Gangguan makan Yoshi membuat badan Yoshi kurus. Kadang dia iri dengan Haruto yang tiba-tiba memanggil Jennie untuk meminta kudapan diluar jam makan mereka. Hanbin juga kerap menambah makanan, meminum lebih dari dua gelas stroberi ade' buatan Jennie. Dan bahkan Jennie, perempuan itu suka makanan manis. Melihat Jennie mengunyah manisan kadang membuat Yoshi menelan ludah pias.
Mereka bertiga makan dengan normal, makan jika lapar, dan makan lagi jika ingin.
Namun semua itu berbeda dengan Yoshi. Dia tidak lapar. Dia makan karena dipaksa, dia pun makan karena tubuhnya hampir pingsan, dan perutnya terasa sakit.
Makan memuaskan nafsu manusia, makan membuat Yoshi hidup.
"We have second dinner tonight." Hanbin berujar dengan suara menyenangkan. Membuyarkan lamunan Yoshi.
Haruto disebelahnya menghela nafas kesal. "Not it."
"Aw, maaf Haru. Second dinner malam ini cuma buat para orang tua." Balas Jennie kemudian terkekeh.
"Glad to hear, i'm out tonight."
Jennie menoleh, "Sama Junghwan?"
"Nah, i'm going to Jeongwoo's house."
Yoshi merotasikan matanya, Haruto benar-benar membulatkan surat ketika menyebutkan nama Jeongwoo disana. Yoshi tau itu hanya akal-akalan Haruto membuat Yoshi marah.
Namun mendengar alasan itu Hanbin mengangguk setuju, memberi izin kemudian menatap Yoshi lagi. "Junghwan bakal jagain kamu selama kita pergi."
"What do you think of me? Toddler?"
Jennie menaruh sendoknya. "We have to, Honey. Haruto nggak akan dirumah malam ini. Dan kami mau ada yang jaga kamu selagi kami pergi."
"Ma, i'm fine. I justㅡ sleep maybe."
"Still, lagian Junghwan juga sendirian. Mungkin kalian bisa nonton tv bareng, ngerjain pr or else..."
Yoshi menaikkan satu alisnya.
Yeah, or else..
•••
"Ahh shit!"
Mungkin ide untuk menitipkan Yoshi untuk dijaga oleh Junghwan adalah hal yang agak salah. Meskipun baik orang tua Yoshi maupun Junghwan tidak akan menyangka bahwa acara menjaga Yoshi adalah dengan membuat anak itu tidak berdaya di atas kasurnya.
"Hwan... I'm tiredㅡ Uhh!"
Junghwan benar-benar memanfaatkan keadaan dengan sangat baik. Ya, jika dalam keadaan anggota keluarga Yoshi lengkap di dalam rumah saja dirinya bisa bebas menggauli Yoshi, apalagi jika rumah itu dalam keadaan sepenuhnya kosong.
Ditambah, Jennie secara jelas mengatakan bahwa Junghwan harus menjaga Yoshi selagi orang tua mereka keluar makan malam.
Drriiingg!!
Ponsel Yoshi berbunyi nyaring diatas nakas. Kedua orang yang sedang asik-asik nya dengan kegiatan mereka itu sontak menoleh, sama-sama kaget karena ponsel Yoshi berbunyi cukup nyaring.
Tangan Junghwan meraih ponsel itu, menemukan nama Jennie disana.
"Mama lo..."
Yoshi dengan nafas tersenggal bangun dibantu Junghwan. Perlu beberapa detik dirinya mengatur nafas sebelum akhirnya mengangkat telefon dari Jennie.
'Honey~ disini hujan deras! Dan your father need second round! Can u please tell Junghwan not to leave before us coming home? Or... at least he can leave if your brother come home earlier.'
Yoshi menghela nafas, menatap Junghwan yang tersenyum tipis karena suara Jennie cukup keras dan terdengar meskipun tidak menggunakan loudspeaker.
"Iya, Ma."
'U guys okay?'
Seketika Yoshi menegakan badannya. "We're fine... watch movie and ordering pizza."
'okay, honey. Have fun!'
"Bye, Ma."
"You want to order pizza?"Yang ditanya menggelengkan kepala. Yoshi menoleh kebelakang, Junghwan masih memandanginya, dengan tatapan yang kadang membuat Yoshi hampir meleleh.
Yoshi menarik selimutnya, mengingat pendingin ruangan yang tadi dinyalakan belum dimatikan. Sebelumnya hawa dingin itu tidak terlalu terasa karena kegiatan mereka.
"Lo laper?" Giliran Yoshi yang bertanya.
Dengan cepat Junghwan memajukan badannya, merengkuh badan kurus Yoshi kemudian menghujami anak itu dengan banyak ciumam kupu-kupu.
"I'm starving." Junghwan berbisik, tepat ditelinga Yoshi. Dan Yoshi mengetahui betul bahwa rasa lapar Junghwan tidak akan bisa dikenyangkan oleh makanan biasa.
Namun Yoshi beranjak. Membuat wajah Junghwan sedikit merengut, anak itu diam memerhatikan Yoshi yang mulai berpakaian.
"You've eaten a lot tonight." Yoshi duduk setelah lengkap mengenakan kembali piyamanya. "And my energy is very empty."
Kemudian giliran Junghwan lagi yang mulao berpakaian. Dirinya tadi kemari hanya memakai kaus oblong dan celana pendek. Dan mereka tidak menonton film sama sekali. Sejak Junghwan datang, Yoshi sudah ia geret ke kamar dan sejak rumah Yoshi kosong tiga empat jam lalu, mereka sudah menghabiskan jam-jam tersebut dengan sangat baik.
Meskipun Junghwan mungkin tidak akan berhenti jika saja Yoshi tidak kelelahan sekarang.
"Kita masih ada waktu sebelum yang lain balik."
Junghwan tersenyum, tangan besarnya menarik dengan mudah tubuh ringkih Yoshi untuk dipeluk.
"What you wanna do?"
Yoshi terdiam sejenak, menikmati pelukan hangat pemuda gagah di depannya tersebut. Pelukan Junghwan 100 kali lebih hangat ketimbang selimut tebalnya. Nyaman dan terasa aman.
"Do you love me, Hwan?"
Jujur saja Junghwan terkejut mendengar pertanyaan Yoshi. Pelukan terlepas dan Junghwan terlihat menarik nafas dalam-dalam dengan obsidan hazel yang menusuk telak mata Yoshi.
"Very rare question."
Yoshi menyerngit. "Well? Do you?" Tanya nya lagi agak mendesak.
"I love you." Junghwan mengatakannya dengan mata sayu, kemudian sebuah ciuman hangat bertaut. Yoshi melayang, seketika detak jantungnya semakin kencang ia rasakan.
Dan pada saat itu hanya ada satu hal yang memutar dikapala Yoshi dan ingin sekali dirinya sampaikan.
"I..." Yoshi menahan dada bidang Junghwan. Menatap serius ke arah yang lebih tinggi kemudian berujar pelan. "I'm pregnant."
•••
"Cakep amat laki gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstopper | Hwanshi✓
FanfictionYoshi tau kalau Junghwan terlampau jauh didepannya. Bahkan jika faktanya Junghwan adalah sahabat Haruto, Yoshi tetap mematok kesenjangan luar biasa diantara mereka. Meskipun Junghwan kemudian pindah ke sebelah rumahnya pun, Yoshi merasa mereka sanga...