Epilog

36.3K 1.7K 336
                                    

part terakhir kita...
semoga sesuai ekspetasi kalian!

***



"Kevin..." lirih Gio melangkah mendekati bangsal Kevin, pandangan Gio bisa melihat jika Kevin saat ini pucat, wajah kurus dan juga terdapat selang pernapasan di hidungnya.

Merasa ada yang memanggilnya, Kevin menoleh menatap ke arah mereka dengan senyum tipis. Terutama ada orang yang merawat dia dari kecil.

"Kenapa bisa gini Nak." ujar Ana melangkahkan kakinya agar lebih dekat dengan Kevin.

"Bibi, Ke-kevin bisa bertahan." ucap parau Kevin berusaha agar bisa menyampaikan apa yang dia ucapkan. Dada nya sesak, Kevin tidak bisa bernapas dengan normal seluruh anggota tubuhnya sakit yang dia lakukan hanya bisa melihat ke arah mereka sambil berusaha agar bisa berbicara.

"Kamu bertahan sejauh ini Kevin..." Dengan cepat Ana memeluk tubuh Kevin menangis sesegukan, mereka pernah berjanji jika masih kuat harus bisa bertahan dari rasa sakit. Tapi Ana tidak pernah menyangka Kevin bisa bertahan sejauh ini. Jika tau akan seperti ini Ana tidak akan pernah membuat janji itu.

"Jangan nangis," ucap lemah Kevin yang lebih mirip seperti bisikan, tangannya berusaha menghapus air mata itu.

"Bibi salah, Kevin harusnya kita tidak membuat janji itu. Harusnya kamu tak perlu bertahan seperti ini, kamu manusia Kevin jangan lupa. Seharusnya kamu menyerah saja, harusnya kamu berhenti, kenapa masih terus di lanjutkan jika tau itu sakit."

"Kevin kuat, maka dari itu Kevin ber-bertahan." ucapnya pelan di akhir kata, semua rasa sakit di tubuh Kevin membuat dia merasa pergi jauh lebih baik. Kevin selalu bilang kuat kepada dirinya sendiri, nyatanya ini titik terakhir dia.

"Kamu nggak kuat, kamu hanya mencoba kuat. Menangis Kevin lampiaskan rasa sakit dada mu, semuanya jangan pernah di tahan lagi."

Selama ini yang Ana tahu Kevin selalu menampilkan wajah cerianya, terkadang anak itu akan diam jika terjadi sesuatu. Kevin tidak pernah menyampaikan apa yang ada di hatinya yang selalu dia tampilkan di depan orang banyak hanyalah topeng untuk menutupi semua kelemahan Kevin. Rasa takut, rasa sakit, kecewa sedih semua Kevin tahan dan untuk kali ini Ana ingin melihat Kevin menangis di depan semua dia ingin Kevin menyampaikan apa yang di hatinya.

"Jangan membohongi semua orang, berlindung dibalik kata kuat dan nggak apa-apa, memaksakan diri untuk selalu terlihat senang, mau sampai kapan pakai topeng yang sama terus? Jangan munafik Kevin kamu hanya manusia, wajar saja kalau kamu merasa lelah, sesekali teriaklah kalau kamu sedang tidak baik-baik saja."

Mendengar semua itu air mata yang selama ini Kevin tahan kini turun, dia berusaha memeluk tubuh Ana. Tidak memperdulikan semua orang yang melihatnya Kevin menangis! Dia melampiaskan rasa sakitnya selama ini.

"Bibi, Kevin nggak kuat... Kevin le-lemah... Kevin capek, mau istirahat. Kevin butuh pelukan... rasanya me-melelahkan Bi, Kevin hanya butuh seseorang untuk bercerita. Tapi kenapa semua orang tidak pernah bisa melihat Kevin... Kenapa mereka semua menyepelekan keberadaan Kevin... Kevin juga ma-manusia kan? Mereka melihat Kevin seakan-akan, Kevin adalah anak yang ti-tidak pantas hidup-

Yang Kevin butuhkan hanyalah pelukan..." ucap Kevin di sertai tangan memeluk erat tubuh Ana, semuanya rasanya menyakitkan, tapi hatinya jauh lebih sakit. Selama ini Kevin selalu bertahan, tidak melawan mereka, menuruti semuanya. Tapi jika di ingat bagaimana pengabaian mereka selama ini, bagaimana dia bisa bertahan sejauh itu?

Different (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang