Tepat di ruang makan pukul 06.21 pagi. Perempuan bernama Ganetha Daeva Audrey menggebrak meja karna ucapan ayahnya.
"Kenapa?" Tanya ayah padanya.
"Apa yang kau pikirkan Ayah?, Apa kau tak memikirkan perasaan ku?" Ganetha menatap sengit mata ayahnya.
"Apa yang salah? Ayah hanya bilang, kau akan Ayah jodohkan dengan anak teman Ayah." Ucap ayahnya.
Ganetha menjawab. "Apa ayah tidak memikirkan bagaimana pendapat ku?," kesalnya.
"Ayah ini sudah abad ke berapa dari era kerajaan? Masih saja berpikiran kolot.""Ayah bukan berfikir kolot. Ayah hanya ingin yang terbaik untuk mu." Ujar ayahnya.
"Ini bukan hal yang baik. Ini buruk. " Ganetha menghentikan kegiatan makannya.
"Ini baik untuk mu. Kau dengarkan saja apa kata Ayah, Terima dia. Dia yang akan menemanimu sampai akhir. " Ujar ayahnya.
"Tapi ini sudah tidak jamannya ada perjodohan. Terlebih lagu aku masih duduk di bangku kuliah." Ucap Ganetha tidak setuju.
"Sudah stop. Ayah akan menjodohkan mu. Persetan dengan jawaban mu. Keputusan ayah sudah bulat. Kau akan berjodoh denganya." Ganetha semakin di buat kesal oleh ayahnya. Meraih tas ransel berwarna hitam miliknya, berdiri hendak pergi namun pergelangan tangannya dengan cepat di genggam oleh ayahnya.
"Habiskan makanan mu ayah belum selesai makan. Ayah yang akan mengantarmu berangkat." Kata ayahnya.
"Ga perlu. Gua bisa berangkat sendiri. " Ujar anaknya.
Ganetha menepis tangan ayahnya hingga terkena meja makan. Ayahnya merungis merasakan sakit. Namun tak lama menatap Ganetha tidak kalah kesalnya.
Ganetha berjalan pergi dari sana dengan tas ransel dan baju formal bertema hitam. Menaiki motornya lalu menancap gas pergi menuju universitas.
_______________________
__________________Beberapa Hari berlalu setelah tunangan
Universitas Vlattaz
Di waktu senggang Ganetha berjalan sembari mengemut permen lolipop menuju sisi belakang Universitas.
Di sana sudah ada temannya Gevran Louis, Gavin Mahandra, Ardylan Jonathan, Jefran Atharendra, Leorysa Azeray, dan satu lagi Lavando Aldevin Kenan
"Sorry gua telat." Kata Ganetha.
"Pacar lu dateng juga Van" Kata Jefran menepuk bahu sang teman. Lavando yang sedang bermain ponsel pun fokusnya terganggu, dan melihat ke arah pacarnya.
Lavando tanpa bicara apapun bergegas menghampiri Ganetha menggenggam pergelangan tanganya, pergi menariknya sedikit agak jauh dari mereka.
"Apa sih!" Ganetha melepas genggam tangan Lavando.
"Katakan padaku selama beberapa hari ini kau tak masuk, kau kemana? " Kata Lavando
"Gua di rumah." Ucap Ganetha.
"Halah, katakan padaku. Kau bertunangankan?" Ucap Lavando dengan nada kesal.
Ganetha hanya menatap tak peduli, "kalo iya kenapa? Lagian ini bukan kemauan gua."
Lavando kembali bertanya. "Jika karna perjodohan, kenapa bukan aku orangnya? Ayah mu sudah tau kan tentang hubungan kita? Kenapa kau malah-" Ia menghentikan ucapanya berteriak dengan lantang, kesal dengan nasibnya.
Ganetha memejamkan mata mencoba mengontrol emosinya.
"Ayah tidak sejujur itu dalam berucap. Lu ngerti kan?" Lavando tidak menggubris, ia benar benar kesal sekarang.