Chapter 33

2.9K 469 39
                                    

summer

Kau tahu? aku merasa sangat positif dengan hubunganku dengan Louis.

Walau saat ini status kami masih 'hubungan palsu', aku cukup yakin suatu saat akan menjadi hubungan yang cukup serius.

I hope so.

"Summeeerr, ayolah kumohon temani aku," rengek Louis di sampingku.

Aku memutar kedua bola mataku, "Louis, haruskah aku membelikanmu kamus dan menunjukkan arti kata 'tidak?"

"C'mon, babe. Aku janji akan melakukan apapun," ujar Louis dengan senyum lebarnya.

"Kau serius?"

"Aku sangat, sangat, sangat serius."

Aku memasang wajah seriusku dan memajukan wajahku hingga beberapa senti di depan wajahnya, "well then, aku mau kau diam dan berhenti menggangguku."

Louis yang awalnya memasang wajah serius, seketika mamasang wajah datarnya kemudian memutar kedua bola matanya membuatku tertawa. Saat tertawa tiba-tiba saja aku merasakan 2 jari yang menyentil keningku, "you sucker."ujar Louis

"Aw, Lou!"aku memukul lengan Louis dan mengusap keningku.

Louis hanya tertawa, "you deserve it. You know what, aku membuang waktuku disini. Baiklah jika kau tidak mau menemaniku ke club malam ini," Louis kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu, "just don't miss me, yeah?"

"Aku yang seharusnya mengatakan itu, " balasku. Aku dapat mendengar Louis tertawa kemudian suara pintu yang tertutup menandakan ia sudah keluar.

*

Sudah pukul 1 malam dan Louis belum pulang.

Aku merasakan mataku sudah berat, maka aku memutuskan untuk tidak menunggu pria itu dan pergi untuk tidur.

Aku mengganti pakaianku dengan pakaian yang pas untuk tidur. Setelah selesai, aku membuang diriku di kasur dan menuju alam mimpi.

Aku rasa aku baru menutup mataku beberapa menit, kemudian aku mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Mungkin itu Louis.

Aku membuka satu mataku dan mendapatkan Louis yang sedang membuka bajunya. Aku kembali menutup mataku, merasakan pipiku memanas setelah melihat seorang pria yang shirtless itu. Aku kemudian merasakan Louis yang berbaring di sampingku. Yang membuatku sedikit terkejut adalah ketika tangan Louis melingkar di pinggangku. Memelukku sangat erat.

Sangat erat.

"I'm sorry," bisik Louis di telingaku. Aku mengerutkan keningku.

Untuk apa ia meminta maaf?

Aku ingin menanyakan apa yang ia maksud dari perkataannya itu. Tapi jika didengar dari dengkurannya, Ia sepertinya sudah tetidur. Dan karena aku memang sudah sangat mengantuk, aku memutuskan untuk tidur dan menanyakan hal tersebut ke Louis esok hari.

Keesokan harinya aku terbangun pukul 9 pagi.

Aku meraba tempat tidur di sampingku, mengharapkan mendapatkan tubuh Louis. Tapi yang aku dapatkan hanya tempat tidur kosong.

Faking It ||l.t|| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang