11. Two Brothers.

965 110 31
                                    

"selanjutnya Yoshinori..."

Menunggu sepersekian detik, Jihoon menoleh kesebelah dan menemukan Yoshi yang termenung disebelah nya. Anak itu melamun, dan tentu tidak mendengar namanya baru saja disebut oleh sang guru.

Jihoon menyenggol lengan Yoshi dengan siku nya. Barulah Yoshi kembali mendarat dibumi, wajahnya kikuk karena sebagian besar teman sekelasnya menatap dirinya.

"We're in the same group." Bisik Jihoon.

Yoshi menoleh. "Grup apaan?"

"Art group! Gosh, what is wrong with you today?"

Tanpa menjawab pertanyaan Jihoon, Yoshi kembali memerhatikan papan tulis. Dan ia baru sadar jika..

"Bukannya kelas Miss Hong universal ya?" Tanya Yoshi tiba-tiba.

Dengan helaan nafas berat Jihoon mengangguk. "Maka nya kita bikin Grup, Genius. We will compete with the next class."

"Who's next class?"

"Your brother class."































Bisa dikatakan kalau Yoshi hampir lupa jika dia membenci banyak hal. Namun yang sangat ia benci adalah semesta, iya semuanya maksudnya.

Bagaimana sesuatu hal, banyak hal, dan semua hal selalu saja berakhir buruk untuk dirinya. Itu seperti semesta tidak pernah mau memanjakan dirinya, atau setidaknya membuat Yoshi merasakan bahagia yang sesungguhnya.

Persetan bahagia, Yoshi hanya ingin hidup damai sebelumnya.

Sampai Haruto dan dirinya menjadi musuh yang dipaksa tinggal satu rumah, punya DNA yang 100% sama dan hampir segalanya dikatakan "milik bersama." Yang benar adalah, Yoshi merasa Haruto sangat membenci dirinya. Setiap hari, bertingkat beberapa persen.

Kemudian, mimpi itu datang. Sebuah mimpi yang selama ini hanya Yoshi impikan, tiba-tiba menjadi kenyataan. Meskipun kadang Yoshi tau bahwa sebuah mimpi hanya akan menjadi memori setelah dirinya bangun dan mengahadapi realita menyedihkan dunia ini.

Mimpi yang seharusnya hanya Yoshi impikan.

"Can i talk to you?"

Yoshi diam. Setelah menyadari tidak benar-benar ada orang di sini, dirinya membalik badan. Seperti yang sudah ia duga Junghwan berdiri disana, ia tampak gusar dan sesekali menghela nafas berat.

Namun Yoshi masih tetap ingin melanjutkan langkahnya. Dia tidak benar-benar berfikir ada hal yang harus dia dan Junghwan bincangkan untuk sekarang.

Sekarang, nanti, dan tidak sama sekali.

"Yoshi, lo nggak bisa menghindar dari gue sampaiㅡ fuck! Stop or..."

"Or what? You gonna kill me?" Tantang Yoshi.

Junghwan mendengus marah. Ia menghela nafas berat, berharap rasa marahnya hilang dengan hembusan nafas yang baru saja ia keluarkan.

"Kita harus bicara."

Yoshi terkekeh. "Tentang? Oh... masa depan lo hancur? Semuanya cuma senang-senang? Well... tell your fucking dick to drown yourself in your pants!"

"Yosh, please! Kita harus cari jalan keluarnyaㅡ"

"Gue bohong." Yoshi menepis kasar tangan Junghwan yang berusaha menariknya. "I'm not pregnant. It's just prank, april fools."

Dan mendadak, Junghwan diam. Yang membuat Yoshi semakin ingin pergi ketika pemuda itu perlahan menghela nafas, sempat tersenyum sebelum akhirnya dia mengangguk mengerti.

Heartstopper | Hwanshi✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang