Aaron menatap layar ponselnya beberapa kali, ia mendengus kesal saat melihat keadaan jalan yang mulai padat pagi ini. "Apakah tidak ada jalan lain?". Tanya Aaron tak sabaran.
Baru saja Aaron duduk selama setengah jam di ruang kerjanya, tiba-tiba panggilan dari Sarah membuatnya terkejut saat kepala pelayannya itu mengatakan Adelio pingsan saat hendak sarapan, tanpa pikir panjang Aaron pun langsung bergegas pergi dan pulang untuk melihat kondisi Adelio.
Sang sopir yang melihat kepanikan Aaron membelokkan mobil melalui jalan yang ia tahu dan lebih dekat menuju kediaman Aaron, ia berusaha sebisa mungkin untuk menghindari jalanan padat yang bisa menghambat perjalanan mereka.
Sesampainya di rumah, Aaron turun dari mobilnya, ia menatap mobil dokter Melly masih terparkir dengan rapi di halaman rumah. Aaron masuk dan menaiki anak tangga dengan cepat, ia membuka pintu kamar dengan perlahan dan menemukan Adelio yang sudah sadar tengah duduk di tepi ranjang. "Bagaimana keadaannya?". Tanya Aaron pada Melly, ia duduk di samping Adelio dan mengusap pelan bahu Adelio, tubuh submisive itu memang terlihat begitu lemas dan tak bertenaga. "Apakah masih mual seperti kemarin?". Tanya Aaron pada Adelio.
Adelio menggelengkan kepalanya pelan, namun Melly terlebih dahulu menjawab pertanyaan Aaron. "Keadaannya baik-baik saja, aku sudah memberikan beberapa obat dan vitamin untuk kandungannya juga". Jawab Melly sambil tersenyum lembut.
Kening Aaron berkerut samar, ia seperti menangkap sebuah kata 'kandungan', Aaron tak mengeluarkan jawabannya sedikitpun, hingga Melly kembali berbicara setelah menutup koper kecil miliknya. "Kalau begitu aku harus pergi sekarang Mr. Matthew, aku sarankan untuk rajin memeriksa kondisi kandungan Tuan Adelio". Ujarnya ramah. Melly pun keluar ditemani Sarah, meninggalkan hanya Aaron dan Adelio berdua di dalam kamar.
Adelio menggigit bibir bawahnya pelan, ada sedikit keraguan saat Aaron tak berkata sedikitpun, bahkan rangkulan di bahunya kini sudah mulai melemah. Aaron tampak menarik nafasnya dalam, namun sebelum Adelio mendengar apa yang akan diucapkan Aaron, Adelio terlebih dahulu mengulurkan test pack dengan dua garis yang begitu jelas.
"Di mana kau mendapatkan benda ini?". Tanya Aaron, hal itu cukup membuat Adelio bingung, ia mengerutkan keningnya dan menatap Aaron yang tengah menunjukkan wajah tak bersahabat.
"Tentu saja dari dokter tadi, dia menyuruhku untuk menggunakannya, dan aku hamil". Jawab Adelio, ia menelan salivanya cukup keras saat merasakan kegugupan itu bertambah, reaksi Aaron benar-benar tak bisa ditebak.
Aaron terlihat menggelengkan kepalanya, ia membuang pandangannya ke sembarang arah. Aaron bangkit dari duduknya. "Itu pasti salah Lio, kau hanya sakit biasa, tidak mungkin hamil. Atau aku harus meminta Sarah membeli test pack yang baru?".
Kini Adelio yang menggelengkan kepalanya tak percaya, ia bangkit dari duduknya dan mendekati Aaron. "Ini sudah sangat jelas Aaron, lagi pula kita memang sudah melakukannya lebih dari sekali bukan? Hal ini memang bisa saja terjadi". Ucap Adelio menatap Aaron yang tampak gelisah. "Apa kau tak menginginkannya?". Tanya Adelio pelan.
Aaron menoleh ke arah Adelio, ia tersenyum hambar yang cukup menyebalkan. "Apa kau bercanda? Mengapa kau membuat semua ini menjadi rumit Lio?". Tanya Aaron.
Namun Adelio masih tak mengerti dengan reaksi Aaron yang menolak kehamilannya, kerutan di keningnya semakin terlihat jelas. "Apa yang menjadi rumit Aaron? Kita saling mencintai bukan? Apa salahnya dengan anak ini?". Tanya Adelio penuh ketidakpercayaan pada sikap Aaron.
"Aku memang mencintaimu Lio, sangat mencintaimu, tapi aku tak menginginkannya! Bisakah kau mengerti posisiku?". Tanya Aaron dengan nada yang mulai terdengar emosi, ia tampak berbeda dengan Aaron beberapa menit yang lalu.
Adelio menarik nafasnya dalam, ini mungkin cukup mendadak bagi mereka, ia berdiri di hadapan Aaron dan menatap ke dalam bola mata itu, terlihat jelas sebuah ketakutan dan rasa putus asa yang ada pada diri Aaron. "Tapi ini tetap anakmu, kita akan terbiasa kedepannya, aku yakin memiliki anak tak serumit yang dibayangkan Aaron". Ucap Adelio pelan, ia harus meluluhkan Aaron yang cukup keras kepala saat ini, pria itu hanya syok dan akan menerima semua ini sebentar lagi, Adelio sangat yakin dengan pikirannya sendiri. "Apa kau tidak ingin ada seorang anak kecil memanggilmu Ayah? Itu akan menyenangkan, percayalah".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Mafia (Nomin)✓
RandomBOOK 3 Happy reading guys ʘ‿ʘ Warning ⚠️: ° b×b ° homo ° mpreg Start : 11/6/2024 End : 15/9/2024