Acara pernikahan semakin menyenangkan dengan sebuah instrumen musik yang menemani perbincangan kecil di antara mereka, Sean menoleh ke arah Adelio pelan. "Dad, harus mencari toilet sebentar Lio". Ucap Sean yang langsung diangguki oleh Adelio.
Sejujurnya Sean sedikit bingung dengan letak toilet yang tak diberi tanda petunjuk, ia berjalan ke segala arah dan menemukan seorang pelayan yang ada di gedung tersebut. "Permisi, di mana aku bisa menemukan toilet?". Tanya Sean dengan begitu sopan. Wanita muda itu tersenyum dan memberitahu Sean jika ia terlalu jauh mencari letak toilet, Sean hanya salah berbelok dan sebenarnya toilet berada di dekat acara pernikahan.
Setelah mengerti di mana letak yang dimaksud Sean pun berterima kasih dan berjalan hendak keluar dari area belakang gedung, namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pria tengah memasukkan sesuatu ke dalam gelas yang begitu cantik, gelas itu sangat berbeda dengan kebanyakan gelas yang ada di meja bundar tersebut.
Merasa ada yang janggal, alih-alih meneruskan niatnya mencari toilet Sean kembali bergabung dengan orang-orang yang berkumpul bersama Aaron dan Adelio, perasaannya bercampur aduk dan merasa ada yang tidak beres.
Dugaan Sean bertambah kuat saat beberapa pelayan mulai menaruh gelas-gelas di atas meja tamu, satu persatu Sean memperhatikan gelas yang ada di atas meja, namun ia tak menemukan gelas yang lebih cantik dan mencolok di atas meja tersebut. "Ada apa Dad?". Tanya Adelia yang mulai memperhatikan gerak-gerik Sean yang terasa berbeda.
Sean menoleh ke arah Adelio sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak sayang, aku hanya mencurigai sesuatu, tapi sepertinya aku salah lihat". Jawab Sean sambil menarik nafasnya dalam, perasaan yang mulai sedikit tenang karena pada kenyataannya tak ada gelas yang tadi ia lihat disuguhkan kepada kamu.
Acara makan siang pun mulai berlangsung, para tamu satu persatu mulai memilih meja yang akan mereka pilih dan makanan pun mulai dihidangkan.
Seorang crew dari WO yang mengatur acara sederhana itu menghampiri Aaron. Adelio dan Sean masih berdiri dan asyik tersenyum di depan kamera yang tak hentinya menurut mereka. "Selamat siang Tuan, meja mempelai pengantin sudah kami persiapkan". Ucap crew tersebut.
Sesuai dengan keinginan Aaron, meja makan mereka sudah disiapkan 3 kursi untuk Sean sebagai tambahannya, gelas dan peralatan makan sudah tersusun rapi di masing-masing ujung meja bundar tersebut. "Terimakasih". Ucap Sean saat gelas kosong mereka mulai diisikan air putih.
Tak lama seseorang datang dan memberikan sebuah piring berisikan makanan paling mewah yang pernah Sean dapatkan. Adelio yang melihat itu tersenyum lembut, ekspresi Sean sama seperti Adelio saat mendapatkan makanan dari Sarah, namun makanan di hadapan mereka saat ini memang yang paling terbaik.
"Kau lelah?". Tanya Aaron begitu lembut. Adelio menggelengkan kepalanya pelan, tersenyum dan mengusap jemari Aaron yang menyentuh tangannya.
"Aku bahagia". Jawab Adelio.
Aaron mengalihkan pandangannya pada Sean. "Karena kau sudah sah menjadi mertuaku, mulai saat ini aku akan memanggilmu dengan sebutan Dad". Ucap Aaron membuat Adelio dan Sean terkekeh pelan.
"Suatu kehormatan untukku, apa aku masih harus memanggilmu dengan sebutan Tuan Aaron?". Tanya Sean.
Aaron tertawa kecil, ia menggelengkan kepalanya. "Itu akan terdengar aneh". Komentar Aaron.
Makan siang yang diiringi percakapan ringan itu cukup menyenangkan bagi mereka, hingga tak terasa makanan yang ada di hadapan mereka sudah habis secara bersamaan. Aaron mengangkat sebelah tangannya dan seorang pelayan datang ke arah mereka. "Bawa teh yang sudah aku siapkan". Ucap Aaron.
"Baik Tuan".
Seorang pelayan lain datang untuk membersihkan piring kosong yang ada di atas meja, Aaron menaruh kedua tangannya di atas meja dengan atap dua orang yang kini sudah menjadi keluarganya. "Aku sudah menyiapkan teh hijau terbaik dari Cina". Jelas Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Mafia (Nomin)✓
RandomBOOK 3 Happy reading guys ʘ‿ʘ Warning ⚠️: ° b×b ° homo ° mpreg Start : 11/6/2024 End : 15/9/2024