Yasa membawa Jeha ke taman yang terletak di sebelah kanan bangunan Yayasan. Biasanya, anak-anak suka main di sana ketika sore hari, atau di saat jam tertentu menyesuaikan jam istirahat.
Meski taman itu masih termasuk milik Yayasan, taman itu bersifat terbuka, tidak hanya disinggahi oleh penghuni Yayasan, orang luar yang ingin duduk di sana untuk sekadar ngadem juga boleh. Asal tetap menjaga kebersihan serta taat aturan, seperti dilarang membuat keributan misalnya.
Mungkin karena ini masih tengah hari, jadi taman itu terlihat agak sepi. Hanya beberapa orang saja yang terlihat di sana. Itu pun duduk berjauhan.
"Oi!" Yasa menepuk pundak pria yang tengah duduk sendirian di bawah pohon palem.
Begitu menoleh, pria itu langsung beranjak ketika pandangannya menangkap sosok gadis di sebelah Yasa.
"Jeha..." Hakkan hendak memeluk gadis itu, namun segera dihentikan oleh Yasa yang langsung pasang badan di depan Jeha.
"Di larang peluk-peluk! Bukan muhrim!" Kata Yasa sedikit nyolot.
"Lo nggak lupa siapa gue, kan?" Hakkan hendak mendekat, namun...
"Gue udah inget. Lo Hakkan kan? Orang yang udah nyium Jeha sembarangan di UKS?"
Ucapan Yasa membuat Jeha kaget.
Sebenarnya Hakkan sebal. Dari semua kejadian yang pernah Hakkan lakukan, kenapa Yasa harus mengungkit hal itu?
"A-apa?! Lo nyium gue?!" Jeha langsung menjauh dari Hakkan.
"Sorry, waktu itu gue reflek"
Jeha menoleh ke Yasa, "a-apa bener, dia... pacar gue, Yas?"
"Eh?" Yasa dan Hakkan sontak saling pandang.
Baru saja Hakkan hendak bersuara, tiba-tiba...
"JEHAAAAA!"
Teriakan itu membuat semua orang yang ada di taman menoleh, termasuk mereka bertiga.
"Lah, Ghani... " gumam Yasa memicingkan matanya.
Seorang laki-laki berlari lalu menerjang Jeha, memeluk erat gadis itu.
"E-eh? S-siapa?"
"Alhamdulillah lo masih hidup, Jehaaa. Gue seneng banget ya Allah. Makasih, makasih banget ya Allah. Jeha gueee~"
"Oi, lepas!"
Yasa berusaha menarik Ghani untuk menjauh dari Jeha, namun dasarnya tenaga pria itu yang tangguh, jadi Yasa gagal.
"G-gue nggak bisa napas anjir!"
Mendengar perkataan (makian) Jeha, Ghani langsung melepas pelukannya. Sebenarnya merasa sebal karena Hakkan bertemu dengan Jeha duluan. Seandainya tadi dia tidak lama mengantri di sate taichan. Aish!
"Jeha... ini beneran lo, kan?" Ghani mencubit kedua pipi Jeha membuat gadis itu menepis tangan Ghani, lalu bersembunyi di belakang Yasa lagi.
"Lo siapa sih?! Dateng-dateng langsung peluk. Cabul banget!"
Ghani menyeka air matanya, terharu bisa melihat Jeha lagi.
Bentar... tadi Jeha bilang apa?
"Gue Ghani, Je. Arghani Gumilar, calon masa depan lo"
"Percuma lo nyerocos, Ghan... Jeha amnesia" Yasa yang sudah mumet akhirnya angkat bicara.
"Ha?" Ghani loading. Wajahnya kentara banget ngelagnya.
"Karena kecelakaan, sekarang Jeha jadi amnesia, alias lupa ingatan. Nggak inget sama masa lalunya, termasuk lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Aster
ספרות נוער[The Blue Aster➡️The Flower of Aster Season 2] Layaknya makna yang tersemat di bunga aster biru... Jangan khawatir, aku akan selalu setia~ Start: 15 Februari 2024