🌱12

91 10 0
                                    

"Janu..." panggil Hakkan dengan suara pelan.

Tentu saja Janu tidak mendengar, namun karena kebetulan Janu sedang memandang ke arah Hakkan, jadi bocah itu mengerti kalau Hakkan ingin menanyakan sesuatu kepadanya.

"Apa..." Hakkan mengambil dompetnya di saku belakang celana miliknya, mengeluarkan sesuatu dari dalam dompet tersebut lalu menunjukkannya pada Janu.

Hakkan mengambil buku catatan milik Janu kemudian menulisnya dengan cepat.

Apa cewek ini yang ngasih lo lukisan?

Setelah membaca tulisan itu, Janu mendongak, mendapati wajah Hakkan yang berubah serius, lalu bocah laki-laki itu perlahan menganggukan kepala.

Sekarang dia di mana?

Janu mengidikan bahunya membuat Hakkan menyugar rambutnya sambil menghela napas.

Janu menyodorkan buku catatannya membuat Hakkan menoleh.

Kak Jege pergi sama Kak Yasa

Hakkan tersenyum membaca tulisan itu. Lalu menulis sesuatu di buku catatan tersebut.

Lo bisa bantuin gue?

.

Selang dua menit setelah Hakkan keluar dari ruangan, beberapa orang masuk ke ruangan itu untuk melihat rekaman cctv.

Sial! Kenapa nggak ada?!

Satrio kesal, padahal itu satu-satunya petunjuk yang bisa ia gunakan untuk menemukan Jeha.

•🌱🌱🌱•

Ghani terdiam di depan kelas barunya. Mengabaikan tatapan aneh siswa dan siswi yang berlalu lalang.

Hari pertamanya masuk sekolah dengan status kelas 12 tidak membuatnya senang. Kedua kakinya malah terasa berat untuk memasuki kelas.

"Eits! Lo dilarang duduk di sini"

"Why?!"

"Gue bosen anjir! Dari SMP sekelas mulu sama lo, yakali duduknya harus semeja juga, auto gumoh gue"

"I don't care!"

"Singkirin tas lo!"

"Ogah!"

"Angkat bokong lo dari kursi itu!"

"Udah PW"

"Oke, biar gue cari meja lain!"

"Udah sini aja. Ntar PR lo gue yang kerjain deh"

"Oke, deal!"

"Tch!"

Ghani menghembuskan napas pelan. Apa sekarang dia benar-benar tidak bisa duduk semeja lagi dengan Jeha?

"Di depan kelas nggak nyediain eskalator, Ghan. Jadi lo harus pake cara manual"

Ghani hanya bisa pasrah saat Satrio menyeretnya masuk ke kelas setelah beberapa menit cosplay jadi patung.

"Untuk sementara duduk sama gue dulu ya ganteng... kalau pujaan hati udah balik, gue nyingkir deh" kata Satrio setelah mendaratkan bokongnya di kursi sebelah Ghani.

"Kapan?"

"Apanya?"

"Kapan pujaan hati gue balik?"

"Bentar lagi. Ini masih dalam proses"

Mendengar itu Ghani semakin lesu, menjadikan meja sebagai tumpuan wajahnya.

"Kemarin, Sora lihat Jeha"

The Blue AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang