11. Terbunuhnya Zubair

91 22 0
                                    

Sesaat sebelum Thalhah maju dan mencoba menghentikan peperangan, Zubair sudah merasa jengah. Dia melihat semuanya porak-poranda akibat ulah Sabaiyyah. Dia tak pernah memperhitungkan jika keadaan akan menjadi separah ini, terlebih lagi bahwa mereka dan Ali telah bersepakat untuk berdamai.

( riwayat Ibnu Khaitsamah yang dikutip oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar, dari Abdurrahman bin Abu Laila. Shahih Tarikh ath-Thabari hal. 706 )

Ketika kedua pasukan saling berhadapan, lalu seseorang didalam barisan Ali bertanya, " Dimana Zubair? " Ali lalu menunjuk sebuah arah hingga mereka yang berada disekitar Ali melihat kesana dan ternyata Zubair telah berpaling dari barisannya sebelum peperangan itu terjadi.

∆∆∆

Maka disaat itu, Zubair berayun naik keatas kudanya, dia segera beralih dan memilih untuk tidak terlibat dalam pertumpahan darah.

( Al-Baihaqi meriwayatkan dari Al-Hakim, dari Jalur Abdullah bin Muhammad bin Abdul Malik bin Muslim ar-Raqqasyi, dari Kakeknya, dari Abu Jarwi al-Mazini, dari Ali dan Az-Zubair. Al-bidayah wa An-Nihayah, Ibnu Katsir - Hal. 420. )

Zubair mengendarai tunggangannya dan membelah barisan pasukan. Kemudian, Anaknya - Abdullah binnAz-Zubair menahannya. Ia bertanya, " Ada apa denganmu? "

Zubair berkata,
" Ali mengingatkanku akan hadits yang pernah kudengar dari Rasulullah. Bahwa aku akan memerangi Ali, sementara aku berada dipihak yang Zhalim. "

Abdullah berkata,
" Apakah kau datang untuk berperang? Kau datang untuk mendamaikan umat manusia, iyakan? "

Zubair berkata,
" Aku telah bersumpah untuk tidak memeranginya ( Ali ). "

Abdullah berkata,
" Merdekakan sajalah budakmu yang bernama Sarjas, dan majulah untuk mendamaikan umat manusia. " Kemudian, dia memerdekakan budaknya.

( riwayat al-Bukhari, dari Abdullah bin Zubair. Shahih Tarikh ath-Thabari hal. 709 )

Az-Zubair menyuruh Abdullah untuk mendekat, maka Abdullah menghampirinya. Kemudian, Zubair berkata,
" Wahai Anakku, hari ini tidak ada yang terbunuh kecuali orang-orang yang Zhalim atau yang terzhalimi. Dan Aku ingin ketika aku mati nanti, aku mati dalam keadaan terzalimi. Karna kepedulianku yang terbesar hanyalah agamaku. "

∆∆∆

( Shahih Tarikh ath-Thabari hal. 687 )

Dia memacu kudanya ke Safawan. Disana, seorang dari Majasyi bernama An-Na'ir berpapasan dengannya.
Na'ir berkata,
" Hendak kemanakah engkau pergi, Wahai teman diskusi Rasulullah SAW? Pergilah bersamaku, karena engkau akan berada didalam perlindunganku dan tidak ada satu orang pun yang kubiarkan menyentuhmu. " Zubair pun pergi bersama dengan Na'ir.

Kabar kepergian Zubair sampai ke telinga Al-Ahnaf. Ada seseorang yang kemudian berkata kepadanya,
" Ada seseorang yang bertemu Zubair di Safawan, apa yang harus kita lakukan? "
Al-Ahnaf berkata,
" Dua kubu muslim saling menumpahkan darah. Biarlah dia kembali ke rumahnya. "

Kabar tersebut juga diketahui oleh Ibnu Jurmuz dan 2 orang temannya. Mereka-pun segera memacu kuda-kuda mereka dan mengejar Zubair.
Ketika Zubair sampai di sebuah wilayah bernama As-Siba, Ibnu Jurmuz, Fadhalah, dan Nufai berhasil menyusul mereka, mereka berkuda sampai tepat dibelakang Na'ir, lalu Ibnu Jurmuz menebas Na'ir hingga Pria itu tersungkur dan mati.

Kemudian Ibnu Jurmuz menyerang Zubair yang saat itu sedang berada diatas kudanya bernama Zulkhimar. Mereka bertarung menggunakan pedang dan Zubair mengungguli Ibnu Jurmuz. Ketika Zubair hampir menang, Ibnu Jurmuz berteriak,
" Nufai! Fadhalah! "
Lalu kedua temannya itu datang dan menyerang Zubair beramai-ramai. Mereka mendesak Zubair hingga akhirnya tewas ditempat itu.

( riwayat Khalifah bin Khiyath, dari Ali bin Ashim, dari Hushain, dari Amru bin Ja'wan, dari Al-Ahnaf. Shahih Tarikh ath-Thabari 706 )

Ketika Zubair berpaling dari Pasukannya, dia diburu oleh Amru bin Jurmuz. Ketika dia berhasil menyusulnya di Lembah Siba, dia membunuh Zubair.

∆∆∆

Battle of BashrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang