pembicaraan

4.4K 636 431
                                    

YHHH RASANYA LAMA SKALI TIDAK UPDATE SEPERTI SUDAH SATU ABADDD?!?!

—kembang desa—

"loh arep turu ning omah e masmu toh le? tumben, masmu arep nyicip buatan ibu tah?"
(loh mau tidur di rumahnya masmu toh nak? tumben, masmu mau 'nyicip buatan ibu' ya?)

ahh, sial. ucapan ibu tak berhenti terngiang ngiang sejak tadi. Junghwan tak bodoh untuk memahami makna perkataan ambigu tersebut.

sekarang si manis kembang desa itu sedang mendaratkan bokongnya pada sofa empuk di rumah Jeongwoo. menunggu si pemilik rumah yang tengah menyiapkan camilan untuknya di dapur.

dalam batinnya, ia jadi overthinking sendiri. lelucon ibu mungkin ada benarnya juga, untuk apa pria itu mengajaknya bermalam bersama kali ini? jika ingin berbicara cukup panjang dengannya, rasa rasanya tak akan menghabiskan waktu semalaman, kan?

apa jangan jangan Jeongwoo sedang mencuri curi kesempatan ya? mentang-mentang dirinya memberikan lampu hijau soal hubungan mereka?

"adek."

"nggih mas."

yang lebih tua membulatkan matanya, menatap tak percaya pada si pemuda yang kini menunduk malu malu.

oh... ya tuhan. memang boleh se-submisif ini?

Jeongwoo meletakkan camilan dan minuman di atas meja, kemudian dengan ragu turut mendaratkan bokong di sebelah si manisnya.

"minum dulu itu, kata ibu adek suka es teh kan?"

Junghwan mengangguk, melirik es teh di hadapannya dengan curiga.

jangan jangan, ia dititah untuk minum agar rileks sebelum Jeongwoo melakukan adegan 'nyicipdirinya?

sementara yang lebih tua mengernyit heran, tampak ada yang tak beres dari bocah manis itu saat ini. Junghwan tampak sangat menghindari dirinya. apakah ada sesuatu yang salah?

"mas mau ngomong serius, adek bisa liat mas dulu?" pinta Jeongwoo lembut.

sial sial sial sial sial. Junghwan sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan pria kota itu.

pasti... Jeongwoo ingin meminta izin untuk melakukan adegan mencicip itu sekarang. menjalankan rencana setelah berhasil membawanya kesini.

alih alih mengangkat kepalanya dan melakukan perintah untuk menatap wajah tunangannya, Junghwan malah menggeser bokongnya menjauh dari Jeongwoo dan memalingkan wajah.

"maaf mas.. aku belum siap."

eh?

sebelah alis pria kota itu terangkat, terkejut karena menyangka Junghwan menolak ajakan pernikahannya dalam kurun waktu dekat. seingat Jeongwoo-- ibu sudah memberi tahu Junghwan mengenai hal ini seperti yang ia amanahkan.

kecewa, yang lebih tua merasa cukup kecewa--- sebab belum sempat dirinya berbicara, sebuah tolakan langsung diberikan begitu saja.

Jeongwoo kira... semenjak kepergiannya ke kota kala itu, membuka peluang untuk melunakkan hati Junghwan.

nampaknya... tidak semudah itu ya?

ekspektasinya jatuh sekarang, jantungnya berdebar cepat karena tak percaya dirinya ditolak.

"adek."

"....."

"adek bener bener belum siap ya? tapi mas mau ngelakuin ini sama adek..."

HAAAAAA IBUUUUU, TOLONG JUNGHWAANNNN.

Jeongwoo tampak sangat kukuh ingin melakukan hubungan seksual dengannya, ya tuhan... mereka bahkan tak pernah berinteraksi banyak, apa apaan ini? apakah mentang-mentang Junghwan mulai membuka hati, pria kota itu langsung mengambil kesempatan emas untuk mencicipi tubuhnya?!

kembang desa; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang