Delapan

245 9 0
                                    

-H a p p y R e a d i n g-

-

"Loh kam__kamu"Ujar fahri kaget ternyata yang menabraknya adalah calon istrinya sendiri.

"Kamu kenal ri"Tanya farzan yang belum tau kalau fahrilah calon suami dari adeknya.

"Dia calon istri saya zan"Jawab fahri dengan enteng.

Farzan pun dibuat kaget dengan jawaban fahri yang mengaku calon suami zara adeknya."Apa!!jadi kamu yang dijodohin sama adek saya zara"Fahri pun hanya mengangguk setuju.

Sedangkan zara hanya menunduk malu pada fahri. Sungguh saat ini ia sangat ingin menghilat dari situ.

Ya ampun kenapa harus ketemu dia sih disini__gumannya dalan hati.

"Kalau gitu kita ngobrolnya sambil duduk aja yuk, gak enak diliatin orang-orang dari tadi"Ajak farzan menunjuk kursi yang tak jauh dari mereka yang sudah kosong.

"Gak usah zan, saya lagi buru-buru mau jemput adek saya sudah telat"Tolak fahri.

"Yaudah kalau gitu kapan-kapan kita ngobrol lagi"

"Yaudah saya pamit, assalamualaikum"Pamitnya.

"Walaikumsalam"Jawab farzan. Sedangkan zara masih stay menunduk dan menjawab salam pun dengan pelan.

"Kalau jalan hati-hati untung saya yang kamu tabrak"Bisiknya tepat dibelakang telinga membuat zara kaget tak main. Sedangkan fahri langsung pergi begitu saja meninggalkan zara yang masih bengong.

Tak selang lama zara berlari menghampiri farzan yang sudah jalan didepannya."Tungguin zara"Teriak zara menggandeng tangannya.

"Cie yang habis ketemu calom suami, bisikin apa dia tadi"Goda farzan dengan kekehan.

"Ih..apaansih"Kesalnya reflek mencubit tangan farzan membuat sang emput meringis.

"Akh..sakit dek"

"Ya makanya jangan gitu ih malu tau"Omelnya.

"Gak usah malu biasanya juga malu-maluin kok"Ledek farzan yang suka sekali membuat adeknya itu kesal. Katanya terlihat imut dan menggemaskan kalau cemberut.

Zara pun mengerutkan bibirnya kesal.
"Taulah zara kesel"Seketika tawa farzan meledak karna berhasil membuat adeknya kesal.

"Yaudah yuk duduk"Ajak farzan dan diangguki zara.

-

Selesai makan mereka pun memilih mampir kemasjid didekat mall terlebih dahulu melaksanakan sholat dzuhur. Tak cukup lama mereka pun selesai sholat dan memutuskan untuk pulang.

"Yuk pulang mas udah ada janji sama temen"Ajak farzan menaiki motornya. Setelah itu farzan pun melajukan motornya membelah jalanan yang ramai.

Sesampainya dirumah zara pun langsung beranjak kedalam. Karena farzan langsung pergi lagi."Assalamualaikum bunda!!"Teriak zara yang sudah menjadi rutinitasnya berteriak setiap pulang.

"Walaikumsalam"Jawab bunda aliza yang sedang duduk didepan tv menonton sinetron suara hati istri diindosiar.

Zara menghampiri bundanya tak lupa pula menyalami tangannya."Nda zara kekamar dulu ya"Pamitnya langsung beranjak menaiki anak tangga.

Dikamar zara merebahkan tubuhnya dikasur king sizenya, dan tak lama zara pun sudah berada dialam mimpinya.

"ZARA BANGUN NAK!!"Teriak bunda aliza membuat sangempu beronjak kaget pun langsung berdiri. Dengan badan yang sempoyongan zara mencoba membuka pintunya.

"Kenapa nda??"Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur. Dan membuka pintu kamarnya menampilkan bunda aliza yang sudah banjir air mata.

Zara yang melihat itu langsung panik dan memeluk bunda aliza."Pa__papah za"Ucap bunda aliza dengan terbata-bata.

"Kenapa nda papah kenapa??"Tanyanya dengan tenang.

Bunda aliza menghembuskan nafasnya agar sedikit tenang.
"Papah kecelakaan dan sekarang ada dirumah sakit"

Deg.

"Apa!!papah kecelakaan"Teriak zara tak menyangka.

"Ayok nda kita harus segera kesana, papah dibawa kerumah sakit mana nda"Ajak zara dengan tergesa-gesa. Akhirnya zara dan bunda aliza pergi kerumah sakit menggunakan motornya.

Sesampainya dirumah sakit zara segera berlari menuju tempat pendaftaran untuk menanyakan papahnya dimana.

"Maaf mba atas nama rama aditya dikamar berapa mba"Tanya zara.

"Diruangan nomer 09 disebelah sana, apakah anda keluarga pasien yang baru saja kecelakaan"Tanya suster itu.

"Iya mba saya anaknya dan ini istrinya"Jawab zara dan diangguki olehnya.

Setelah menanyakan kamar papahnya zara langsung bergegas menghampirinya. Didalam sudah ada dokter dan suster yang menangani papah rama.

Tak lama dokter pun keluar."Bagaimana dok keadaan suami saya"Tanya bunda aliza menghampiri dokter.

Terlihat raut wajah dokter yang tersirat kesedihan.
"Maaf bu kami sudah bertindak semaksimal mungkin, tapi allah lebih sayang pak rama beliau dinyatakan meninggal karena benturan yang sangat keras menghantam sarafnya"

Zara mendengar ucapan dokter pun langsung berlari masuk kedalam ruangan papahnya yang sudah berbujur kaku ditutupi kain putih.

"Ga ga mungkin"Zara menggelengkan kepalanya hanya bisa berdoa bahwa ini adalah sebuah mimpi.

"PAPAH"Teriak zara.

-Bersambung-

Part kali ini agak panjang, semoga kalian gak bosan.
Sampai jumpa dipart selanjutnya.


MY PERFECT SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang