00. Epilog

1.3K 79 0
                                    

Melihat seluruh isi kamar Lisa salah satu kebiasaan Seokjin belakangan ini, dirinya rindu kepada adiknya.

Hal pertama yang Seokjin rasakan hanya dingin dan lembab, wangi Lisa juga tertinggal disana. Seokjin menciumi bantal Lisa, menghirup dalam wangi tersebut tanpa tertinggal.

Seokjin berpindah ke lemari kaca adiknya yang menampilkan piala-piala yang berjejeran serta foto Lisa yang menerimanya dengan sendirian.

Adiknya sangat hebat bisa mendapatkan itu semua, Seokjin bangga dengan itu.

Seokjin melihat isi lemari Lisa, baju-baju Lisa yang masih tertata rapi seperti tidak disentu sama sekali. Seokjin mengobrak Abrik tanpa mengacak-acak nya.

Sesuatu mengganjal di belakang membuat Seokjin mengambilnya, betapa kagetnya dirinya saat menemukan obat di dalam sana. Dia dokter tidak mungkin tidak tau obat apa itu.

"Lisa kenapa mengonsumsi ini." Air mata Seokjin Keluar begitu saja, apakah adiknya sangat kesakitan hingga mengonsumsi obat ini? Seokjin hanya meremat obat tersebut yang tinggal sedikit.

Seokjin mengantongi obat itu lalu menutup lemari Lisa tapi matanya melihat sebuah kotak besar di bawah sana. Seokjin segera mengambil nya, mainan anak-anak pemberian dari dirinya juga yang lain masih tersimpan rapi juga bagus.

Lisa merawatnya dengan baik, lagi lagi air mata itu keluar begitu saja. Lisa kesepian, dirinya begitu kesepian hingga membuat gambar kertas juga rumah kertas untuk dirinya bermain.

"Seokjin."

Seokjin menoleh ke arah pintu, itu Jisoo dengan mata sembabnya.
"Sayang." Jawab Seokjin parau dan Jisoo segera memeluk suaminya, Jisoo paham perasaan Seokjin. Kehilangan anggota keluarga yang begitu dekat sangat membuat hati nya hancur.

"Ayo ke bawah, kau tak mau melihat video milik Lisa?" Kata Jisoo menakup wajah Seokjin yang sudah merah
"A-yo."

Mereka turun, Disana juga ada Jungkook sambil memeluk boneka bebek Lisa. Sowon bilang jika Jungkook tak memperbolehkan orang-orang untuk memisahkan dirinya dengan boneka itu.

Dara disana juga memeluk baju anaknya, Suho dan Chanyeol menjalankan hukuman mereka. Walaupun sebenarnya Seokjin kurang puas dengan hukuman keduanya tapi itu lebih baik.

"Annyeong guys!!"

"Aku Lalisa Park, panggil Lisa saja. Hari ini aku akan hari pertama masuk sekolah SMA diantar oleh bibi Ahn!"

"Aku rindu dengan keluarga ku tapi mereka sibuk. jadi aku sudah menyiapkan tas juga buku ini, Ayo berangkat!"

"Aku tidak jadi naik mobil, aku naik bus. Ayo kita harus segera sampai!"

Latar berganti seperti di kamar gadis itu tapi dalam malam hari dengan dirinya yang sedang sibuk mengambil sesuatu.

"Annyeong!!"

Semua yang menonton tentu terkejut, Lisa menunjukkan muka babak belur nya dengan santai seolah dia sudah biasa mendapatkan ini semua.

"Aku terluka, jadi aku akan mengobatinya dengan ini."

"Shhh... Sakit."

Latar berganti seperti dirumah sakit
"Hari ini kemoterapi pertama ku, aku takut tapi semua orang menenangkan diriku. Gomawo!!"

Terus seperti itu hingga mereka mengenali kondisi tersebut

"Hai ini.....

Aku menyiapkan surat untuk kalian."

Lisa masih sempat tersenyum
"Aku ingin sekali, di malam aku pergi bintang-bintang akan bersinar terang memenuhi langit juga. Aku dan yang lainnya harus melihatnya bersama."

"Jungkook, Seokjin Oppa berhenti menangis.... Jeonghan Oppa saja sudah tidak menangis." Kata Lisa

Kedua orang tadi hanya tertawa, Lisa selalu tau tentang mereka
"Apalagi yang harus aku tulis? Hari ini aku sendirian. Semua orang istirahat setelah acara Seokjin Oppa."

Di video itu diam beberapa saat sebelum pekikan muncul dari mereka kala Lisa mimisan diiringi dengan desisan rasa sakit dari mulut tersebut.

"Jangan panik nde?" Lisa mengambil tisu disana untuk menyumbat darah yang terus keluar
"Tulang ku rasanya sangat nyeri." Kata Lisa

Lalu video berganti dan hanya ada sebuah kata-kata disana

Aku baik-baik saja tapi maaf tidak ada video.

Selanjutnya sama hanya ada video Lisa terbaring lemah Disana sedangkan Lisa melambaikan tangannya menyapa kamera.

Terima kasih sudah menyempatkan untuk melihat video ini.

Aku berterima kasih atas semua orang yang telah merawatku sewaktu sakit juga berbagi hal lainnya, maaf aku merepotkan kalian.

Video itu selesai.

Lisa datang ingin membuat seribu kenangan untuk mereka tapi mereka justru menorehkan luka kepada nya.

Lisa suka meminta sesuatu karena Lisa tidak akan bisa membelinya tapi Lisa juga tak bisa meminta karena mereka yang tak akan mendengarkan nya.

Lisa suka malam tapi takdir tak menyukainya, malam kejam bagi dirinya dan menorehkan berbagai Luka juga trauma dalam hidupnya.

Lisa tak pernah merasakan trauma setelah apa yang di perbuat oleh kedua Kakanya juga ayahnya, Lisa tak mau memiliki trauma.

Malam memang selalu membuatnya merasakan kesakitan tapi dirinya bisa merasakan malam tenang, penuh keindahan dan nyaman saat itu.

Walaupun dirinya saat itu pergi dari sana tapi Lisa senang malam membuat malam terakhir nya dengan indah, ribuan bintang hadir menghiasi malam saat musim dingin.

Lisa menahan matanya agar tidak terpejam dan dia berhasil hingga titik penghabisan nya, Lisa berhasil ijin kepada Keluarganya untuk tertidur.

Tidur lama untuk beristirahat selama lamanya.

Lisa berhasil mengabulkan permintaan terakhir dari orang terdekatnya, Dirinya sudah cukup meminta dan sekarang dirinya sudah mengabulkan permintaan seseorang untuk dirinya.

Lisa....

Seyum mu, mata hazel itu juga tingkah mu akan selalu hadir dalam kehidupan mereka walaupun dirimu sudah tidak ada tapi kenangan tentang mu sangat melekat kepada mereka...

Terima kasih sudah hadir dalam kehidupan juga dalam tengah-tengah sebuah keluarga, semua menyayangi dirimu.

Terima kasih sudah bertahan di saat kau sudah di usir dari sini.

Kisah mu sudah berakhir, jiwa juga raga mu pasti indah. Hati mu bersih juga adem, terima kasih lagi Lisa!

Epilog selesai.

THE LAST REQUEST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang