawatir, aku akan selalu setia~ Start: 15 Februari 2024