8.

1.8K 109 4
                                    

"Oke, montirnya sudah hampir tiba, kalian pulanglah terlebih dahulu, aku harus kembali ke dalam untuk menyiapkan kopi, ini pasti akan memakan waktu sedikit lama untuk memperbaikinya". Ucap Hadwin, Adelio dan Mark yang tengah sibuk memainkan ponsel pun menoleh ke arah Hadwin.

"Tidak apa-apa Hadwin, kami akan menunggu sampai mobilmu selesai, kau sedang tidak ada janji bukan dengan teman-temanmu?". Tanya Adelio.

Mark menganggukkan kepalanya. "Ya, tentu saja, acara mobil hanya malam minggu sayang". Jelas Mark pada Adelio lalu menoleh pada Hadwin. "Santai saja, kami tak akan meninggalkanmu sendirian".

Hadwin tampak berdecak samar, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, lebih baik kalian pulang, ini sudah larut, aku tahu kalian berdua besok masuk shift pagi bukan? Aku tidak ingin merepotkan kalian, pulanglah, aku akan mengabarimu jika ada kendala". Ucap Hadwin.

Adelio menoleh pelan pada Mark, lalu kembali menatap Hadwin dengan tak yakin. "Benarkah? Kau harus berjanji untuk menghubungiku jika ada kendala, jangan pernah menyembunyikan padaku, ingat!".

"Tentu saja Lio, sudah, kalian pulanglah". Ucap Hadwin sambil tersenyum kecil, ia mendorong pelan tubuh Adelio sampai motor Mark. "Terima kasih sudah membantuku menjaga toko hari ini, beristirahatlah".

Setelah berpamitan, Adelio pun pulang bersama Mark, Hadwin membuka tasnya dan mengeluarkan kunci toko, ia harus membuatkan kopi untuk montir yang telah direpotkan oleh Hadwin di malam hari seperti ini.

Namun saat ia baru saja membuka pintu toko, sebuah mobil datang, seorang pria turun dengan peralatannya. "Selamat malam, Tuan Hadwin?". Tanyanya dengan sopan.

Hadwin mengangguk dan tersenyum, ia menunjuk mobil yang terparkir di halaman toko dan menjelaskan kendala mobil tersebut. Sambil menunggu montir mulai mengerjakan, Hadwin masuk ke dalam toko, membuatkan segelas kopi lalu keluar dari toko.

"Terima kasih Tuan, tapi aku harus menyampaikan sesuatu yang kurang baik". Ucapnya pelan membuat Hadwin mengerutkan keningnya. "Sepertinya harus ada beberapa yang diganti, juga kerusakannya cukup berat. Jika kau tidak keberatan aku akan membawanya besok ke bengkel, mungkin semuanya akan menghabiskan waktu 3 hari". Jelas montir tersebut.

Hadwin menghela nafasnya pelan, mau tak mau ia harus menggunakan taksi untuk malam ini, tidak mungkin ia tidur di dalam toko bukan? Hanya ada sofa di ruang kerjanya.

Ponsel Hadwin bergetar, panggilan masuk dari Adelio muncul. "Halo Lio? Kau sudah sampai?". Tanya Hadwin terlebih dahulu.

"Baru saja sampai, bagaimana? Apakah mobilmu sudah mulai diperbaiki?".

"Ya, dan kerusakannya cukup parah rupanya, aku akan memesan taksi terlebih dahulu untuk pulang, istirahatlah Lio, tidak perlu mengkhawatirkan aku, oke!".

Adelio tak menjawab, Hadwin dapat mendengar suara percakapan yang tak terlalu jelas, lalu tak berapa lama Adelio mulai menjawab. "Tunggulah di sana, Mark akan menjemputmu". Jawab Adelio.

"Tidak perlu, aku yakin masih ada taksi malam ini". Tolak Hadwin.

"Tidak Hadwin, jalan pulang Mark melewati toko, tunggulah sebentar lagi, jangan cemas jika kau mendapatkan taksi yang salah".

"Tapi Lio--". Panggilan itu terputus, Hadwin menghembuskan nafasnya keras, Adelio orang yang keras kepala, ia tak ingin dibantah sedikitpun.

Hadwin mengambil kembali kopi yang belum tersentuh sedikit pun itu, montir yang sudah pulang pun membuat Hadwin menunggu seorang diri di sini. Semua tokoh sudah gelap dan hanya beberapa kendaraan yang lewat di jalan. "Sepertinya malam ini aku harus bergadang". Kekeh Hadwin menatap kopi yang ia bawa dan masuk ke dalam toko.

Tawanan Mafia (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang