"Tadi gue abis jenguk Hyuna"
"Gimana keadaannya?"
Kini Satrio sedang berada di balkon kamarnya bersama Nona arwah di sebelahnya.
Pagi tadi setelah mengantar Ghani ke toilet saat di RS, Satrio sekalian mampir menjenguk adiknya Nona arwah. Tentu saja Ghani juga ikut. Dan hal itu yang membuat mereka lama sampai Tavisha harus keliling RS buat nyari mereka karena baik Ghani mau pun Satrio tidak membawa ponsel. Biasa, lupa.
"Hyuna baik-baik aja. Seminggu lalu operasinya berjalan lancar. Ini tinggal nunggu pemulihan"
"Eh? Hyuna udah dioperasi?"
Satrio mengangguk. "Menurut info yang gue dapet dari temen, katanya Hyuna dapat donor dari korban kecelakaan. Dan kebetulan jantung pendonor cocok. Alhasil adek lo langsung dioperasi di hari itu juga"
Jangan heran Satrio dapat info dari siapa. Tentu saja dari teman astralnya.
"Syukurlah. Kalau gue ketemu dia di akhirat nanti, gue harus ngucapin sejuta terimakasih sama dia karena udah mau donorin jantungnya buat adek gue" Nona arwah itu tersenyum lebar. Lalu tersadar sesuatu. "Oh ya, terus yang bayar biaya operasinya siapa? Setahu gue kalau belum lunas administrasi, adek gue belum bisa dioperasi"
"Kalau itu gue nggak tahu. Soalnya waktu gue nanya ke bagian administrasi, katanya udah dibayar. Tapi mereka nggak bisa ngasih tahu. Katanya privasi"
"Yaudah nggak papa, nanti gue coba cari tahu sendiri" ucapnya sambil senyum cerah. "Makasih banyak ya, Satrio... gue bener-bener seneng banget"
"Ngapain makasih ke gue? Gue bahkan nggak ngelakuin apa-apa"
"Tapi berkat informasi yang lo kasih, gue jadi tahu kondisi adek gue. Akhirnya, gue jadi bisa pergi dengan tenang" kata gadis itu seraya tersenyum lebar.
"Anjir, gelap banget. Gue lupa beli token apa ya?" Gumam Satrio karena tiba-tiba suasananya berubah jadi mellow.
"Oh ya, btw lo kan udah tahu nama gue... tapi gue belum tahu nama lo tuh?"
"Cie, baru sekarang lo mau ngajakin gue kenalan nih?"
"Dih, udah jadi arwah aja masih genit"
Gadis itu malah nyengir lalu mengulurkan namanya. "Kenalin, nama gue Sora. Salam kenal ya, Satrio"
"Sorry, bukan muhrim" kata Satrio membuat Sora langsung pasang wajah datar.
•🌱🌱🌱•
Di ruangan kerjanya, Kanarga sedang mengecek berkas-berkasnya.
Seminggu ini, pria itu begitu sibuk dengan pasiennya. Dan malam ini dia baru sempat mengurus pekerjaan lainnya yang sempat tertunda.
"Sebentar..." Kening Kanarga mengernyit, memastikan kembali nama yang tertera di kedua berkas yang ada di tangannya.
"Loh? Kok namanya beda?" Kanarga mendelik. "Di dokumen ini yang meninggal namanya Jeha Isvara. Tapi di kartu pendonor kok... Soraya Dirandra??? Aish, kenapa bisa kek gini coba?! Jangan bilang ketuker? Apa salah input nama?"
Kanarga mengacak rambutnya frustasi saat mengecek ulang berkas di mejanya namun tak mendapatkan berkas yang dia cari. Mungkin efek tidak tidur dengan benar seminggu belakangan ini, alhasil otaknya jadi ngelag sampai separah ini.
Karena terlalu sibuk di RS, Kanarga jadi tidak sempat datang langsung ke yayasan, hanya terima laporan dari asistennya. Dan mungkin ada data yang terlewat karena ketidak telitiannya. Alhasil, pekerjaannya jadi kacau seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Aster
Teen Fiction[The Blue Aster➡️The Flower of Aster Season 2] Layaknya makna yang tersemat di bunga aster biru... Jangan khawatir, aku akan selalu setia~ Start: 15 Februari 2024