5

19.4K 1.2K 5
                                    

Setelah sembuh dari demam, Kevin beraktivitas seperti biasa. Hari ini adalah hari Minggu dimana dia bisa bersantai dengan tenang walaupun besoknya adalah hari senin.

Tidak ada yang berubah semua tetap sama.

Kedua orang tua yang tidak melihatnya.

Sebagai bayangan dari saudara sendiri.

Bahkan saat dia demam pun, tidak ada yang menjenguknya padahal demamnya tergolong cukup lama bisa di katakan lima hari, kenapa tidak ada satupun keluarganya yang melihatnya?

Hanya Bibiknya saja yang sering melihatnya. Dan Mamanya itupun hanya sekali setelahnya tidak sama sekali.

"Kevin ayo main," Ucap Kevan dengan antusius. Mumpung hari minggu keluarganya sibuk semua Papanya sedang bekerja yang walaupun kerjanya di rumah. Mamanya sedang arisan. Dan Kakak pertamannya sedang bermain, sedangkan kakak perempuannya tidak tau kemana.

Saat ini Kevin berada di atas tangga hendak menuruni tangga, akan tetapi kembaranya menghampirinya dan mengajak main.

"Gabisa." Jawab singkat Kevin.

"Kenapa !! Kevin lagi sibuk ya?"

"Gapapa lain kali aja." Jawab Kevin sekali lagi, kalau di tanya dia benci dengan kembaranya mungkin Kevin akan menjawab tidak.

Dia menyayangi kembarannya.

Yah walaupun orang tuanya pilih kasih, tetap saja rasa sayangnya ke kembaran lebih besar di banding rasa iri.

"Sekarang emang enggak bisa?" Tanya Kevan sekali lagi, bukan apa dia hanya ingin lebih dekat dengan kembarannya sendiri kenapa seakan ada jarak yang menghalang saat ingin mendekatkan diri ke Kevin.

"Aku enggak mau di marahin Mama, karena liat kamu kecapekan." Kata Kevin apa adanya.

"Enggak akan capek, kalau aku capek aku bakal berhenti sebentar mau yah?" Desak Kevan sekali lagi.

"Hm"

"Yaudah ayo ke taman belakang kita main petak umpet," Kata Kevan dengan semangat.

"Kek anak kecil aja." Ejek Kevin, merasa lucu dengan sifat kembarannya.

"Biarin wle," Balas Kevan, tak lupa memasang ekspresi ejekan.

***

Mereka berdua menuju ke taman bermain bersama, sesampai di taman Kevin langsung memulai permainan.

"Ayo batu kertas gunting yang kalah jaga," Ucap Kevin dengan senyum menghiasi wajahnya.

Kevin kalah dan dia harus menjaga, sedangkan Kevan bersembunyi itulah terjadi.

Selesai berhitung, Kevin mulai mencari dimana kembarannya bersembunyi. mulai dari sekitar taman. Belakang pohon. Ataupun di semak-semak.

Nihil

Kevan tidak ada dimana-mana, bahkan dia sudah mencari di dalam rumah tapi tidak ada sama sekali.

Sebenarnya kemana kembarannya?

Khawatir itulah satu kata yang ada dalam benak Kevin.

"Kemana sebenarnya kamu Kevan?" Ucap dalam hati Kevin, dia tidak takut di salahkan ataupun di marahin. Karena memang dia yang salah tidak bisa menjaga kembaranya.

Kevin hanya takut terjadi sesuatu pada kembaranya. Walaupun taman yang di gunakan adalah taman rumah sendiri akan tetapi musuh Papanya sangat banyak bisa saja mereka mengawasi dan menculik Kevan, karena mereka pasti tau Kevan adalah permata keluarga ini.

***

Kevan memilih memberi tau sang Papa, kebetulan Papanya ada di rumah. Karena hari sudah semakin malam. Dia benar-benar khawatir dengan kembaranya.

Bahkan penampilannya pun sudah tidak bisa di katakan rapi. Baju kusut, rambut acak-acakan. Luka lutut di kedua kakinya karena terjatuh saat tidak melihat jalan. Dan masih ada jejak darah di lututnya.

Memberanikan diri mengetuk pintu, dan saat di izinkan masuk Kevin berusaha agar tidak takut. Walaupun sejujurnya dia takut.

"Ada apa?" Tanya datar Gio langsung keinti saat tau siapa yang mengetuk pintu. Ada rasa heran di dalam dirinya saat tau penampilan orang yang di depannya sangat jauh dari kata rapi.

Memilih abai dengan rasa takut, Kevin langsung menceritakan apa yang terjadi tanpa ada kekurangan atau kelebihan bahkan dia mengaku kalau dia lalai menjaga kembaranya sendiri.

Bunyi tamparan terjadi setelah ucapan Kevin selesai.

"Bodoh!" Bentak Gio merasa marah, tentu saja dari pagi dia sudah stres dengan pekerjaan bahkan tidak sempat meluangkan waktunya dengan keluarga karena di sibukan oleh pekerjaan yang menumpuk.

Gio memilih bekerja dirumah karena jika dia lupa waktu atau rindu dengan anaknya akan langsung datang ke kamar anaknya. Tapi tadi pagi sampek malam dia tidak sempat melihat anaknya Kevan. Bahkan makan saja dia masih menundanya.

Dan sekarang lihat saat anaknya tidak ada di pantauannya malah mendengar kabar anaknya menghilang.

"Lain kali kamu jangan pernah bermain dengan anak saya."

Setelah mengatakan itu Gio keluar dari ruang kerja nya dan mengarahkan bodygruad untuk mencari Kevan.

***

Gio memasuki kamar anak pertamanya siapa tau ada di sana tapi tidak ada sama sekali bahkan dia bisa melihat anak pertama nya sedang fokus belajar.

"Ada apa Pa?" Tanya Areksa heran, melihat Papanya dengan muka khawatir membuat dia penasaran.

"Adikmu hilang Areksa," Jawab Gio tanpa basa basi.

"Kok bisa??" Ucap Areksa dengan panik.

"Kevin." Jawab singkat Gio setelah mengatakan itu dia pergi mencari Kevan di kamar kedua anaknya.

"Anak itu lagi." Kata pelan Areksa dengan wajah amarah.

***

• jangan lup sholat bgi yg muslim 🌷🌷
•pusing gasie sama PAS 😵‍💫😵‍💫😵‍💫

Different (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang