Hey guys.. Cerita ini datang dengan kolaborasi antara aku dan Higan_cha.. Jadi jangan khawatir aku akan mengabaikan cerita sebelah. Karena cerita ini kami tulis berdua dan bersama-sama..Semoga suka.
Sore itu, taman kota terlihat senggang. Hanya nada seorang remaja yang tengah menikmati mangga hasil curian. Dia, Elios Faenza. Anak polos jatuh ke bego sedari kecil tinggal di panti asuhan kumuh dan tidak ada aturan ketat. Elio anak yang ceria dan sering menjadi badut untuk temannya. Meski sering dijahili, dia hanya tersenyum, karena berfikir jika mereka tertawa dengannya, padahal kenyataannya dialah yang ditertawakan.
Hari sudah mulai gelap, Elio mengantongi sisa mangga dan membawanya pulang. Berharap dengan itu, ibu panti akan sedikit hangat padanya. Dalam perjalanan pulang, hujan turun begitu lebat. Memaksa Elio untuk berteduh di halte terdekat. Elio duduk sendirian karena hujan, jalanan tempat tinggalnya menjadi sepi. Ekor mata Elio tak sengaja melihat buku novel yang usang dan rusak. Karena penasaran, dia memungutnya. Membaca buku itu hingga beberapa jam berlalu.
"Wahh ceritanya bagus.. Elio suka!" seru bocah itu. Elio lupa waktu sampai jalanan begitu sepi. Terlebih lagi karena baru saja turun hujan. Dia terus membaca buku tersebut hingga selesai.
"Loh! Kok sudah gelap banget?" kagetnya melihat suanasa gelap di sekitar. Hanya lampu halte yang menjadi penerang ia saat ini. Juga, lampu jalanan berada sedikit jauh dari posisinya sekarang.
"Karena keasikan baca sih. Ugh, Elio harus pulang. Nanti ibu panti marah. Elio ga mau dipukul lagi," keluhnya. Ia pun berdiri untuk beranjak pergi. Tak lupa ia memeluk buku itu untuk ia bawa pulang supaya bisa Elio baca lagi setelah sampai di panti.
Elio bersenandung sepanjang jalan sambil berusaha menghalau keheningan. "Semoga ibu gak marah. Elio kasi semua aja ya mangga sama uang jajan Elio, semoga aja ibu ga main pukul hari ini. "
Itu keinginan kecilnya. Namun kenyataan justru berkata sebaliknya. Saat dia sampai di panti, dia sudah disambut oleh ibu panti yang memegang rotan. "Pulang terlambat lagi Elio? Sudah berapa kali saya katakan untuk pulang sebelum jam delapan! Kau membuat saya menunggu! Jika saja saya tidak kasihan padamu, sudah saya kunci pintu panti agar kau mati kedinginan diluar. Dasar tidak tahu diuntung! "
"Ma-maaf bu, Elio kehujanan tadi di jalan. Jadi Elio neduh dulu di halte. E-elio bawa mangga sama uang jajan Elio buat ibu. Jangan hukum Elio ya bu. " Elio menyerahkan kantong berisi mangga dan uang jajannya yang selama ini dia kumpulkan sejumlah dua puluh ribu. Ibu panti mengambilnya, namun dia tetap menyeret Elio ke gudang belakang. Tempat dimana Elio selalu dihukum jika melakukan kesalahan sekecil apapun itu.
"A-ampun bu, jangan hukum Elio. Elio takut disana bu." Elio memohon, seakan tuli, ibu panti terus menyeret Elio tanpa mendengar keluhan anak itu. Elio terisak pelan karena tak ingin sang ibu panti semakin marah mendengar tangisannya.
Setelah sampai, Ibu panti langsung menghempaskan tubuh Elio kedalam gudang gelap itu. Matanya menyorot tajam sosok Elio. "Kamu pikir saya peduli? Renungi kesalahan kamu di sini!" ketusnya lalu beranjak pergi. Tak lupa ia mengunci pintu gudang agar Elio tak bisa keluar.
"Bu, Elio minta maaf bu, jangan kurung Elio di sini bu! Elio mohon, buka pintunya! Hiks bu. " Elio menggedor pintu kayu dengan gelisah. Dia terus memohon, berharap ibu panti mau mengeluarkannya.
Satu jam sudah terlewat begitu saja. Elio meringkuk di lantai yang dingin, tubuhnya menggigil, apalagi hujan kembali turun dengan deras. Lantai gudang juga mulai dimasuki air. Elio menangis dalam diam, berharap jika besok dia akan dikeluarkan dan dirinya tidak demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Became A Favorit Figure - End
Teen FictionCerita ini berkolaberasi dengan penulis handal @Higan_cha. kalian wajib mampir di lapaknya. ( Up satu hari sekali, paling lambat 2 hari sekali ) Seorang badboy, bertransmigrasi ke tubuh seorang anak polos sudah biasa. Tapi bagaimana jadinya jika seo...