21.

1K 112 11
                                    

Allloooo Reader's!!!
Aduh author minta maap up-nya lama😭
Serius nich author bener² sibuk banget dah, apalagi author lagi ikut event nulis novel.
Kemungkinan sih, author bakal up episode untuk novel yang author buat, jadi kalau ada yang minat nanti bisa beli wkwkwk....

Okay let's go baca....





______

Sedari tadi Lio menundukkan kepala karena perasaan malu yang saat ini menguasainya, bagaimana tidak saat ini Lio tengah berdiri di depan kelas dengan mata siswa-siswi yang senantiasa memperhatikan. Tadi daddy-nya meninggalkan Lio dengan kakak-kakaknya karena harus segera berangkat menuju perusahaannya. Tentunya sebelum pergi Dario sempat mengucapkan banyak kalimat petuah untuk sang putra agar selalu berhati-hati dan bila ada yang mengganggunya ia harus cepat memberitahu kakaknya. Setelahnya Dario memberi banyak kecupan sayang di wajah bayinya hingga membuat Axel dan yang lain jengah, berakhir ia mengusir sang daddy agar segera pergi.

Kakak dan abangnya pun harus menghadiri kelas mereka sendiri, hingga berakhir Lio yang berdiri disini sendirian. Lio cukup takut sampai jarinya ia gunakan untuk memilin celana pendek yang ia kenakan, tatapan siswa-siswi di kelasnya seolah ingin memakan hidup-hidup Lio.

"Nah nak Lio, selamat datang di kelas 7A. Ibu harap Lio betah yaa, oh yaa silahkan kamu perkenalkan diri agar teman-teman tahu namamu. Tidak perlu malu!" Ucap Bu Nia, dia merupakan guru matematika sekaligus wali kelas Lio mulai dari sekarang.

"E-eum ha-halo nama Lio, Benvolio Fernandez. Lio anak daddy dan mommy juga adiknya bang Leo, bang Ax, sama kak Lyn. Lio juga punya oma dan opa yang sayang banget sama Lio. Terus Lio juga punya banyak Abang sepupu, eum sebentar Lio ingat dulu punya berapa...."

Lio terus menerus berbicara banyak hal sedari tadi saking antusiasnya karena berhasil berkenalan dengan berani, ah Lio tidak sabar ingin segera pulang sekolah dan menceritakan kepada sang mommy kalau ia berani memperkenalkan diri di depan teman kelasnya.

Sedangkan teman sekelas juga guru Lio menggigit bibir bawahnya karena gemas dengan tingkah Lio, bocah kecil itu sungguh manis. Sejak Lio memasuki kelas, mereka sudah menargetkan Lio untuk menjadi bayi kelas mereka, lantaran mereka kagum dengan wajah manis dan cantik Lio. Ow bocah itu di hari pertamanya sekolah sudah memiliki banyak sekali penggemar, jika abangnya tahu mungkin mereka akan cemburu.

"Lio berapa umurmu? Kenapa kamu sangat manis? Ugh aku sampai ingin menggigit pipi chubby kamu, apakah rasanya akan manis?" Mereka mengangguk ketika salah satu siswa bertanya, mereka pun penasaran ingin menggigit pipi si bungsu kesayangan Fernandez itu.

Lio yang di beri pertanyaan Mallah memiringkan kepalanya bingung, ia pun tak tahu bagaimana rasa pipinya sendiri karena dia belum pernah mencobanya, "Eum, Lio ndak tahu soalnya Lio juga belum pernah makan pipi Lio. Biasanya abang Lio yang suka gigit² pipi Lio sampai merah, terus nanti Lio nangis karena pipi Lio sakit. Huh Lio tidak suka abang gigit pipi Lio!" celoteh Lio dengan penuh kekesalan.

Bu Nia hanya tertawa begitu mendengar cerita Lio, bocah ini sungguh polos, seandainya Lio ia beri permen mungkin bocah itu mau saja ia bawa pulang. Hus Nia menepis pemikiran random nya kalau sampai hal itu ia lakukan, entah bagaimana nasibnya nanti.

"Sudah anak-anak, kasian Lio karena harus berdiri lama, perkenalannya sampai disini dulu. Nanti saat istirahat kalian bisa mengajukan pertanyaan kembali, nah Lio silahkan kamu duduk di samping Arthur yaa. Untuk Arthur angkat tangan mu!" Lio berterimakasih kepada gurunya sebelum berjalan menuju bangku di sebelah Arthur yang sedari tadi menatap tajam Lio. Wajahnya terlihat seperti siswa kelas 9 dengan tubuh lebih tinggi 10 cm dari Lio.

Famiglia IperprotettivaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang