Part 12.2 [2 of 3]

141 18 9
                                    

Maaf ya baru update. Banyak huru-hara di real life Cece wkwk

Apa ada yang di bawah kulitnya tumbuh benjolan terus sembuh dan jadi keras dan panjang seperti urat-urat?

Baca novel baru Cece, judulnya: Billionaire's Fangirl. Cerita anak Edward dan Alicia Wellington dari novel ~𝑰𝒏𝒕𝒐 𝒂 𝑫𝒂𝒏𝒈𝒆𝒓𝒐𝒖𝒔 𝑪𝑬𝑶~-Velove Wellington sahabat Maximilian dan salah satu siswi misterius juga di Harrweals🤗

Nanti Miguel bakal muncul di sana juga🥰

Sekalian Tiktok Cece😍 tempat Cece bagi-bagi ilmu🫡

Wattpad Freya: FreyaAvrielly
Follow akun KaryaKarsa Cece yuk @DessyChandra, agar tidak ketinggalan info & cerita menarik lainnya💕

Menemukan typo komen di inline ya😉

Happy Reading semuanya❣️

Jangan lupa vote dan komen tanggapan kalian atas part ini. Tengkyu💕

***

Nicholas memandang pintu dengan papan bertuliskan kelas Violin dan mengehela napas sebelum memutar kenop.

"Ah, Nicholas, akhirnya kau datang. Miss Fieldming sudah memberitahu jika kau akan membantu kelas violin." Miss Anne, guru musik Harrweals yang terkenal cantik dan bersuara lirih nyaris menyerupai bisikan menyambutnya dengan hangat.

Nicholas mengutuk dalam hati, tetapi tetap tersenyum. Dia memandang ke sekeliling ruangan dan meremang menyadari jika dia satu-satunya anak laki-laki di sana. Kelompok violin Harrweals memang didominasi siswi, karena mereka menanggap itu adalah kegiatan anak perempuan.

Dia sama sekali tidak kesulitan menghadapi gadis-gadis mengingat dia sering kerubungi, juga mempunyai dua adik perempuan—yang satu judes dan yang satunya lembut.

"Baiklah, Nicholas. Silakan dimulai." Miss Anne bertepuk tangan, tanpa menjelaskan lebih jauh. Sepertinya berharap siswa pintar sepertinya bisa memahami segalanya sendiri dengan cepat tanpa perlu diberitahu.

Nicholas kembali mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Dia tidak mengenali kelompok siswi-siswi itu, ada beberapa yang seangkatan dengannya tetapi tidak dikenal dekat karena mereka berbeda kelas. Matanya menangkap seorang gadis yang duduk di dekat jendela besar, itu adik kelasnya—Crystal Petrovsky. Well, adik kelas jauh lebih mudah untuk didekati.

"Hai, ada yang bisa aku bantu?" tanya Nicholas ringan, tidak lupa tersenyum seperti biasanya.

Crystal terkesiap dengan mata hijau yang melebar menatap Nicholas. "Aku... itu..." dia tergagap sambil menunjuk-nunjuk violin kecil di kotak kaca.

Nicholas menahan diri untuk tidak memutar bola matanya. Menurutnya gadis ini sangat tidak sopan karena melongo dan berbicara tidak jelas. Namun, itu hal biasa baginya dan kedua sahabatnya untuk melihat gadis-gadis Harrweals tidak berkutik di hadapan mereka.

"Jadi, apa yang akan kalian mainkan untuk Natal nanti?"

"Kami akan menyanyikan lagu-lagu Natal di pertunjukkan drama Harrweals."

"Apakah aku akan bernyanyi juga?"

"Aku rasa tidak. Ini bukan olimpiade matematika."

"Benar." Nicholas berpikir-pikir. "Aku tidak berbakat bernyanyi atau bermain alat musik. Aku pernah mengikuti kelas piano akhirnya orangtuaku menyerah dan memohon kepadaku untuk berhenti. Bagaimana denganmu?"

Crystal tersenyum gugup. "Aku suka musik klasik. Saat kecil Mom mengajakku menonton opera, aku terkesima dengan para pemain violin mereka menampilkan pertunjukkan musik yang luar biasa." Dia berhenti sejenak. "Mom menyampaikannya kepada Dad dan akhirnya mereka mendaftarkanku ke kursus violin."

I'm FreyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang