Dikit-dikit, bunuh. Dikit-dikit, bunuh. Aish!! Bikin pusing saja.
"Apa yang kau pikirkan, Blaire?" tanya seseorang membuyarkan lamunannya.
"Eh, Damian. Aduh, maaf. Aku hanya ... Aku hampir salah pencet." jelas Blaire menatap layar laptop di hadapannya.
Uh, Rhys harus lebih memperhatikan Blaire, mengingat dia sudah bekerja keras untuk misi besok.
"Mau kubuatkan teh? Kopi? Atau ... Kau mau susu kan?" tanya Damian mengelus lembut tangan Blaire yang ada di samping leptopnya.
Damian Lundburg adalah partner in crime milik Blaire. Bagi Blaire sendiri, Damian sudah seperti kakaknya. Sejak awal, Damian begitu protektif terhadap Blaire. Sedangkan bagi Damian, mungkin Blaire adalah cinta pertamanya yang terjebak dalam pekerjaan penuh dosa.
"Yang benar saja, Damian. Lima tahun bekerja sama, apa kau harus perlu bertanya apa yang ingin ku minum saat meretas data intelijen sialan ini?" Blaire memutar bola matanya.
Ini sudah pukul 3 pagi dia berada di rumah Blaire. Oh yah, Elycia sudah tertidur pulas di sofa. Damian dan Elycia memutuskan untuk menemani Blaire di rumahnya, memastikan Blaie tetap terjaga. Sialnya malah Elycia sendiri yang tertidur.
"Alright, dear. Ku anggap itu sebagai respon untuk susu." kata Damian dengan senyum lebar dan mata yang terpejam. Damian langsung menuju ke dapur, meninggalkan Blaire dan Elycia yang masih tertidur pulas.
Blaire menatap layar dihadapannya, menyaksikan angka dan kode-kode yang muncul secara cepat hingga masuk ke bagian dimana garis hijau berlalu hingga memenuhi persegi panjang disana.
"I found it!" seru Blaire begitu nyaring.
Elycia segera terbangun menatapnya dengan kaget.
"Ketemu?" tanyanya penasaran lalu segera duduk disamping Blaire menatap layar di laptop. Beberapa saat kemudian, Damian muncul membawa secangkir susu dan roti, meletakannya di meja lalu ikut mengintip apa yang mereka lihat.
"Dang it!" ucap Lizzy.
"Good job, Blaire. I'm so proud of you." kata Damian.
"Lihat!" Lizzy menunjuk sebagian data yang tertulis di sana, "Mereka lebih cenderung menggunakan baju yang gelap saat bertugas. Disitu dikatakan juga bahwa mereka memiliki ritual pesta malam ..." Lizzy berhenti membaca.
"Apa zzy? Mana yang kau baca?" tanya Blaire mencari bagian mana yang dia baca.
"Sex." kata Damian.
Elycia dan Blaire menatap Damian dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Cocok. Mereka mengadakan pesta sex antar sesama anggota. Apa untungnya itu?" Damian menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan.
"Entahlah. Apa karena mereka sering bersama dan tak punya waktu bersenang dengan pria atau wanita? menurutmu?" tanya Blaire.
"Lagian siapa peduli? Apa lagi yang di dapat?" tanya Damian.
"Um ... wait. Disini tertulis bahwa mereka-" ucap Blaire terhenti.
"What the hell?" kata Elycia spontan saat layar yang tadinya berisi data-data sensitif, kini berubah menjadi layar hitam.
"Sial! Mereka sudah mengambil ahli lagi." kata Blaire.
Samian tampak kebingungan, begitu juga dengan Blaire dan Elycia. Padahal sedikit lagi.
"Mungkin cukup untuk hari ini, Blaire. Kita diskusikan besok bersama yang lainnya." Elycia mencoba menenangkan Blaire yang masih terpaku sambil menggigit kuku jempolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴀʀʟɪɴɢ ᴋɪʟʟᴇʀ
Фэнтези"𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑡𝑖. 𝐸𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑢, 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑘𝑎𝑢, 𝐵𝑗𝑜𝑟𝑛." Blaire Svajone mendapat perintah untuk membunuh seorang assasin berbahaya dari organisasi Crimson Eclipse. Nama yang tertera pada no...
