24

17.4K 1.3K 143
                                    

Jika di suruh memilih tubuhnya ataupun menuruti keinginan Mamanya, rasanya akan sulit memilih di antara keduanya.

Bukan-bukan Kevin tidak sayang Mamanya.

Hanya saja di dunia ini yang selalu menemani Kevin hanyalah dirinya sendiri.

Lalu jika salah satu tubuhnya di ambil jantungnya, dia akan meninggal bukan?

Kevin munafik, dia akui itu.

Rasanya agak tidak rela saat salah satu organ tubuhnya di ambil. Bukan dia egois hanya saja, rasa takut masih Menggerogoti hatinya. Kevin takut pergi tapi jika dia pergi bukan kah tidak ada yang menginginkan nya?

"Kevin engga bisa Ma!" Tolak tegas Kevin kali ini dia tidak akan pasrah.

Kevin sayang dengan kembarannya, tapi jika dia memberikan jantungnya kepada Kevan akan sangat serakah bukan Kevan?

Dari kecil Kevan sudah mendapatkan segalanya.

Kasih sayang, perhatian, cinta keluarga, bahkan keluarga besarnya juga sudah sangat menyayangi Kevan.

Sedang kan Kevin? Di saat anak kecil butuh perhatian justru dia tidak mendapatkan sama sekali. Yang ada hanyalah trauma, bully, kekerasan, kesepian.

Bukan bermaksud membandingkan hanya saja di lihat dari perjuangan dia waktu kecil, rasa nya sangat tidak adil jika dia harus merasakan semua itu.

Kalau di suruh milih Kevin lebih baik menjadi Kevan walaupun memiliki penyakit tapi masih banyak orang yang sayang dengannya.

Mati-matian mempertahankan mentalnya sendiri agar tidak gila, orang sekitarnya justru mendorongnya jauh lebih gila.

"KENAPA!" Teriak Gina marah.

"Tidak ada alasan." Balas datar Kevin pergi dari sana.

"Kamu tidak diinginkan kan disini, pahami lah posisimu Kevin Ardana Putra."

Deg

Hatinya sakit, terutama yang mengatakan adalah Ibu kandung sendiri orang yang melahirkan dia di dunia ini.

"Lalu kenapa Kevin di lahir kan di dunia ini, jika tidak di inginkan?" Tanya Kevin masih berada di tempatnya berdiri membelakangi Gina.

"Karena saya tidak bisa mengugurkanmu di saat Kevan ada di dalam kandungan saya bersamamu." Balas Gina biasa soala tidak merasa bersalah mengatakan itu.

"Ah begitu ya!" Ucap Kevin di sertai kekehan miris.

"Kalau Kevin berikan jantung kepada Kevan apa hadiah yang Kevin terima?" Kata pelan Kevin bertanya.

"Apa yang kamu mau saya berikan."

"Termasuk pelukan?"

***

"Kamu mau?" Kata Gio memastikan. Dia sudah dengar cerita dari istrinya jika Kevin akan mendonorkan jantungnya untuk Kevan.

Lalu perasaannya sendiri? Tidak ada yang tau perasaan Gio saat mendengar ucapan sang istri. Dia hanya bisa menurut apa yang terbaik.

Karena sebenarnya Gio benar-benar sangat sayang dengan Kevan melebihi anak-anaknya yang lain.

Yah Gio akui dia orangtua yang belum sempurna.

Seharusnya dia bisa mencari pendonor lain. Tapi bukannya melakukan dia malah menyuruh anaknya untuk mendonorkan jantungnya untuk anak lainnya.

Different (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang