I love you and me dancing in the moonlight~
Dengan mata yang enggan untuk terbuka, Jennie mau tak mau harus terbangun dari tidurnya. Ia tahu betul asal dari suara itu, dering ponsel itu berasal dari ponsel miliknya.
Jennie meraba-raba sofa yang menjadi tempat tidurnya malam ini bersama Rosé. Banyak yang mereka bicarakan semalam, terlalu larut dalam situasi yang mendebarkan namun candu itu hingga membuat mereka tanpa sadar tertidur di sofa ruang tengah kediaman Rosé.
Jennie masih saja tak menemukan keberadaan ponselnya tersebut. Seingatnya benda persegi panjang itu semalam ia taruh didalam saku mantel miliknya. Jennie mencoba lagi untuk meraba-raba kearah bawah.
Dapat! mantelnya itu ternyata tergeletak diatas lantai tepat di sampingnya. Jennie dengan tergesa merogoh saku mantelnya. Sebelum panggilan telpon itu terputus Jennie lebih dulu menemukan ponselnya. Ia dengan segara menerima panggilan telpon tersebut tanpa melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Hmm yeoboseyo?" Ucapnya dengan mata yang masih setengah terpejam. Merasa kurang nyaman dengan posisi tidurnya Jennie pun berbalik mencoba mencari posisi yang lebih nyaman. Namun betapa terkejutnya ia saat sosok Rosé tepat berada dihadapannya, begitu dekat hingga ia dapat merasakan hembusan nafas halus miliknya.
"Hey Kim Jennie! apa kau masih disana?" Tanya seseorang dari sebrang telpon.
"A-ahh nee Lisa-ya, mengapa kau menghubungiku pagi-pagi sekali?"
"Mmh itu, aku sedang berada di depan rumahmu. Tapi kelihatannya rumahmu sepi sekali seperti tidak ada orang."
"Ahh Nee, keluargaku sedang berada di Jepang. Aku tak bisa ikut dengan mereka, jadi aku lebih memilih untuk menginap dengan teman ku saja." Jelas Jennie.
Merasa terganggu dengan percakapan antara Lisa dan juga Jennie, Rosé mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Menggemaskannya pikir Jennie.
"Begitu rupanya. Tadinya aku ingin mengajakmu untuk berlari pagi bersama disekitaran sungai han. Tapi tak apa, mungkin lain kali." Ucap Lisa ada sedikit nada kekecewaan dari disana.
"Ahh mianhae Lisa-ya untuk kali ini aku tak bisa. kau mungkin bisa melakukannya berdua bersama Jisoo eonni. Lain kali aku berjanji akan ikut dengan kalian berdua untuk berlari pagi bersama." Ucap Jennie sungkan.
"Gadis chikin itu, entahlah sekarang dia sedang berada dimana. Dia memang seperti itu, tiba-tiba muncul, tiba-tiba menghilang seperti hantu saja. Tak apa eonni aku bisa melakukannya sendiri. Lagi pula apa yang bisa aku harapkan dari Jisoo eonni, ia hanya akan mengeluh jika ku ajak berjalan-jalan." Jelas Lisa yang dibalas dengan kekehan renyah oleh Jennie.
Meskipun ia baru mengenal sosok Jisoo, ia sudah paham betul seperti apa watak dari eonni barunya itu. Ia memiliki prinsip mempersulit hidup adalah sebuah kesia-siaan.
Pernah satu waktu Lisa meminta kepada Jisoo untuk ikut menemaninya disebuah event berlari maraton. Pada awalnya Jisoo dengan tegas menolak permintaan dari Lisa, namun saat Lisa mengiming-iminginya dengan sekotak chikin tanpa panjang lebar Jisoo dengan cepat mengiyakannya.
Diluar dugaan, maksud hati ingin mengajak Jisoo untuk ikut berpartisipasi. Lalu apa yang terjadi? Yeah... Jisoo memang menemani Lisa untuk berlari maraton. Namun yang ia lakukan hanyalah menyemangati Lisa dari dalam mobil dengan sekotak chikin yang diberikan oleh Lisa untuknya.
Sepanjang perjalanan Jisoo hanya mengikuti Lisa yang tampak mengenaskan dengan peluh di sekujur tubuhnya, sedangkan dirinya duduk dengan nyamannya didalam mobil dengan udara AC yang menyejukkannya ditengah-tengah teriknya musim panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Universe | CHAENNIE
Fanfictionberawal dari rose yang tanpa sengaja membuka portal antar klan hingga membuatnya tersesat di tempat antah berantah. dan entah bagaimana ceritanya ketersesatannya itu malah membawanya menjadi seorang idol. hingga takdir mempertemukan ia dengan gadis...