2.

3.6K 179 6
                                    

Adelio menatap ruangan kosong itu dengan penuh tanda tanya, ia mengedarkan pandangannya pada setiap penjuru mewah yang tampak elegan dan mahal. "Apa yang kau lakukan, lepaskan aku dari kursi sialan ini!". Pekik Adelio kesal saat ia terbangun dan sudah mendapatkan dirinya diikat dalam sebuah kursi kayu yang menghadap meja kerja tanpa seseorang pun yang mendudukinya.

Hary mengembangkan senyumnya pelan, ia mendekatkan wajahnya pada telinga Adelio dari belakang. "Aku harap kau bisa menjaga bahasamu jika tuan Aaron datang manis, dia tak terlalu menyukai ucapan kasar apalagi sebuah makian seperti tadi". Bisik Hary. Jika ditanya mengenai posisi Hary, ia adalah orang yang paling dekat dan paling dipercaya oleh Aaron, umurnya lebih tua 3 tahun dari Aaron.

"Aku tidak peduli dia akan menyukainya atau tidak." Balas Adelio tajam, ia menghembuskan nafas kasar saat sebuah usahanya melepaskan tali yang melilit tangannya hanyalah sia-sia.

Tak berapa lama pintu ruangan terbuka, seorang pria masuk dengan aura pemimpinnya. Ia menggerakkan dua jarinya samar pada pria di belakang Adelio dan pria pun pergi meninggalkan Adelio bersama pria baru itu. Tampan, kata pertama yang ada di pikirannya, namun Adelio harus segera menepis pikiran itu, pria ini pasti Aaron yang dimaksud, ia bukanlah manusia, ia adalah monster yang harus Adelio benci.

Aaron duduk di kursi besarnya, sorot mata itu menilai Adelio yang tengah diikat pada kursi, uniknya mata indah yang mampu menarik perhatian Aaron dengan menatapnya tajam. "Adelio, nama yang cukup indah". Gumam Aaron mulai memenuhi ruangan. Ya, nama itu memanglah indah, namun nasib tak seindah namanya.

"Namaku tak lagi indah saat kau yang menyebutkannya". Desis Adelio dengan berani, ia menangkap ada sedikit keterkejutan dalam mata Aaron sebelum pria itu menggelengkan kepalanya. Aaron dampak tersenyum kecil dan mengambil sebuah map yang Adelio tak peduli isinya apa, ia hanya ingin dilepaskan dari ikatan yang mulai membuat tangan yang merasa pegal.

"Adelio Vincent, 25 tahun, bekerja di Rose Cafe, anak laki-laki dari Kyle dan Sean. Ibumu meninggal karena penyakit yang ia derita selama 2 tahun, dan ayahmu hanyalah seorang penjudi, benar?" Tanya Aaron, Adelio tak menjawab, ia membuang wajahnya ke arah sudut ruangan, siapa yang sedih jika harus diingatkan lagi tentang ibunya yang sudah meninggal?. "Biar ku teruskan, kau juga bekerja saat hari libur menjadi penjaga toko milik sahabatmu, Hadwin. Lalu kekasihmu--"

"Apakah sopan mencari tahu semua hal tentang diriku?". Tanya Adelio, untuk apa semua itu? Apakah pria di hadapannya begitu terobsesi pada dirinya? Apakah diam-diam Aaron sudah menginginkannya sejak lama? Tidak, sangat tidak mungkin! Adelio merutuki pikirannya sendiri.

"Aku bahkan selalu bertanya pada diriku sendiri, apakah aku pernah sopan?". Tanya Aaron, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak akan sembarangan membeli sesuatu, Lio. Aku harus mencari tahu apakah kau sebanding dengan hutang ayahmu, dan jika melihat dari profil mu aku tak menemukan jika kau seorang pembuat onar juga pekerjaanmu masih terbilang cukup baik. Ucap Aaron masih terlihat santai, emosinya tak terpancing sama sekali.

Adelio berdecak kesal, ia ingin berdiri dan menampar mulut itu. "Kau pikir aku barang? Kau tidak bisa membeli ku, ayahku akan segera mencari uang dan menebusku."

"Kau yakin?".

"Tentu saja". Jawab Adelio, walau dalam lubuk hatinya ia sedikit ragu dengan Sean. Tidak, hanya Adelio yang Sean punya dan Adelio yakin Sean akan meminjam uang pada siapapun untuk membawa Adelio pergi dari sini.

"Hutangnya sebesar $200.000". Ucapan yang keluar dari mulut Aaron seakan mendorong Adelio ke dasar jurang, kepercayaan dirinya langsung lenyap seketika, lidahnya terasa kelu. Tapi sebentar, bukankah Sean mengatakan $30.000?

Adelio kembali menatap Aaron dengan tatapan tajam, bulu mata lentik itu menambah kecantikan mata Adelio. "Ayahku berhutang $30.000!". Desis Adelio.

"Kau harus ingat semua hutang memiliki bunganya masing-masing, Sean sudah berhutang terlalu lama dan bunganya membengkak, kau tahu? Aku hanya kasihan padanya jika terlalu lama menunggak hutang yang akan semakin membesar". Ujar Aaron dengan nada iba, namun Adelio tahu jika itu adalah nada ejekan untuk dirinya.

Tawanan Mafia (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang