Jeongwoo duduk tidak tenang. Matanya bergulir kesegala arah mencari keberadaan sosok Junghwan yang hampir sepuluh menit tidak kembali ke meja mereka.
"Lo udah selesai?"
Yang ditanya menoleh. "Belum..."
"Kasih tau gue kalau susah." Kata Haruto. Jeongwoo menggerling, nyata-nyata nya Jeongwoo adalah juara kelas. Bukannya dia tidak bisa, hanya saja fokusnya terpecah belah sekarang.
Dia seharusnya belajar kelompok bersama Junghwan dan Haruto. Namun tadi Yoshi sempat turun, saat mengetahui ada mereka dirumahnya, Yoshi bergegas naik kembali.
Dan kemudian, beberapa menit setelahnya Junghwan pamit ke kamar mandi. Mengundang curiga teramat sangat dari Jeongwoo.
"Lo punya pensil warna?"
Haruto menggeleng. "Buat apaan?"
"Gue suka ngewarnain catetan. Kira-kira Yoshi punya nggak?"
"Punya dia. Pinjem aja. Kamarnya di atas pintu warna kuning."
Mendapatkan lampu hijau, Jeongwoo segera melangkah menaiki tangga. Tanpa kesulitan langsung menemukan pintu kamar berwarna kuning yang dimaksudkan oleh Haruto tadi. Perlahan, Jeongwoo mendekati kamar itu, menempelkan kupingnya didaun telinga dan disanalah dia mendengar...
'i told you, every time i contact you. you have to answer.'
'gue..ketiduran.'
'lo tau kan konsekuensinya kalau menghindar dari gue?'
'why... why you did this to me?'
'karna lo pembangkang! apa sih susahnya nurut sama gueㅡ'
TOK TOK TOK!
Jeongwoo mengetuk pintu itu. Seketika percakapan didalam sana berhenti.
"Yosh?...gue mau pinjem pensil warna. Gue masuk ya?"
Tanpa pikir panjang, Jeongwoo membuka pintu kamar Yoshi. Dan yang pertama dia lihat adalah raut wajah kesal Junghwan, mereka berdiri berhadapan, Jeongwoo bisa melihat jelas wajah panik Yoshi dan wajahnya yang memerah padam menahan tangis.
Namun Junghwan tidak kelihatan panik sama sekali. Anak itu malah menyelonong pergi melewati Jeongwoo yang masih berdiri di depan pintu. Jeongwoo menoleh, memastikan Junghwan benar-benar turun kelantai satu.
Jeongwoo menutup pintu kemudian mendekati Yoshi.
"Yosh?" Namun belum sempat Jeongwoo bertanya, Yoshi sudah menangis sampai badannya luruh dilantai. "Yoshi?"
Yoshi mendongak, dengan derai air mata dia menatap Jeongwoo ketakutan.
"Jeongwoo... gue takut."
"Kenapa? Junghwan ngapain lo?" Jeongwoo bertanya khawatir.
Yoshi perlahan menggelengkan kepalanya. "Dia punya semuanya, Jeong."
Tangisan Yoshi berlanjut. Jeongwoo diam sejenak membiarkan Yoshi meluruhkan sedihnya, namun yang Jeongwoo tidak ketahui adalah apa yang terjadi sebelumnya kepada Yoshi.
2 hari sebelumnya...
"Ini.."
Yoshi menghela nafas berat. "Kenapa sih harus Yoshi?"
"Karena cuma kamu yang dirumah. Udah cepet anterin nanti keburu dingin." Kata Jennie sambil terkekeh kecil.
Jennie tentu tidak tahu bahwa hal terakhir yang paling tidak ingin Yoshi lakukan adalah datang ke rumah tetangga sebelah. Rumah Junghwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstopper | Hwanshi✓
FanfictionYoshi tau kalau Junghwan terlampau jauh didepannya. Bahkan jika faktanya Junghwan adalah sahabat Haruto, Yoshi tetap mematok kesenjangan luar biasa diantara mereka. Meskipun Junghwan kemudian pindah ke sebelah rumahnya pun, Yoshi merasa mereka sanga...