Chapter 27

3.7K 491 64
                                    

Lilo look so damn good 👅

Louis

Selama perjalanan aku tidak bisa melepaskan mataku pada Summer. Aku selalu mencuri pandang padanya dan menghiraukan fakta bahwa aku sedang menyetir sehingga aku hampir menabrak seseorang yang sedang naik sepeda.

"Louis!" teriak Summer dengan mata terbelalak dan menaruh satu tangannya di atas dada, "perhatikan jalanan!"

Aku hanya terkekeh dan bergumam 'Sorry' dan mulai memperhatikan jalanan (walau terkadang aku masih mencuri pandang untuk melihat Summer)

Hingga mobil berhenti karena lampu merah. Aku merasakan senyumku mengembang karena saat ini aku bisa melihat gadis disampingku tanpa gangguan dalam selang beberapa detik.

It just so hard to not look at her beautiful blonde hair.

The dress that really fit on her.

And not to forget her beautiful and also cute face.

"Stop looking at me," Ucap Summer yang seketika mengalihkan pandangannya dari luar jendela dan memandangku, "aku merasa tidak nyaman tahu."

Aku sekali lagi terkekeh, "it's not illegal to look at something beautiful."

Dengan begitu pipi Summer memerah.

"Awe, someone's blushing." Aku tertawa dan mencubit pipinya. Summer menepis tanganku dan mengomel.

•-•

"And here we are!" Ucapku ketika mobil berhenti tepat di depan sebuah gedung besar dan sebuah red carpet panjang terpasang menunjukkan arah pintu masuk.

Aku keluar dari mobil dan dengan segera membukakan pintu untuk Summer. Aku mengulurkan tanganku, Summer tersenyum dan menerima uluran tanganku seta menggenggamnya.

Keadaan sama seperti kejadian red carpet beberapa bulan yang lalu. Blitz kamera paparazi bertebaran, aku dan Summer yang berjalan diatas red carpet dengan tangan yang berkaitan. Tapi beda dengan yang dulu, kali ini aku sangat bangga dan senang menggenggam tangan Summer. And it feels like i want to show her off to the world even though she's not officially mine.

Kami berjalan memasuki gedung tersebut. Saat sampai di dalam gedung, aku melihat Summer yang terperangah melihat dalam gedung itu.

Bagaimana tidak, bagian dalamnya sangat luas. Terdapat meja dan kursi untuk para tamu dan bagian tengah dikosongkan untuk dipakai berdansa. Langit-langitnya dihiasi dengan chandelier yang besar dan indah. Sangat mirip bagian dalam istana prince charming dalam film Cinderella.

"Aku tidak percaya dengan semua ini, membuatku merasa seperti cinderella. Minus ibu tiri dan kakak tirinya." Ujar Summer yang masih melihat seluruh tempat ini.

"Yeah, and I'm your prince." sekali lagi pipi Summer memerah dan memukul lenganku, "berhenti menggodaku."

Aku tertawa, "kau lucu jika blushing."

Baru saja Summer membuka mulut untuk berbicara, Liam datang bersama Sophia, "Hey guys."

"Hy, Li!" Seru Summer melambaikan tangannya.

"Senang bisa melihat kalian hadir." Ujar Sophia tersenyum.

"Well, kesempatan tidak boleh dilewatkan." Aku melihat Summer dan tersenyum, tapi dia hanya mengangkat satu alisnya terlihat bingung. Sedangkan Liam tersenyum lebar karena hanya dia yang tahu kemana arah pembicaraanku ini.

"Liam, aku pinjam Sophia dulu." Dengan begitu Summer melepas genggaman tanganku dan menarik Sophia pergi tanpa menunggu persetujuan Liam. Meninggalkan kami berdua yang berdiri di tengah-tengah gedung.

"Sampai sekarang sudah berjalan lancar?" Tanya Liam.

Aku mengusap tanganku pertanda gugup dan tersenyum lebar, "yeah, a lil bit nervous though."

"Louis Tomlinson? nervous karena seorang gadis?" Liam tertawa, aku hanya memutar kedua bola mataku.

"Aku suka ini. Kau tahu, having a big crush on a girl. Feel so nervous to ask her out. I feel like a normal teenager."

Liam mengangguk, "Tapi kau sudah terlalu tua untuk menjadi teenager."

"Dan aku masih muda untuk dibilang tua."

Lama kelamaan tempat ini semakin terisi. Summer datang bersama Sophia dan ia terlihat sangat menikmati moment ini yang menurutku sangat bagus.

Setelah mc sudah melakukan pembukaan dan beberapa basa-basi, akhirnya pesta dansa itu dimulai. Liam dan pasangannya sudah menghilang ke pesta dansa sejak lagu dimulai. Sedangkan aku dan Summer masih duduk terdiam di tempat.

Aku tidak mengajak Summer kesini untuk aku dan dia duduk tanpa berbuat apa-apa. Maka dari itu aku berdiri dan mengulurkan tanganku di hadapannya, "Let's dance, princess."

Summer melihat uluran tanganku, dan aku melihat ada keraguan di matanya.

Aku mengerutkan keningku, "ada masalah?"

"It just," Summer menghela nafas, "i can't dance."

"Oh ayolah, ini seperti pesta dansa SMA. Aku yakin kau pernah mengalaminya." Ujarku tertawa.

Tawaku menghilang ketika melihat Summer memandang ke lantai dan menggigit bibir bawahnya, "apa aku mengatakan sesuatu yang salah?"

Summer menggeleng, "the problem is, aku tidak pernah ke prom SMA."

"Kenapa?" Jujur aku terkejut, bagaimana bisa dia melewatkan 'yang katanya moment paling indah' saat sma?

"Nobody ask me to be his date. So why would i bother to come?" Ujar Summer mengedikkan bahunya.

Aku terdiam. Memikirkan betapa bodohnya seluruh pria di sekolah Summer yang sudah melewatkan gadis yang luar biasa ini. Mungkin mata mereka perlu diperiksa.

Tapi sesuatu membuatku tersenyum," Forget all the boys on your high school. They're just blind. Kau tahu, aku juga belum pernah merasakan prom. And it would be such a privilage to have my first dance with you, Summer."

Senyum Summer seketika mengembang. Tanpa keraguan lagi, ia menggapai uluran tanganku, "it would also be such a privilage to have my first dance with you, Lou."

Pun aku menuntunnya hingga berada di tengah pesta dansa. Ia mengalungkan tangannya dileherku dan kedua tanganku berada di pinggangnya.

Kami bergerak mengikuti aluran lagu yang slow. Aku menatap wajah gadis di hadapanku, begitupun ia menatapku. Karena aku yang lebih tinggi darinya membuatnya harus sedikit mendongakkan kepalanya sehingga dapat melihatku.

Aku mengagumi setiap lekukan wajahnya. Hidungnya. Senyumnya. Matanya.

Walaupun saat awal aku cukup membencinya, but in this moment, i just want her to be mine.

Dengan begitu aku menariknya secara perlahan hingga dahi dan hidung kami bersentuhan.

"Lets go on a date with me, Summer."

Summer terlihat cukup terkejut atas ajakan itu membuatku seketika semakin gugup. Bagaimana jika ia menolaknya?

Tapi gugupku hilang melihat ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, "Obviously."

siapa sih yg gamau ngedate bareng louis hm.

so how do you think? gasuka? suka? ada kritik? saran? tinggalkan di comment~

*shameless self-promo*
yang suka 5sos bisalah ff 5sos gue di baca. Kalo mau cek work yaa, and leave your vomments. thank youuu

Faking It ||l.t|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang