bermalam

4.1K 633 166
                                    

there is nothing forever in this world.

one day, i will stop writing. and actually, i've been thinking about this since long ago :D

so let's create many good memories, let's spend our time a little longer. i promise i will never forget you all, and i hope.... i still have a special place in woohwanist heart--- eventho i'm not here anymore. ♡

—mas jeongwoo—

"tunggu bentar ya... dikit lagi sosisnya mateng." Jeongwoo yang sibuk memasak itu berujar sambil menoleh sekilas ke belakang, untuk sekedar memastikan si manisnya masih sibuk makan.

untungnya, pemuda itu tak berbuat nakal karena ini menyangkut makanan. yah, setelah drama pulang dari rumah pak RT tadi itu, Junghwan mengaku lapar dengan malu malu, jadi Jeongwoo menyiapkan seluruh makanan yang ia punya agar kesayangannya itu kenyang.

bung, jangan kira pria kota itu tak tau habit makan Junghwan yang sangat sangat banyak. sebab sebelum melamar si kembang desa, Jeongwoo telah banyak diberi tahu orang bahwa pemuda itu akan menguras seluruh uangnya hanya untuk makan.

pemuda manis itu telah menghabiskan semangkuk mie, dua gelas susu, sepiring nasi dengan ayam, dan kini tengah menghabiskan semangkuk bubur instan yang Jeongwoo punya. namun perutnya masih saja merasa lapar, jadi ia meminta si tuan rumah untuk membuatkannya makanan lagi.

"sosisnya masih belum mateng tah?" tanya Junghwan setelah menghabiskan mangkuk buburnya.

dengan sedikit panik, yang lebih tua langsung mematikan api kompor dan menyajikan sosis.

"bentar dek, nih udah jadi nih."

yang dipanggil adek mengangguk, kemudian kembali membuka suaranya untuk meminta sesuatu,

"ojo akeh tenan yo."
(jangan kebanyakan ya.)

"apanya?" tanya si mas tak mengerti.

"nasinya, dua centong aja cukup, wis kenyang aku."

ya tuhaaan. bisa bisanya??!!

Jeongwoo tersenyum menahan gemas, lalu mengambil centong nasi sesuai permintaan si manisnya. baru kali ini dirinya bertemu orang dengan kapasitas lambung yang luar biasa hingga makan pun tak pernah kenyang. sungguh wow sekali.

namun tak apa, untuk pujaan hatinya apapun akan Jeongwoo lakukan. setelah menyajikan makanan sekian banyaknya pun pria itu masih merasa bersalah karena Junghwan mampir di waktu tak tepat. dapurnya sedang kosong, dirinya belum belanja bulanan lagi ke kota, hanya ada makanan seadanya sekarang, dan ia sangat menyesal.

tuk.

sepiring nasi dengan sosis itu disajikan di atas meja makan. disambut dengan tepuk tangan bahagia dari sang penyantap.

"waduh... mantap iki mantap. aku baru liat sosis guendut guendut koyok gini. biasanya ibu cuma beli sosis yang kurus kurus." ujar Junghwan dengan polosnya, matanya memancarkan binar bahagia, senyumnya terulas begitu lebar, membuat wajahnya tampak semakin cantik dan manis di mata pria kota tersebut.

"emang ada sosis kurus?" tanya Jeongwoo pura pura tak tahu. diam diam bokongnya ia daratkan di kursi seberang Junghwan agar dapat lebih leluasa memandangi.

kembang desa; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang