Summer
Kunjunganku yang ditemani Louis ke keluargaku sudah terlewatkan seminggu yang lalu. Sebagai ucapan terima kasih, aku membuat beberapa cupcakes untuk Louis. Awalnya Louis menolak menerima cupcakes itu dengan alasan ia takut jika aku memberinya racun-yang merupakan alasan paling konyol-, tapi setelah ribuan paksaan akhirnya Louis menerimanya.
Tok...tok....
"Coming!" Aku sedikit berlari menuju pintu walaupun aku tahu siapa yang akan datang. Saat membuka pintu, aku tidak terkejut melihat Louis yang berdiri di depan pintu.
"Oh you. What a suprise." Ucapku dengan sedikit sarkasme. Louis hanya tersenyum dan berjalan melewatiku untuk masuk kerumahku. Entah kenapa belakangan ini Louis sangat sering ke rumahku. Setiap aku bertanya, dia selalu mengatakan jika dia sedang bosan di rumah atau beribu alasan lainnya. Tapi alasan yang paling membuatku ingin mengusirnya adalah,
"Setidaknya jika aku menghamburkan barang disini, aku tidak perlu repot berpikir untuk membersihkannya."
Membuang semua pemikiranku, pun aku masuk dan sudah mendapati Louis yang sedang duduk dan menonton salah satu siaran tv.
"Oh, aku hampir lupa!" Louis membalikkan badannya hingga sekarang ia menghadapiku, "bisakah kau membuatkanku kue itu lagi? Harus kuakui itu sangat enak, bahkan Harry merengek untuk meminta kue itu lagi. Dan aku cukup terkejut melihat kue itu tidak ada racun sedikit pun."
Aku memutar kedua bola mataku, "kau tidak bisa seenaknya memerintahku tahu."
"Hey! Aku itu tamu. Kau seharusnya melayaniku dengan baik!" aku tetap menolak yang kemudian aku sesali karena kemudian Louis terus merengek tak henti selama 20 menit. Merasa sedikit resah, aku menghela nafas, "aku tidak punya bahannya, Lou."
Lousi terdiam, kemudian dia berdiri dan mengambil kunci mobilnya. Aku hanya mengamatinya dengan bingung hingga ia menarik tanganku.
"Wha-- Kau mau kemana?" Ucapku sedikit keras dan berusaha melepaskan genggaman Louis di tanganku.
Louis kemudian berhenti tapi tetap memegang tanganku. Ia kemudian menatapku dan mengedikkan bahunya, "Membeli bahan. Mau apa lagi?"
"Tapi aku belum ganti baju." Louis memutar kedua bola matanya, "kalau begitu ganti baju. Jangan mempersulit keadaan, Summer." mendengar hal itu membuatku ingin sekali menampar pria di hadapanku. Dia yang menarikku tiba-tiba, dia juga yang menyalahkanku karena belum ganti baju dan 'mempersulit' keadaan. Tapi karena aku juga ingin membeli perlengkapan yang lain, aku hanya menghela nafas dan menarik tanganku dari genggaman Louis menuju ke kamar.
•-•
Louis mengambil beanie-nya yang tersimpan dalam mobil dan memakainya ketika berjalan memasuki toko. Aku mengambil troli yang berada di dekat pintu masuk dan memberikannya kepada Louis. Louis hanya memandang troli itu dan menatapku dengan tatapan tanda tanya.
"Kau yang akan mendorong trolinya." ucapku menjawab tatapan tersebut.
Louis menaikkan satu alisnya, "dan kau akan melakukan apa?" Tanpa aba-aba, aku memanjati troli tersebut dan duduk di dalamnya. Aku kemudian meninju udara dan berkata 'lets go'.
"No way. Aku tidak akan mendorong troli ini ketika kau ada di dalamnya. Menurutmu umurmu berapa ? 5 tahun?" Aku membalikkan badanku dan melihat Louis dengan wajah cemberut dan melipat kedua tangannya di depan dada. Aku kemudian tersenyum memikirkan balasan yang bagus untuknya, balasan yang aku ambil dari lagunya , "you think you're the only one who doesn't want to act your age?"" Louis memutar kedua bola matanya membuatku tertawa. "oh, ayolah. Kau mau cupcake kan? Nah sekarang jalan." akhirnya dengan terpaksa Louis mendorong troli dengan aku yang ada di dalamnya.
"Sereal? Aku pikir kita tidak butuh sereal untuk membuat cupcakes?" Tanya Louis melihatku bingung ketika aku menaruh 1 dos sereal di troli. Aku sudah turun dari troli itu beberapa saat yang lalu dikarenakan barang yang sangat banyak dan aku tidak mau tenggelam diantara semua barang itu.
Aku menggigit bibir bawahku, "soal itu, aku juga ingin membeli kebutuhanku yang lain." Louis menghela nafas dan bergumam 'whatever.'
"Louis?" Suara seorang wanita terdengar asing di telingaku. Aku mengalihkan pandanganku menuju sumber suara dan melihat seorang gadis cantik -mungkin seusiaku- berambut panjang brunette. Aku kemudian menatap Louis mencoba membaca ekspresinya ketika melihat gadis tersebut, namun sayang aku tidak jago dalam hal tersebut. Seketika saja aku merasakan suasana menjadi sedikit lebih tegang.
"Oh, hey Kelly." ucap Louis menunjukkan ekspresi sedikit bosan mungkin?
Kelly? Terdengar familiar.
Gadis itu, Kelly, memandangi Louis kemudian memandangiku dari atas sampai bawah, "jadi ini pacar barumu?" Aku kemudian merasakan sebuah tangan merangkul pundakku, tentu saja itu tangan Louis, "ya, perkenalkan Summer. Pacar baruku."
Tunggu,
tatapan mengenaskan dari Kelly,
Louis memamerkan pacar,
Suasana yang seketika menjadi awkward,
Kemudian sesuatu mematik dipikiranku. Dia Kelly, mantan Louis yang sangat haus akan perhatian media dan yang aku tahu semua fans Louis membencinya, Aku tidak tahu mengapa mendengar itu membuatku sedikit senang.
Yeah, im his (fake) girlriend bitch. Stay away.
"Kau tahu? Aku tidak punya waktu untuk ini. Ayo Summer, kita membayar lalu pergi." Louis pun membalikkan badannya dan beranjak pergi. Saat aku ingin mengikuti Louis, sebuah tangan memegang lenganku dan menarikku.
Aku berbalik dan tentu saja yang menarikku adalah Kelly. Ia kemudian mendekatkan bibirnya ke telingaku membisikkan sesuatu.
"Listen here, aku tidak tahu mengapa Louis lebih memilihmu. Maksudku, kau tidak seberapa dibanding denganku. Jadi kau harus berhati-hati karena suatu saat aku akan kembali mendapatkan Louis. Jika bukan aku, aku yakin orang lain akan mendapatkannya. Anyone but you."Mendengar bisikannya membuatku merinding dan perkataannya membuatku sedikit merasa tersakiti. Harus kuakui dia memang lebih cantik dibanding diriku, tapi aku berusaha menyembunyikannya dan memutuskan untuk melawan.
"Kalau begitu kau harus berjuang dengan keras untuk mendapatkannya, bitch." Dengan begitu aku meninggalkannya dan aku bisa melihat dia yang terus memandangiku dengan tatapan iblisnya itu.Aku mendapati Louis yang sudah berada di kasir dengan barang belanjaanku yang sudah berada di kantong plastik. "Berapa semuanya?" tanyaku mengeluarkan dompet.
Louis menoleh padaku, "tenang saja, aku yang membayar."
"Tapi--"
"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang angkat barang ini ke mobil dan mari membuat cupcakes!" Serunya dengan senyum lebar. Aku tertawa karena dia bertingkah seperti anak kecil.
"what are you? 5 years old?" Ucapku mencuri perkataannya. Louis hanya memutar kedua bola matanya dan mulai mengangkat barang.
Setelah membayar semua dan menaiki mobil, Louis hanya terus berbicara mengenai kue yang sebentar lagi akan kami buat. Sedangkan aku, aku hanya diam menatap keluar jendela dan memikirkan setiap perkataan Kelly barusan, selain perkataannya membuat percaya diriku hilang, hal itu juga membuatku takut jika dia benar-benar akan merebut Louis. Kemudian aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, kenapa aku takut kehilangan Louis? Kenapa aku memikirkannya? Kenapa aku peduli?
Dan kenapa aku harus menjadi pacar palsu dan bukan yang asli?
Hello
bitjh its lima bean birthday.
my babycakes.
my sunshine.
the most sweetest person.
the most heart-kinded person.
the luv of ma lyf turning 22.