Benar kata orang lebih baik kita di cintai daripada kita yang mencinta seperti yang Kwon Ji-eun rasakan kepada Min Yoongi hingga pada akhirnya Ji-eun memilih pergi dari kehidupan Yoongi. Akankah Yoongi mengejarnya atau membiarkannya saja dan berpiki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul sepuluh malam, lebih beberapa menit yang terus bergerak begitu juga dengan langkah Jieun bergerak berjalan menuju lobby hotel mendekati kamar tempat tinggalnya.
Waktu bergerak cepat membuatnya harus pulang tengah malam setelah menghadiri jamuan pertemuan pesta bersama Kim Seok Jin. Pria itu baru saja mengantarnya pulang dan menurunkannya tepat di lobby hotel.
Kwon Jieun berjalan di koridor hotel tempat tinggalnya selama ia tinggal di London. Meninggalkan suaminya, Min Yoongi. Pria sama yang juga telah menggoreskan luka di hati. Mengingatnya saja sudah membuatnya tersenyum miris.
Seharusnya tadi Jieun tidak harus ikut Kim Seok Jin hanya sekedar untuk menemani. Jika saja tadi Ha Young tidak membatalkan janji temu mereka secara sepihak mungkin dirinya tidak akan bertemu Min Yoongi bersama wanita cantik yang Jieun sendiri tidak tahu siapa nama wanita itu. Kekasihnya kah atau partner kerjanya saja. Memikirkan hal itu membuat hati Jieun semakin sakit.
Cemburu? Jelas Jieun cemburu, tapi tidak ada yang dapat ia lakukan. Marah? Apalagi hanya sekedar untuk marah atau merajuk. Jieun tidak berhak untuk marah. Iya, Jieun memang istri dari pria bernama Min Yoongi, tetapi itu hanya status belaka. Jieun tidak memiliki hak apapun mengenai pria itu. Pria yang amat sangat ia cintai.
Kenapa Jieun harus terjebak dengan pria seperti Min Yoongi itu. Mengingat perbuatan Min Yoongi malam itu hati Jieun semakin perih.
Bagaimana bisa seorang suami memperkosa istrinya sendiri? Perlu digaris bawahi Min Yoongi menyentuhnya karena pengaruh alkohol, bukan karena mereka saling mencinta dan saling mendamba. Jadi, tak ada yang dapat Jieun harapkan dari pria Min itu.
Sungguh kenapa hanya menyebut namanya saja membuat detak jantungnya berdetak tak karuan selama perjalanan Jieun dari lobby hotel menuju kamar.
Jieun menekan dada sebelah kiri, degup jantungnya semakin kencang. Jieun memperlambat langkah kaki ketika ia dapati sosok yang tak asing yang selalu muncul di benak dan pikirannya. Sosok itu berdiri bersandar di depan kamar Jieun dengan tatapan tajam ke arahnya.
Jieun menghela napas dalam sesekali mengusap perutnya yang masih terlihat rata hanya terasa keras di bagian bawah perut.
Mimpi menjadi seorang ibu rumah tangga, apalagi menikah dengan pria incaran tentu menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Jadi, kalau bisa lebih baik kita dicintai daripada mencintai. Alangkah lebih baiknya kalau sama-sama saling mencintai. Dicintai dan mencintai agar seimbang tentu hal itu akan lebih sangat membahagiakan.
Pondasi paling kuat dalam berumah tangga adalah cinta. Bukan hanya cinta sendiri rasanya berat dan sakit.
Ya ... Setidaknya itu hal yang paling normal untuk membangun sebuah rumah tangga. Impian semua wanita seluruh dunia dapat dimanja dan diratukan. Diberikan perhatian dan kasih sayang tulus. Saling mencinta dan mendamba sangat membahagiakan sekali, bukan? Tentu hal itu sangat membahagiakan sekali dan hal itu hanya berlaku bagi wanita beruntung dalam urusan asmara.
