Sedici

4.1K 270 17
                                    

Hai... Hai... Hai...
Author come back nihh
Yokk baca yok 😁


















Happy Reading

________






Ruang tamu dengan banyak orang yang duduk di sofa mewah namun dalam keadaan hening itu hanya menyisakan sesuatu hal tak berguna, bagi author sihh.

Para human itu tidak berhenti saling menatap tajam padahal waktu sudah menunjukkan tepat pukul 22.15 malam. Yang artinya saat ini adalah waktu tidur. Tapi tidak untuk para lelaki yang menyandang marga 'Fernandez' yang masih sibuk menatap dari satu setengah jam yang lalu.

Apa nggak capek tuhh, kalo author dah nggak betah saling diem macem tu.

" Kenapa kalian pulang tanpa mengabari kami ", Andriano akhirnya angkat bicara setelah lelah hanya menatap dua pemuda tampan sedari tadi.

" Untuk apa kami mengabari kalian?? Itu tidak berguna, harusnya kami yang bertanya. Kenapa kalian tidak mengabari kami sejak awal kalau 'dia' sudah ditemukan ", Geffry menatap sengit anggota keluarganya, kecuali para wanita dan Lio yang sudah berada di kamar masing-masing.

" Apa sangat susah hanya mengabari lewat telepon?? Kalian tau kan, kami juga merindukan 'dia' bukan hanya kalian saja!! ", Geffry benar-benar terlihat mengerikan dengan urat-urat yang menonjol disekitar leher dan tangannya yang terkepal erat menandakan betapa marahnya dia dengan keluarganya. Bukan apa, ia hanya kesal dengan keluarganya yang tidak mengabari ia dan Alberto bahwa adik bungsunya sudah ditemukan. Apa susahnya mengabari mereka lewat telepon, tanpa bersusah payah datang ke tempat mereka.

Alberto yang sedari tadi mengamati setiap perkataan kakak pertamanya itu langsung berdecih kasar, " Cih dasar egois ".

" Albert ", sang opa yang melihat tingkah tidak sopan cucunya itu langsung memanggil namanya dengan penuh penekanan.

" Hah bukan seperti itu son. Kami hanya ingin kalian tetap fokus menjalani misi kalian di sana. Lagi pula walaupun kalian tidak ada di sini kami tetap memperkenalkan kalian lewat foto kepada Lio. Supaya saat kalian bertemu tidak ada kecanggungan atau Lio tidak mengenal kalian ", Dario berucap tenang agar tidak memperkeruh suasana, apalagi jika Alberto terpancing emosi karena masalah ini, itu akan jadi runyam. Ia tak ingin Lio terbangun ketika nanti ada sedikit kericuhan.

" Tetap saja dad! Harusnya kalian memberitahu kami sejak awal, agar kami tau dan tidak terpikir terus menerus karena kehilangan dia!! ", lihatlah Alberto bahkan sudah berdiri dengan tangan terkepal erat. Ia benci saat dirinya sendiri terus dihantui rasa bersalah. Andai saja saat itu ia tidak meninggalkan ruang rawat Alice, pasti insiden penculikan itu bisa ia cegah. Dan adiknya tetap akan bersama mereka menjalani hari-hari yang menyenangkan.

Saat tengah dilanda amarah yang membara, tiba-tiba Albert merasakan tangan halus memegang tangannya yang terkepal erat. Saat ia menoleh, ia dapat melihat maminya tengah memegang tangannya dengan mommy dan mama serta sang oma di belakang.

Dengan lembut Clarissa berucap sambil tangannya mengelus punggung tangan sang putra untuk meredamkan amarahnya, " Albert, putra mami akhirnya kamu pulang. Kamu tidak rindu mami?? Kenapa saat kamu pulang malah marah² seperti ini hmm? Tidak perlu marah² saat menghadapi sesuatu Al sayang. Tenang oke?! "

" Huhh iya mi. Maaf Al sudah berbuat tidak sopan ", Alberto balik menggenggam tangan halus maminya. Memang yaa semarah apapun seorang laki-laki, mereka tetap akan luluh dihadapan ibunya.

" Tidak papa, duduklah. Mami akan siapkan kamu jus alpukat kesukaan kamu yaa, kamu pasti rindu jus buatan mami kan? "

" Tentu mi, Al rindu jus alpukat buatan mami yang paling enakk ", kemana tuh wajah seram Alberto tadi, sekarang hanya ada si pshycopath yang sedang bermanja dengan induknya setelah hampir satu tahun tidak bertemu.

" Ternyata kami kalah saing dengan jus alpukat ya, Rissa? Bahkan Albert nggak merindukan mommy nya ini ", Alice bertanya kepada Clarissa dengan wajah dibuat sesedih mungkin.

" Iya kak. Aku sedih banget tau ternyata putra ku hanya merindukan jus alpukatku, bukan aku yang dirindukan huhu sedih dehh "

" Apalagi mamanya yang sedari tadi tidak ditatap atau ditanyai kabarnya ini, sungguh hati mama tersakiti saat anak pertamanya bahkan tidak memelukku huhu "

Para suami yang melihat drama lebay istrinya itu hanya menatap datar. Kurang kerjaan sekali, pikir mereka.

Sedangkan Geffry dan Alberto langsung kalang kabut mendengar kesedihan para nyonya keluarga Fernandez tersebut. Bisa gawat nanti.

Oma pun hanya geleng-geleng kepala melihat kerandoman keluarganya. Dulu mereka memang biasa seperti ini saat Lio masih dalam kandungan, tapi semenjak Lio lahir dan dinyatakan menghilang keluarganya tidak lagi sama. Mereka lebih mengutamakan pekerjaan dan jarang berada di mansion.

Sekarang berkat cahaya Fernandez kembali, kehangatan keluarga ini kembali utuh dan ia berharap tidak ada kejadian sama yang terulang kembali.

Saat tengah asik bercanda mereka dikejutkan dengan suara tangisan keras yang berasal dari atas tangga.

Terlihat bocah imut dengan wajah sembab  berdiri sambil memeluk boneka kelinci.










" Hiks hiks mo-mmy Lio hiks ta-takut sendiri hiks huaaa "















" BABY "

______



Tbc



Author dah up, yeayyy....

Sebenarnya nih author itu bisa up tiap hari reader's, tapi sayang banget author akhir² ini lagi dilanda kesibukan karena tugas² sekolah yg numpuk. Jadi harap maklumi okehh 😁

Oh ya jangan lupa vote and komen yaa ❤

Famiglia IperprotettivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang