Lima

278 11 0
                                    

-H a p p y R e a d i n g-

Semoga kalian gak bosan ya sama alurnya. Yang mungkin menurutku agak gak nyambung gitu.

Jujur aku juga bingung buat alurnya. Jadi aku minta saran sama kalian ya harus gimana alur selanjutnya.

-

"Asaalamualaikum"Salam seseorang didepan pintu masuk.

"Walaikumsalam"Jawab merek kecuali zara yang menjawabnya didalam hati.

Ia pun menghampiri mereka dan menyalami tangan orangtuanya serta orangtuanya zara.

"Maaf semuanya fahri telat"Ujar fahri tak enak hati. Bunda aliza pun hanya tersenyum ramah.

Zara hanya berdecak sebal pada bundanya. Pasti kalau saja ia menunggu zara sudah dipastikan ia akan mengomel.

"Silahkan duduk nak fahri"Ujar papah rama mempersilahkan tamunya duduk.

Zara sendari tadi hanya berdecak sebal menatap laki-laki itu. Bagaimana tidak ia  bahkan dari tadi hanya menunduk apakah laki-laki itu tak sakit leher.

"Kita langsung keintinya saja ya, bagaimana nak fahri sudah siap belum menjadi imam untuk anak om zara"Ucap rama membuat zara melotot tak percaya ucapan papahnya.

"In sya allah om fahri siap"Jawab laki-laki itu dengan santainya. Lagi dan hanya zara dibuat kaget oleh ucapan laki-laki itu. Awaa aja ia akan membatalkan perjodohan itu.

"Alhamdullilah" Ucap syukur mereka kecuali zara yang terlihat kesal. Ntah kenapa rasanya ia tak terima padahal ia juga tau bahwa akan dijodohakan.

"Kalau nak zara bagaimana sudah siap menjadi penyempurna agamanya fahri"Tanya om ramzi.

Zara menatap bundanya ia harus menjawab apa pada mereka. Aliza yang tau pun ia hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"In sya allah zara siap om"Jawab zara dengan ragu. Ia terpaksa menjawab itu karena tak mau orangtuanya kecewa

Mereka pun terucap syukur.
"Yaudah bagaimana kalau pernikahannya dilaksanakan minggu depan"Ujar om ramzi.

"Boleh kita setuju"Jawab papah rama mengangguk setuju.

Mendengar jawaban papahnya zara hanya bisa menatap kecewa.
"Nda apa gak kecepetan ya"Bisik zara pada aliza.

Aliza pun tersenyum.
"Sayang lebih cepat lebih baik lagian minggu depankan kamu udah jadu maba kan"Ujar aliza memberi pengertian. Zara pun hanya pasrah atas keputusan orangtuanya.

-

Lama mereka berbincang-bincang tak terasa waktu sudah menjelang waktu magrib. Mereka pun memilih pamit pulang.

"Kami pamit dulu, kapan-kapan kita mampir lagi kesini supaya silahturahmi  tak terputus"Pamit mereka beranjak berdiri diikuti oleh aliza dan rama serta zara.

"Iya hati-hati dijalan"Ujar rama.

"Assalamualaikum"Salam mereka. Zara menyalami tangan om ramzi dan tante lisa. Tak lupa fahri pun menyalami tangannya calon mertuanya.

Asek calon mertua hahaha!!


"Walaikusalam"Jawab mereka.

Setelah mereka pergi zara memilih beranjak kekamar untuk istirahat. Entah kenapa hari ini sangat melelahkan baginya. Apalagi ditambah kenyataan ia akan menikah minggu depan rasanya sangat berat.

Dikamar zara merebahkan tubuhnya dikasur king zize miliknya menatap langit kamarnya yang polos. Ia mencoba memejamkan matanya.

Zara berdecak sebal karena pikirannya terus tertuju pada laki-laki itu.
"Ih..ngapain sih gue mikirin laki-laki tadi gak jelas banget"Sewot zara pada pikirnnya sendiri. Emang rada-rada nih sizara sewot kok sama dirinya sendiru anehkan.

Zara menghela nafas panjang dan beranjak kekamar mandi bersih-bersih agar pikirannya sedikit tenang. Tak cukuo lama zara pun keluar dengan memakai baju tidurnya.

"Zara!!"Panggilnya dibalik pintu kamar siapa lagi kalau aliza sangbunda.

Zara pun segera membukakan pintunya.
"Kenapa nda??"Tanya zara.

"Turun dulu yuk..papah udah nungguin kamu makan dibawah"Ajak aliza dan hanya dibalas anggukan oleh zara.

Mereka pun menuruni anak tangga satu persatu menunggu meja makan yang sudah terdapat beberapa makanan kesuakaannya.

Sesampainya dimeja makan tanpa tunggu lama mereka pun menyantap makanan itu karena perut sudah meminta diisi dari tadi.

Dimeja makan hanya ada suara detingan sedok dan garpu tanpa ada yang mau membuyarkan keheningannya. Karena sudah menjadi peraturan keluarga mereka kalau sedang makan gak boleh ada yang bicara sama sekali.

Selesai makan zara membantu bunda aliza untuk mencuci piring dan alat-alat dapur lainnya yang kotor. Setelah bersih pun meletakkan ketempat semuala.

-MY PERFECT SANTRI-

Assalamualaikum aku disini cuman mau bikang terima kasih banyak yang sudah mau mampir dan maaf kalau alur ceritanya membosankan dan gak jelas.

Maaf juga kalau alurnya ada kesamaan ini karna tidak ketersengajaan. Dan banyak typonya.

Jangan lupa follow vote, like dan komen sebanyak-banyaknya. Dan jangan lupa komen ya aku butuh pendapat kalian bagaimana ceritaku.

Pokoknya pantangin terus bagaimana cerita My Perfect Santri dipart selanjutnya.







MY PERFECT SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang