Takut selalu berada dalam barisan pertama dalam setiap langkah. hancurkan setitik keberanian. Luruhkan setiap pertahanan dan benteng dengan pengkhianatan.
Pengkhianatan demi pengkhianatan menikam tajam setiap kepercayaan. Tidak ada lagi sudut yang bisa membuatku percaya.
Oh dewasa, setiap detik seperti berperang. Menghadapi diri yang tak pernah becus menyelesaikannya. Tembok yang begitu tinggi membentang tinggi tanpa mampu kau tembus. Jarak kita sudah tidak lagi seperti dulu, kau tidak akan lagi melewati batas ini. Masa depan terasa semakin jauh. Apa yang lakukan sekarang? Menjadi tak bahagia dan mencari masa lalu yang telah hangus terbakar waktu. Apa lagi yang kau cari? Kau tak akan temukan masa lalumu lagi. Semua orang telah berpindah dan pergi jauh dan kau masih ditempat yang sama tanpa beranjak? Kamu tidak pernah kemana mana. Kamu hanya terjebak dalam diri 17 tahunmu. Kamu tak akan menemukan apa yang kau cari. Kau mencoba kembali ke masa lalu dan yang kau temui hanya sebuah luka yang akan abadi jika kau menyentuhnya lagi. Apa yang kau lakukan sekarang? Kau hanya akan pulang dengan tangan yang berdarah. Penerimaan memang tidak pernah mudah dilakukan. Kau tetap harus menghadapi apapun itu. Pengkhiantan yang berulang kali terjadi, kecewa yang tak berujung, kepingan luka itu akan tetap disana. Kau perlu belajar untuk wajah yang sudah babak belur, kau hanya perlu menemuinya dan mengobatinya sendiri. Kau tak akan sembuh. Lupakan dan jangan pernah kembali ke tempat itu. Kau tak bahkan tak lagi memiliki ruang untuk mengingat. Hanguskan semua yang membuatmu sesak. Kau tak akan menemukan apapun di masa lalu. Kau tak akan lagi menemukannya lagi. Sesuatu itu tidak akan lagi sama seperti dulu, seperti ingatan terakhir yang kau ingatan. Kau tak akan menemukan apapun.