BAGIAN 3

4.2K 52 2
                                    

[Part 2 bisa di baca di KaryaKarsa dengan username yang sama : Winterwintyy]

"Buset, glowing banget muka lu?"

Nayara tersenyum seraya melangkah mendekat ke arah meja kerja bagian Ilustrator Grafis kemudian mendaratkan bokong nya ke samping partner kerja nya.

"Habis One night stand sama siapa?"

Nayara mengeluarkan iPad nya dan mata nya tak sengaja menangkap kedatangan seorang pria dengan kemeja putih bergaris biru memegang segelas cangkir kopi berjalan menuju ruangan nya.

"Pagi Pak Tian." sapa karyawan yang hanya di balas senyuman tipis.

Nayara menoleh ke arah Dewi yang masih menunggu jawaban nya. "Sama om-om."

"Gue gatahu lo into dilf orang nya." balas Dewi sambil terkekeh kecil. "But hey," Dewi menarik kerah kemeja biru Nayara. "There's no kiss mark."

Nayara menelengkan kepala nya sekali sambil mengulum bibirnya sebentar. "Let's say, he doesn't want his wife knows bout this."

"HA?!" suara Dewi langsung membuat Nayara spontan menutup mulutnya dan tersenyum meminta maaf pada orang-orang yang terganggu. "Lo sestress apa sih sampe main sama lakik orang?!"

"Kak!" Nayara memekik kecil, meminta nya untuk memelankan suara nya. "We are with concent, okay?"

"Ya, tapi—"

"Berapa kali suami lo selingkuh?" Nayara menaikkan satu alisnya menantang teman kerja nya itu.

Dewi terdiam, terlihat ia menelan ludahnya kasar.

"Udah hukum alam. Ga ada yang nama nya pria setia. Semua laki-laki ini bakalan selingkuh kalo lo udah terlalu cinta." Nayara mengalihkan fokusnya ke arah iPad di meja nya.

"Ya beda nya gue masih percaya pernikahan. Ra," Dewi meraih tangan Nayara, "Promise to me this is the last time you sleep with someone's husband."

Nayara kembali menatapnya.

"Gue tahu lo ga percaya cinta atau pernikahan. Tapi please, ga semua orang kayak lo jadi setidaknya lo hargai orang yang masih punya pendirian kayak gue."

"Percaya sama gue, sakitnya di luar kemampuan lo saat pendirian orang seperti gue di serang sama orang yang punya pendirian kayak lo."

"Elo boleh punya pendirian atau kepercayaan apapun soal cinta dan pernikahan. Tapi bukan berarti lo bisa rebut kebahagiaan orang untuk kepuasaan lo sesaat."

Nayara mengeraskan rahang. Ia melihat tatapan memohon dari netra Dewi.

"Don't ruin someone's marriage, Ra."

Nayara menelan ludahnya kasar. Sesuatu menyerang ulu hati nya dan itu berasal dari tatapan Dewi. Nayara mengulum bibirnya sejenak lalu mengangguk samar, "I promise."

Dewi tersenyum, senyum hangatnya selalu bisa membuat Nayara tenang layaknya seorang ibu.

Dewi menegakkan tubuhnya namun belum melepaskan tatapan nya. "Kita anggap yang semalam itu ngga ada, ya?"

"Tenang aja, gue masih ingat konsep One Night Stand kok, Kak." Nayara ikut tersenyum kecil.

Dewi hanya mengangguk sebagai balasan lalu fokus pada pekerjaan nya. Begitu juga Nayara, namun beda nya, pikiran Nayara tidak tenang, dia merasa ini adalah posisi yang salah dan benar dalam waktu bersamaan.

Nayara melirik ke arah ruang kerja atasan nya yang hanya berlapis kaca tembus pandang.

*.*.*.*.*

"Kenapa ga pilih yang topping daging?"

HIS SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang