Blaire duduk di sebuah meja, menatap orang-orang yang berdansa di lantai dansa, membiarkan Damian pergi dan berpatroli sendiri. Blaire duduk disana, sikunya disandarkan di atas meja dengan dagu di telapak tangannya, bibirnya yang berwarna merah cerah terlihat cantik dan montok sementara tangannya yang lain memegang segelas anggur merah.
Entah apa yang dia pikirkan, Blaire hanya duduk disana menatap orang-orang dengan aktivitas mereka sendiri.
Tiba-tiba, Blaire merasakan kehadiran seseorang di dekatnya. Seseorang itu duduk di sebelahnya. Tanpa menatapnya, dengan gerakan cepat dan diam-diam, Blaire memegang pistol di pahanya. Padahal dia sama sekali tidak mencurigai orang itu, namun karena sudah ditugaskan untuk berhati-hati, Blaire harus mematuhinya.
Blaire menatap ke atas, ekspresi tidak tertarik tergambar di wajahnya, Blaire menemukan seorang pria. Mata biru cerahnya tampak seperti kolam dan berkilau seperti lautan di bawah matahari yang terbenam. Tubuh proporsional, dan lengan bawah yang match dengan urat menonjol. Pria itu mengenakan setelan hitam putih dengan sebagian kancing yang tidak dikunci. Celananya terlihat mahal walaupun itu sama seperti yang digunakan Damian. Dia mengenakan Gelang perak dengan cincin rantai yang serasi. Blazer hitam di bahunya menyatukan semuanya menjadi sempurna.
"Halo," dia tersenyum.
Senyuman itu berhasil membuat jantung Blaire berdebar kencang dan alam bawah sadarnya berputar seakan Blaire berada disana, terhisap lubang hitam yang besar.
"Oh, hai." sambung Blaire dengan suara yang lembut selembut angin.
"Kau tampak sedang bosan." Kata Bjorn.
Bjorn Bjorklund. Tujuannya ada ditempat ini adalah untuk mencari tahu wajah dari pemilik nama Blaire Svajone. Sejauh yang dia tahu, dia hanya memiliki sudut nama wanita itu tanpa bisa memanfaatkan bagaimana wajah dari targetnya.
Rex menelepon Rylan dan Bjorn beberapa waktu yang lalu, memberitahu mereka bahwa gadis bernama Blaire Svajone ada disini. Sungguh bukan hal yang muda mereka harus mencari seseorang tanpa data lebih jelas seperti foto wajahnya.
Rylan dari tadi bersama Bjorn, namun dia tidak memberi diri lebih banyak untuk mengidentifikasi target. Dia lebih memilih bersenang-senang dengan para gadis yang ditemui di lantai dansa.
Sial!
Jika Rylan bisa melakukannya, maka Bjorn sendiri juga bisa. Saat sedang memikirkan semuanya secara bersamaan, Bjorn melihat seseorang. Seorang wanita cantik yang sedang duduk. Wajahnya tak menunjukan ada ketertarikan, sama seperti perasaan Bjorn pada saat itu. Kakinya disilangkan dengan heels yang tinggi. Pahanya terlihat dari celah gaun merahnya maroon yang menambah kesan membara. Dia sangat menakjubkan. Bjorn seakan tersihir saat melihatnya. Bahkan sebelum dia sempat berpikir, dia berjalan ke arahnya.
Fuck, I want her!
Blaire itu menatap Bjorn. "Kau tampak sedang bosan." kata Bjorn setelah dia menyapanya itu dengan kaya 'Halo'.
"Kau bisa melihatnya dari ekspresi wajahku."
"Kau benar. Namaku Rune. Kalau boleh tau, siapa namamu?" tanya Bjorn mengulurkan tangannya.
"Zora." Blaire membalas jabatan tangannya.
"Nama yang indah untuk wanita cantik." sial! Tangannya sangat lembut.
Entah apa yang merasuki pikiran Bjorn. Dia menatap Blaire dari atas kepala hingga turun kebawah seolah-olah dia sedang mengkalkulasikan atau semacamnya, lalu tersenyum simpul.
Blaire menarik dirinya sedikit lebih dekat ke pria misterius itu dan menyeringai. "Mari kita lihat, apa yang biasa orang lakukan di pesta seperti ini?" tanya Blaire.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴀʀʟɪɴɢ ᴋɪʟʟᴇʀ
Viễn tưởng"𝑆𝑎𝑡𝑢 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑖𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑎𝑡𝑖. 𝐸𝑛𝑡𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑢 𝑎𝑘𝑢, 𝑎𝑡𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑘𝑎𝑢, 𝐵𝑗𝑜𝑟𝑛." Blaire Svajone mendapat perintah untuk membunuh seorang assasin berbahaya dari organisasi Crimson Eclipse. Nama yang tertera pada no...