Setelah kejadian dimana Kevin membentak Kevan dan membuat Mamanya marah besar. Dia mendapatkan tiga pukulan dari sang Papa walaupun hanya tiga tapi pukulan Papanya tidak main-main, benar-benar sakit dan Kevin mengakui itu.
Dan juga dua tamparan dari Kakak perempuannya Mentari, dan tiga cambukan yang kuat dari Kakaknya Areksa.
Sekarang tubuh Kevin babak belur, dan itu semua berasal dari keluarganya.
Kevin memaafkan semuanya, dia tidak dendam. Tapi mungkin rasa sakit itu tidak akan mudah di lupakan, terlebih lagi ucapan sang Mama waktu itu.
***
"Ayo mabar," Ucap Raffi di balesin angukan oleh mereka berdua menyiapkan posisi mereka mulai memainkan gamenya.
"We Markas kita bakal ramai nih kek nya," Ujar Satria saat arah pandanganya tak sengaja melihat Daren kemari tidak sendiri tapi membawa beberapa orang yang tidak mereka kenal, awalnya memang hanya ada Kevin, Kenzo, Satria dan juga Raffi.
Darennya sedang membeli sesuatu tapi pulang-pulang membawa orang.
"Siapa mereka Ren?" Tanya penasaran Kenzo.
"Temen baru bos, ayo kalian duduk. Oh ya bos pasti lo suka deh liat cewe itu." Ujar Daren mengarahkan pandangannya ke depan cewe yang sendiri di antara laki-laki.
"Siapa Ren?"
"Halo aku Alnara salam kenal semua," Ujar Alnara memperkenalkan diri dengan senyum manisnya.
"Dia--?" Gugup Kenzo saat tau orang yang dia suka di depan matanya, mana penampilannya belum rapi lagi.
"Ayo duduk," Ucap Kenzo masih dengan nada gugup.
Mendengar jika mereka di persilakan duduk, akhirnya duduk masing. Karena tempat duduk sudah ful terpaksa Alnara duduk di samping Kenzo.
"Ayo kenalin diri kalian." Ujar Kenzo dengan senyum bahagianya, senang sekali mendapatkan mbak crushnya ada di sampingnya.
"Gue Ikbal Yustio,"
"Hendra Wijaya."
"Kalo gue Satrio Mahendra."
"Nama lo sama kek nama gue jir," Ujar Satria bangga.
"Emang nama lo siapa?"
"Satria Mahagara,"
"Beneran si masa nama panjangnya juga ada Maha-mahanya." Ujar Satrio dengan senang apa jangan-jangan mereka ini kembar yang terpisah?
"Iya hehe,"
"Terus yang diem di pojokan main game siapa?" Ujar penasaran Ikbal.
"Oh dia Raffi Putra, suka permen karet jangan heran selalu ngelihat dia makan permen karet terus."
Merasa namanya di panggil Raffi menoleh, lalu menyapa teman-teman barunya, "Yoo."
"Vin bangun gih sapa temennya," Ucap Raffi mencoba mengangkat kepala Kevin dari pangkuannya.
Saat tadi mereka sibuk dengan dunianya masing-masing Kevin memilih menidurkan dirinya di pangkuan Raffi yang sedang main game karena yang paling diam jika main game hanyalah Raffi.
"Ehm," Gumam Kevin bangun dari tidurnya.
"Kevan?" Kaget Kevin saat terbangun dari tidurnya melihat siapa yang di maksud teman barunya.
"Kevin ngapain kesini?" Tanya Kevan juga kaget melihat kembarannya disini, sedari tadi dia memang diam karena sedang malas bicara.
Apa karena mereka yah Kevin jadi menjauhinya dan jarang pulang fikiran buruk Kevan tiba-tiba datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different (END)
Teen Fiction"Jadi gini rasanya jadi anak kandung, tapi di anak tirikan." Kevin. "Sampai kapan kamu mau ngehindar terus Vin? aku pingin deket sama kamu, pingin ngenal kamu lebih jauh," Kevan. Mereka kembar akan tetapi Kevan dan Kevin itu beda... Kevan yang sela...