8. alamat palsu (raka-abin)

418 25 0
                                    

Seorang pemuda memakai Hoodie merah turun dari taksi lalu berjalan menuju sebuah rumah yang cukup besar. Dia sambil melompat-lompat dan bersenandung penuh energi.

Pemuda itu adalah Raka.

Sampainya di depan gerbang Raka mengecek hp nya. "disini kan? Hem.. bener ko. Mayan gede juga rumahnya" dia lanjut masuk ke dalam dan sampai di depan pintu.

Lalu dia memencet bel.

Ding dong~

"HALOOOOO~~!!!"

Dia menekan lagi.

Ding dong~

"GOOD MORNING!!!"

Ketiga kalinya.

Ding dong~

"SEPADAAAA!!!"

Dia tampak tak sabar dan terus memencet bel.

Ding dong ding dong ding dong ding dong~

Jgrek

Suara pintu terbuka. Memunculkan sesosok tak terduga.

"WAAAAA!!!! K-ko elo sih?!"

Ternyata yang muncul adalah Abin. Karna itu memang rumahnya. Tapi dia tidak pakai kacamata. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah hari dimana Raka menyebut Abin fansnya.

Tapi hari itu Erik langsung mengajak Abin keluar karna tau akan lama jika berurusan dengan Raka yang super cerewet.

"Kenapa kesini?" Tanya Abin santai.

"Ini kan rumah Erik!!!"

"Erik tinggal di penthouse"

"WHAT?!! GUE DI TIPU DONG?!"

Abin tampak akan menutup pintu. Lalu di tahan oleh Raka.

"Eits bentar- bentar" Raka menarik Abin dan menyuruhnya duduk di kursi yang ada di teras. "Duduk dulu" katanya.

Raka juga ikut duduk.

"Gue tu kemaren bilang ke Erik kalo gue mau main ke Yohan hari ini!" Jelas Raka dengan ekspresi orang paling tertipu di dunia.

Abin menyimak.

"Tanggepin dong!!"

"O-oh iya, terus?"

"Terus tu anak ngasih alamat rumahnya, bilang kalo dia mau ikut terus nyuruh gue jemput,"

"Terus.."

"Terusss.. karna gue baik dan tidak sombong serta dermawan, gue ngiyain tu anak sialan. Terus gue datang deh"

"Terus.."

"EHH TERNYATA!!"

Abin agak kaget. "T-ternyata?"

"TERNYATA RUMAH LO?!!! BADJINGAN!"

"Ha-ha-" Abin tertawa garing.

Kemarin memang Raka bilang ke Erik kalau dia berniat untuk main ke rumah Yohan, karena dia dia pernah sama sekali ke rumah Yohan. Lalu Erik menawarkan diri untuk ikut dan menyuruh Raka untuk menjemputnya.

Kata Erik nanti mereka naik Pajero. Tidak mungkin Raka menolak. Tak di sangka alamat yang diberikan Erik adalah rumah Abin.

"Betewe tumben lo ga pake kacamata? Gue pikir lo si culun berkacamata kutu buku yang kaya di pilem-pilem"

"Jangan kebanyakan nonton pilem"

Kacamata Abin di pakai hanya saat di sekolah. Karna matanya yang minus tidak bisa melihat papan tulis. Apalagi semenjak ada Erik yang menyeret Abin agar sebangku dengannya di pojok.

USURER [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang