Gadis Marvel

309 34 2
                                    

"Paman aku ingin memesan satu porsi Jajangmyeon." Ucap Rosé antusias.

"Ahh kau kesini lagi rupanya." Ucap paman penjual street food yang sekarang menjadi langganannya.

Terhitung sudah seminggu ia berada disini, Rosé bahkan sudah memiliki tempat tinggalnya sendiri. Tidak kecil, namun tidak terlalu luas juga. Pada awalnya Rosé hanya berpindah dari hotel ke hotel sampai pada akhirnya ia menemukan rumah yang cocok untuk ia tinggal.

Bagi Rosé rumah pilihannya berada di tempat yang sangat strategis, jauh dari pemukiman, dibangun di sisi tebing yang tidak terlalu tinggi, tingginya hanya sekitar satu dua meter, dan dibawahnya ditumbuhi dengan hamparan ilalang yang sangat luas. Sangat cocok untuk dijadikan tempat ekperimen. Yang terpenting adalah Rosé mendapatkan rumah itu dengan harga murah.

Agen properti mengatakan bahwa pemilik rumah sebelumnya mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumah itu, itulah mengapa harga huniannya menjadi turun drastis karna tidak ada satupun yang mau membeli atau bahkan menyewa rumah itu.

Sudah jauh dari pemukiman, berdiri di atas tebing dengan halaman belakang yang dipenuhi dengan hamparan ilalang pemandangan yang bisa saja menyeramkan jika dimalam hari, dan harus menerima resiko di gentayangi oleh arwah dari pemilik rumah sebelumnya juga, itu sungguh menyeramkan. Namun apa peduli Rosé, jika di klan nya saja keberadaan klan lain hanya di anggap sebagai mitos dan dongeng, apa lagi hantu. Contohnya seperti hantu yang memakan sate atau bahkan hantu yang memiliki paku di kepalanya bukankah itu terdengar konyol. Maksudnya kenapa harus paku? Kenapa tidak palu saja atau bahkan Kampak, itu akan terlihat lebih menyeramkan bukan.

Rosé harus menjual beberapa keping emas miliknya lagi untuk mendapatkan rumah impiannya itu. Ia juga membeli beberapa pakaian, dengan baju dari klan Siriusnya ia akan tampak sangat mencolok dan menjadi sebagai pusat perhatian publik.

"Ini kuberi kau satu gelas soda, gratis." Ucap paman pedagang tersenyum ramah sambil memberikan makanan pesanan Rosé.

"Ahh terimakasih paman, aku akan sering-sering kemari." Ucapnya riang ia melambaikan tangan ke arah paman pedagang itu berniat untuk pergi mencari taman yang berada didekat sini, ia akan menghabiskan makan siangnya di taman sambil melihat anak-anak kecil yang sedang bermain disana.

***

"WAH INI SUNGGUH ENAK SEKALI! Jinjja makanan disini benar-benar lezat sekali." Ucap Rosé pernah haru, ia hampir saja meneteskan air matanya saking terharunya bisa menikmati makanan lezat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Bubur lengket sialan itu! Sia-sia saja aku menghabiskan separuh hidup ku hanya dengan memakan bubur sialan itu PADAHAL ADA MAKANAN SEENAK INI DI KLAN LAIN! Jika dipikir-pikir kasihan sekali penduduk klan Sirius. Mereka hanya memakan satu jenis makanan pokok setiap harinya, tanpa tau adanya rasa lain, bentuk lain atau bahkan tekstur lain. Aku beruntung sekali bisa menikmati makanan-makanan disini. Jika aku kembali ke klan ku nanti aku pasti akan sangat merindukan makanan-makanan disini." Rosé meminum soda yang diberikan oleh paman pedagang tadi, wajahnya sedikit mengernyit, ia memandangi segelas soda tersebut.

"Hanya saja makanan dan minuman disini terlalu banyak mengandung minyak dan gula, mereka bahkan menggunakan gula dan minyak yang sangat tidak manusiawi. Jika terus begini aku bisa mati cepat." Keluhnya ia sekarang mengerti mengapa penduduk klan Sirius memiliki usia yang panjang dan wajah yang selalu terlihat segar dan awet muda. Mereka terlalu banyak memakan makanan yang sehat dan bergizi tinggi.

Rosé membuang bekas wadah tempat makanannya ke tempat sampah. Ia berencana akan pergi ke suatu tempat yang akhir-akhir ini sering ia kunjungi, entahlah ia melihat ada sesuatu yang aneh di tempat itu. Jangan lupakan bahwa Rosé adalah pengamat yang baik, analisanya tak pernah meleset.

Dilain sisi Jennie sedang berjalan cepat di taman yang sama berusaha menjauhi sang adik Ella, terlihat wajahnya dipenuhi dengan raut kesal.

"Ayolah hanya PlayStation 5 aku tau kau tak semiskin itu hingga tak mampu membelikan itu untuk adik tercintamu ini." Kekeh Ella berusaha menyamai langkah sang kakak.

"YAK! MINTALAH PADA EOMMA MU!" Teriak Jennie jengah.

"itu kan eomma mu juga. kau tau jika aku memintanya kepada eomma ia pasti seketika akan berubah menjadi monster dengan wajah memerahnya dan hidung yang mengeluarkan kepulan asap yang siap melahap santapan lezatnya." Jelas Ella membayangkan wajah ibunya ketika ia sedang marah, terlalu terhanyut dalam imajinasinya seketika Ella bergidik ngeri, ibunya memang seperti monster jika sedang marah.

Jennie berbalik memelototi adiknya, "Kau pikir dengan aku membelikan mu game itu eomma tidak akan memarahi ku iya begitu?! Bodoh! Eomma pasti akan berceloteh tentang menghamburkan uang, menghabiskan uang appa dengan hal-hal yang tidak jelas bla...bla...bla... Jangan karna appa mu kaya kau bisa seenaknya membeli barang-barang mahal yang kau mau, menghambur-hamburkan uang nya dengan berpesta tidak jelas dengan teman-temanmu dan bla...bla...bla-" seketika celoteh Jennie yang berusaha menirukan ibunya terhenti saat seseorang melintas dihadapannya. Mimik wajah seketika berubah, Ella menatap heran ke arah kakaknya.

"G-gadis Marvel." Ucap Jennie terbata, tatapannya mengikuti kepergian Rosé. Ia kembali lagi menatap adiknya dengan tatapan terbelalak tak percaya, memegang bahu adiknya erat dan sedikit mengguncang-ngguncangkannya.

"YaAAakKK~ waeee?" Tanya Ella bingung.

"Pulanglah ke rumah, kau tak ingin kena amuk eomma karna pulang terlambat bukan! Aku akan mengejar cintaku!" Serunya masih dengan tatapan yang terbelalak. Ia pergi berlari meninggalkan sang adik untuk mengejar cintanya.

"YAK! KAU MAU PERGI KEMANA! AKU TAK AKAN MEMBIARKAN DIRIKU KENA AMUK EOMMA SENDIRIAN!" Ella berusaha mengejar sang kakak yang entah pergi kemana.

***

Rosé menatap plang dihadapannya, tidak ini bukan tempat yang Rosé maksud. Tempat itu sulit untuk diakses publik, tak sembarangan orang yang bisa memasuki tempat ini. Ia memantapkan lagi tekadnya "aku tak pernah ragu dengan pilihanku! Ini adalah salah satu cara agar aku bisa mengakses tempat itu dengan mudah. Selain itu aku juga mempunyai alasan lain mengapa aku memilih cara ini." Batinnya.

Rosé masuk melewati plang tersebut dan ikut berbaris dengan orang-orang yang berada disana.

AUDISI YG ENTERTAINMENT

*

**

Jennie berlari tergesa-gesa, berusaha melewati kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang.

"TUNGGUAN AKU! KAU SEBENARNYA MAU PERGI KEMANA?" Tanya Ella sambil terus mengejar kakaknya.

"YAK! MENGAPA KAU MENGIKUTI KU! AKU SUDAH MENYURUHMU PULANG TADI. JIKA KAU PULANG TERLAMBAT BERSAMAKU, AKU AKAN IKUT KENA MARAH EOMMA NANTI." Kesal Jennie.

"Ahkk jinjja! Hey bocah pergilah main ditempat lain, jangan disini menghalangi jalan saja tau!" Ucap Ella sebal saat beberapa anak kecil yang tiba-tiba saja berlari-larian dihadapannya. "LALU KAU PIKIR AKU AKAN MEMBIARKAN DIRIKU KENA AMUK SENDIRIAN SEDANGKAN KAU BERDUDUK SANTAI DENGAN SEGELAS TEH DITANGANMU MENONTONIKU, BEGITU?! TIDAK AKAN PERNAH!" Lanjutnya lagi.

Jennie tak memperdulikan teriakan adiknya, ia lebih memilih berlari lebih cepat lagi mengejar gadis Marvelnya yang sudah tak terlihat lagi keberadaannya. Hingga ia berada diujung jalan, ia benar-benar kehilangan jejak sosok Rosé.

Jennie menghentakkan kakinya sebal ia celingak-celinguk kesana-kemari tetap saja tak menemukan cintanya. Jennie pun berbalik menatap kedatangan adiknya kesal.

Ella merunduk dengan tangan yang bertumpu diatas lututnya, nafasnya memburu kasar dengan peluh yang membanjirnya. "khau, khau cepat sekalih." Ucapnya ngos-ngosan.

"YAK! KARNAMU AKU KEHILANGAN GADIS MARVELKU!" Kesal Jennie.

"Ne-nega? Gadis Marvel? B-benar kata eomma kau memang sudah gila, kasihan sekali." Ucap Ella ngos-ngosan.

"YAK KU BUNUH KAU!"












TBC








The Universe | CHAENNIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang