Lisa menatap cemas hasil Ulangan kelulusan nya terlalu cemas hingga teman sebangkunya menempuk bahunya kencang membuat Lisa menoleh dengan cepat
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya teman nya tersebut
"Huh, aku memikirkan hasil ulangan." Jawab Lisa
"Baru sehari kita menyelesaikan nya Lisa." Rose mendelik ke Lisa"Aku ingin semuanya sempurna." Katanya
"Ya tapi nilainya jangan dong." Ucap Rose
Lisa terkekeh, Rose ini selalu ingin bisa pintar seperti dirinya tapi karena terlalu malas akhirnya dirinya mengurungkan niat itu"Nanti pulang sekolah, ayo beli buku." Ajak Rose dan Lisa mengangguk semangat kapan lagi teman nya mau membeli buku kan? Biasanya hanya makanan yang dia beli walaupun keadaan perutnya sedang diare sekalipun.
"Ini buku yang aku cari." Eunha menatap buku di tangannya dengan wajah sumringah
"Buku memasak? Cocok dengan Rose, kau suka memasak dan Rose suka makan." Kata Lisa menunjuk Rose yang tempat nya sedikit jauh dari mereka berdua"Aku hanya suka suka biasa tidak begitu hobi." Jawab Eunha lalu mereka menghampiri Rose yang masih memilih buku.
"Buku apa yang kau cari sebenarnya?" Tanya Lisa jengah, Rose dari tadi hanya mengambil lalu mengembalikan nya ke tempat semula seperti itu seterusnya hingga satu deret rak.
"Seperti aku tidak jadi membeli buku." Katanya
"Lalu beli apa?" Tanya Lisa melas, kakinya sudah lelah karena mengikuti Rose berkeliling mencari buku."Aku beli gitar saja, hehehe." Rose berucap dengan enteng membuat Lisa ingin melempar teman nya ke jalan raya
"Jinjja?! Akan ku tendang kau Rose." Ucap Lisa bersungguh-sungguh"Peach."
✨
"Lisa kau tak Punya otak atau bagaimana? Hah!" Teriakan Suho menggema ke seluruh Penjuru Mansion mereka
Lisa hanya bisa terdiam Kaku melihat ke bawah, Tugas milik Kakaknya jatuh terkena cat air miliknya
"Kenapa kau selalu membuat Ulah?!" Suho mendorong Lisa hingga Lisa terjatuh duduk di Lantai"Aku sudah mengerjakan hingga bergadang dan kau dengan bodohnya bilang tak sengaja?!"
Jadi begini, awalanya Lisa dari arah dapur lalu menuju ke ruang tengah sambil mengerjakan tugas melukis nya, tubuhnya yang kecil tertutupi oleh sofa jadi dari tangga maupun pintu halaman belakang tak keliatan, pas Pula Suho turun sambil membawa tugasnya juga Lisa yang ingin mengambil Air baru lagi dan saat hendak berdiri Lisa kaget ada Suho yang berada di belakang nya.
Suho juga kaget membuat Kakinya terbelit kakinya sendiri mengakibatkan kertas yang di pegang nya jatuh dan Wadah di tangan Lisa tak sengaja dia senggol berakhir mengenai kertasnya.
"Oppa, Lisa tak tau jika Tadi Oppa ada di belakang Lisa." Katanya Lirih
Tapi Suho tetaplah Suho dirinya tak mau mengakui bahwa itu kesalahannya sendiri dan malah balik menyalahkan adiknya."Kau saja yang buta atau aku? Jelas jelas seharusnya dirimu lah yang salah." Sentak nya.
Lisa berdiri menatap Kakanya
"Jelas jelas Oppa yang tersandung sendiri Kaki Oppa, jangan menyalakan orang lain yang tidak bersalah justru cobalah mengambil dengan kepala dingin." Teriak Lisa terlanjur kesal karena selalu di salahkanPLAKK
"Bocah kurang ajar! Beraninya kau berteriak di hadapan Kakak mu yang jauh Lebih tua DARI MU! DI MANA ETIKA MU LISA?!" teriak Suho
Masalah kecil tapi bisa membuat mereka bertengkar hebat hingga Suho bisa main tangan kepada adiknya untuk pertama kali di umur Lisa ke 12 tahun.
"Sekarang ikut Oppa." Suho menyeret adiknya menuju halaman Belakang sedangkan Lisa berusaha melepaskan genggaman tangan Suho dari pergelangan tangannya
"Lepaskan!" Pekik Lisa tapi Suho segera mendorong Lisa ke halaman belakang dengan Hujan deras di sertai petir yang menyambar membuat Lisa seketika ketakutan.
Dulu Lisa pernah terbangun karena hujan petir di rumah sendirian dan itu membuat nya ketakutan setengah mati.
"Diam disitu! jangan masuk rumah hingga pagi!" Teriak suho.
Lisa berbalik badan dan hendak mengejar Kakaknya tapi sudah terlambat di tutup lalu di kunci dari Dalam membuat Lisa berteriak heboh di tengah tengah Halaman belakang.
"OPPA MAAFKAN AKU! AKU SALAH DAN AKU SALAH TELAH MEMBENTAK MU! TOLONG BUKA PINTUNYA! LISA KEDINGINAN!"
Lisa berteriak sekencang mungkin sambil mengigil kedinginan, mengadakan kepalanya ke atas tapi Sambaran petir membuat tubuh Lisa bergetar dan langsung menutupi telinganya mengunakan kedua telapak nya yang dingin
"E-eom-ma, tolong Li-sa." Katanya Lirih sambil berjongkok dirinya menutupi telinganya mendengar Sambaran petir yang semakin terdengar nyaring di telinga nya.
Malam, selalu menjadi saksi dirinya di siksa bahkan merasakan sakit yang Ahmat menyakiti hati, jiwa dan raganya.
.
"Astaga! Nona Lisa!" Bibi Ahn berlari mendekati Lisa yang sudah pingsan di tengah tengah Halaman belakang, Junho yang kebetulan juga akan berangkat berkerja seketika mengurungkan niatnya dan berlari ke arah Lisa.
"Nona!"
Bibi Ahn dapat merasa kan tubuh Lisa yang dingin juga bajunya basah kuyup
"Bibi, ayo bawa dia ke dalam lalu segera hangat kan tubuhnya." Junho segera menggendong Lisa masuk menuju kamar sang Nona muda diikuti Bibi Ahn dengan cemas.Bibi Ahn segera mengeringkan tubuh Lisa lalu Menganti pakaian nya dan segera menyelimuti tubuh kecil itu, mengusap usap tangan itu agar bisa hangat sedia kala
Junho juga tak kalah khawatir, dirinya sangat terkejut dengan Lisa yang sudah terbaring tak sadarkan diri di halaman belakang apalagi bajunya yang basah membuat Junho berpikir pasti sudah semalaman Lisa di luar
"Berikan dia air hangat." Perintah Junho dan langsung Bibi Ahn mengambil air hangat ke bawah, Junho terus menggosok kan Tangan nya ke tangan Lisa agar gadis itu bisa cepat hangat.
Pagi itu Lisa tak masuk sekolah, Bibi Ahn menjaga Lisa seharian itu yang belum bangun dari Pingsannya.
"Cepat bangun Nona Lisa."
.
Di umurnya yang ke 14 tahun, Lisa memutuskan untuk ikut sebuah Akademi dance hanya untuk mengisi waktu luangnya saja.
Awalnya memang dirinya masih terbilang kaku karena masih pertama kalinya dirinya melakukan dance, setelah 3 bulan Lisa sudah bisa melakukan nya dengan cukup baik.
Pelatih dance nya menjadi tertarik dengan Lisa karena kelincahan yang dimiliki Gadis itu, jika di tanya Lisa pernah ikut kompetisi dance atau tidak jawabannya pernah bahkan sudah berkali-kali.
"Lisa-ya~, ayo kita street food?" Ajak Rose
"Aku tidak bisa Rosie~"
"Wae? Ah, aku lupa kau ada les dance." Kata Rose sedih"Lain kali saja kita street food, bagaimana jika kau ikut ke akademi?" Tawar Lisa tapi mendapatkan gelengan kepala dari Rose
"Aku kurang tertarik dengan Dance." Jawabnya"Aniyo, di akademi ada berbagai macam jurusan ada latihan Vocal juga!" Bujuk Lisa
"Jinjja?! Kalo begitu ayo!" Rose menarik tangan Lisa"Tapi kau harus mendaftar dulu." Ingat Lisa
"Ah, Mommy aku akan kesana nanti." Jawab Rose entengLisa tersenyum lalu mengikuti langkah cepet Rose menuju Akademi Dance nya
Persahabatan yang indah sekali.
.......
Btw ini masa lalu Lisa di umur dia waktu TK Sampek SMA dan itu akan bertahap di selingi itu intinya. Btw happy New year 🎉See you next chapter 👋
Vote dan komen ‼️
Follow me on wattpad 📥
Terima kasih sudah mampir 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST REQUEST
أدب الهواةDia dulu mendapatkan apa yang dia minta tapi semua berubah ketika semuanya menganggapnya kekanakan dengan permintaannya. "Maafkan aku jika selalu menyusahkan kalian maupun menganggu kalian dengan kelakuan ku yang kekanakan ini...." THE LAST REQUEST✨...