07. Kamp di Masjid Huddan

123 25 0
                                    

( Shahih Tarikh Ath-Thabari, hal. 678-680 )

Ali berinisiatif melakukan perundingan dengan pihak Thalhah. Maka, ketika mereka berada di Dzi Qaar, Ali mengutus Qa'qa bin Amru untuk berdialog dengan Pihak Thalhah.

Qa'qa pun berangkat menuju Bashrah. Begitu sampai disana, orang yang pertama ditemuinya adalah Aisyah. Qa'qa pun dengan santun menyapa Ummul Mukminin,
" Wahai Ibuku, apa tujuan anda datang ke Negeri ini? "

Aisyah membalas dan menjawab,
" Wahai Bunayya ( Anakku ), Aku hendak melakukan Ishlah bagi kita semua. "

Qa'qa berkata,
" Dapatkah aku bertemu dengan Thalhah dan Zubair, agar aku bisa mendengar apa yang akan mereka katakan. "

Maka Aisyah mengutus orang untuk memanggil Thalhah dan Zubair. Tak lama berselang, mereka pun hadir disana. Qa'qa kemudian menyapa mereka dengan santun dan bertanya seperti yang Ia tanyakan kepada Ummul Mukminin. Thalhah dan Zubair menjawab seperti halnya jawaban dari Ummul Mukminin.

Qa'qa melanjutkan,
" Jika demikian, maka aku hanya ingin mengetahui apa yang menjadi syarat dari Islah ini? "

Zubair menjawab,
" Kami hanya ingin para pembunuh Utsman bin Affan di adili. "

Qa'qa kemudian berbicara,
" Kalian telah membunub sejumlah tersangka yang ada di Bashrah. Kalian telah membunuh 600 orang kurang satu, dan itu membuat 6.000 lainnya murka. Lalu, kalian masih mencari seorang lagi yang bernama Harqush. Ketahuilah bahwa dia berada didalam perlindungan Bani Sa'ad. Sementara 6 ribu orang yang tadinya membela kalian malah membelot karena membela seorang itu ( Harqush ). Dan jika kalian melepaskan Harqush maka berarti kalian tidak konsisten dengan misi kalian, namun jika kalian memaksakan diri maka kalian akan berhadapan dengan 6 ribu orang. Bahkan Bani Mudhar dan Rabi'ah yang sebelumnya mendukung kalian, sekarang membentuk koalisi untuk melawan kalian sebagai pembelaan atas satu orang itu. "

Mendengar hal tersebut, Ummul Mukminin seolah disadarkan oleh logika brilian Qa'qa. Maka, Beliau-pun bertanya,
" Lalu, apa saranmu? "

Qa'qa pun menawarkan solusi kepada mereka.
" Yang pertama adalah mengobati hati. Redamlah amarah didalam diri kalian, hingga kalian mampu berpikir dengan jernih. Seandainya Kalian dengan sukarela membaiat kami, maka kami berjanji akan segera melakukan penyelidikan atas pembunuhan Utsman bin Affan. Namun jika kalian bersikeras untuk memerangi mereka secara frontal, maka hilanglah sudah harapan untuk menghukum para Pembunuh Utsman. "

Mereka-pun menerima solusi yang ditawarkan oleh Qa'qa. Aisyah berkata,
" Baiklah, kami akan menerimanya jika Ali mengatakan hal yang serupa dengan yang kau katakan. Kembalilah kamu ke Ali dan laporkan mengenai Pembicaraan ini. "

Maka Qa'qa pun kembali ke Ali dan menceritakan keseluruhan dialog antara Dia dan Aisyah, Thalhah, juga Zubair. Aisyah-pun berangkat ke Wilayah Uzud. Beliau bersama rombongan singgah di Masjid Huddan dan mendirikan Kamp disana.

***

( Biografi Ali, Ash-Shallabi - hal. 588 )

Setelah pertemuan dengan Qa'qa bin Amru, maka perdamaian-pun ada didepan mata. Ali kemudian mengembalikan setiap kabilah ke kabilahnya. Bani Mudhar ke Mudhar, Bani Rabi'ah ke Rabi'ah, Yaman ke Yaman. Suasana yang tadinya tegang, seketika mencair dan menjernihkan udara.

Ali berkata,
" Ketahuilah, besok aku akan berangkat. Maka jangan ikut bersamaku para Pembunuh Utsman. "

Ketika orang-orang telah pulang ke rumah masing-masing, maka Ali bersama Thalhah dan Zubair bertemu dan berbincang-bincang. Mereka dapat menyelesaikan permasalahan mereka dengan baik dan dapat menerima keputusan dari Amirul Mukminin.

( Al-Hafizh Abu Ya'la al-Mushili berkata, " Abu Yusuf bin Ibrahim ad-Dauraqi, dari Abu Ashim, dari Abdullah bin Muhammad bin Abdul Malik bin Muslim ar-Raqasyi, dari Kakeknya - Abdul Malik, dari Abi Jarwi Al-Mazini. al-bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir hal. 420 )

Ali dan Az-Zubair bersepakat kala itu. Ali berkata kepada Az-Zubair, " Demi Allah, aku bertanya kepadamu, bukankah engkau mendengar Rasulullah bersabda, 'engkau akan memerangiku ( Ali ) sedangkan engkau berada dipihak yang zhalim.' "
Zubair berkata, " Benar, aku baru mengingatnya sekarang. "

∆∆∆

Para Prajurit dan penduduk kedua belah pihak merasa begitu lega, karena pada akhirnya perang dapat terhindarkan. Mereka saling bercengkerama dan memperbincangkan tentang perdamaian yang mereka telah sepakati bersama.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Battle of BashrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang