meleleh

4K 653 336
                                    

sumpah ya, aku baru pertama kali marathon book buas punya ku sendiri, TERUS DEMI ALLAH CAPEK BANGET NYENGIR SAMPE PIPIKU SAKIT 😭😭😭😭

gakuat 😭😭 apa kabar kalian ya 😭😭😭

—kembang desa—

"berhenti ikut campur sama hidupku, bangsat."

"....."

demi tuhan, ini menyakiti hati Jeongwoo.

"ga masalah, tapi sekarang pulang dulu. ibu nyariin." jawab yang lebih tua, menyembunyikan raut wajah penuh kecewa.

mendengar kata 'ibu' disebut, si manis seketika melunak, kembali tersadar bahwa ia mengkhawatirkan ibunya sedari tadi.

"walah... yok mulih."
(walah... ayo pulang.)

Jeongwoo mengangguk mengiyakan, lantas dirinya dengan segera melangkah lebih dulu, meninggalkan Junghwan yang masih pamitan di belakang.

"aku pulang dulu, kapan kapan aku main lagi kesini yo. matur suwun mbak."

samar samar suara pemuda itu masih terdengar berpamitan, namun pria yang datang menjemputnya tampak tak peduli. Jeongwoo kembali sakit hati untuk yang kesekian kali.

lagi dan lagi, situasinya cukup mirip. dimana si pria kota baru saja pulang bekerja, dan langsung menjemput tunangannya yang entah berada dimana. respon sang kembang desa pun bahkan selalu sama, hanya penolakan yang diberikannya.

pemuda manis itu tak bersikap semanis wajahnya, ia tak pernah belajar dari pengalaman, tak pernah mencoba bersyukur atas apa yang ia punya.

"woi, kamu kok bisa jemput aku kesini sih?" tanya Junghwan yang langkah kakinya terdengar jelas mengikuti Jeongwoo.

"....." tak menjawab, pria berbahu lebar itu juga punya hati untuk merasa sedih dan marah. Jeongwoo kira hubungan mereka dianggap lebih erat setelah kejadian bermalam itu, namun apa daya, seharusnya sang dominan tak pernah berharap lebih pada orang yang memintanya tidur di lantai kamar kala itu.

"bawa mobil tah? kamu baru pulang kerja?" tanya Junghwan lagi dengan polosnya.

sungguh tak merasa bersalah sama sekali, benar benar ajaib. namun pertanyaan itu tak juga Jeongwoo hiraukan, berniat untuk diam selama berduaan nanti sebagai bentuk kecewanya.

—kembang desa—

benar saja, selama perjalanan itu hanya diisi keheningan. itu merupakan kali pertamanya Junghwan merasakan duduk di kursi mobil Jeongwoo.

dan sekarang, pria kota itu berjalan membelah pekarangan rumah yang lebih muda, diikuti si pemilik rumah di belakangnya.

"nanti minta maaf sama ibu, ibu nyariin kamu." ujar yang lebih tua dengan dinginnya.

"hng.."

tuk! tuk!

"permisi bu, ini Jeongwoo."

tuk tuk!

hening, tak ada jawaban dari dalam. atau mungkin penghuninya sudah tertidur?

kembang desa; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang