I had all and then most of you some and now none of you. Take me back to the night we met.
***
"Zemira, aku... suka sama kamu..." ujar Azra dengan sedikit terbata.
Zemira menelengkan kepalanya. Saat itu, keduanya masih berusia tiga belas tahun dan berada di bangku kelas dua SMP.
Bingung. Zemira hanya menjawab seadanya, sesuai dengan apa yang ia rasakan. "Aku juga suka sama kamu."
"B-bukan suka yang itu Zemira..." Wajah Azra bersemu merah.
"Suka yang mana?" Zemira bertanya dengan raut wajah bingung. Sedetik kemudian, bibirnya mengulum senyum.
"Cinta. Aku cinta kamu, bukan sekadar suka," ungkap Azra. Tangannya gemetar. Saat ini, ia tengah memegang sekuntum bunga. "Kedengarannya sedikit konyol. Ka-kamu mau ga jadi pacar aku?" tanyanya kemudian memberikan sekuntum bunga tersebut kepada Zemira.
Zemira bergeming. Mulutnya seakan terkunci, ia tak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Namun, beberapa detik kemudian, tanpa ia sadari, tangannya bergerak sendiri---meraih bunga yang dipegang oleh Azra. Bibirnya melengkung, membentuk senyuman bahagia.
"Aku mau, Azra," ujarnya kemudian.
Jawaban yang Zemira berikan membuat Azra senang bukan main. Di saat itu juga, ia rasanya ingin melompat kegirangan.
Di titik inilah, hubungan Zemira dan Azra naik satu tingkat ke tahap lain. Dan sejak saat inilah, keduanya menjadi seperti lem, tak terpisahkan. Entah karena Zemira yang terlalu polos atau Azra yang hebat dalam hal memanipulasi.
Hubungan keduanya sangat harmonis, itulah yang dilihat oleh orang lain, juga Zemira. Namun nyatanya, hubungan keduanya tak semanis itu.
Pada tahun pertama, semuanya memang berjalan mulus, terasa seperti mimpi. Azra perhatian kepada Zemira, begitupula sebaliknya. Keduanya berusaha untuk saling memahami.
Akan tetapi, saat memasuki tahun kedua, sifat asli Azra mulai terlihat dan hal itu tidak disadari sama sekali oleh Zemira. Azra menjadi posesif. Ia akan membentak Zemira jika perempuan itu berdekatan dengan laki-laki lain walau hanya beberapa inci saja. Dan bodohnya, Zemira berpikir bahwa itu adalah bentuk kasih sayang dan perhatian yang diberikan oleh Azra untuknya.
Contohnya seperti saat ini. Saat di mana mereka baru saja beralih dari sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas. Saat di mana hubungan mereka akan memasuki tahun ketiga.
Saat itu adalah kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Di mana Zemira berpasangan dengan Erlangga---yang notabenenya adalah musuh bebuyutan Azra.
Saat itu, Erlangga, sebagai partner MPLS Zemira harus membantunya membersihkan salah satu ruang kelas di dalam gedung sekolah itu. Azra yang mengetahui hal itu pun terbakar oleh api cemburu. Dengan emosi yang menggebu-gebu, ia mendatangi ruangan tersebut dan tiba-tiba saja menonjok Erlangga yang tengah menyapu lantai.
Panik, Zemira segera menarik Azra yang sedang berkelahi dengan Erlangga. Namun, reaksi Azra membuat Zemira terkejut.
"Kenapa kamu mau pasangan sama dia Zemira?! Kamu mau selingkuh?!" tanyanya dengan nada setengah berteriak.
"Maksud kamu apa? Kita cuma disuruh bersih-bersih kelas, Azra! Ga ada yang mau selingkuh!" seru Zemira.
"Aku cemburu Zemira!" bentak Azra.
"Cemburu sih cemburu. Tapi lo terlalu berlebihan. Gue ga ngapa-ngapain loh? Tiba-tiba kena tonjok," ringis Erlangga.
Azra menoleh ke arah Erlangga. Marah, ia berkata, "Gue tau lo ada niat lain, Erlangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaukritya
RomansaHarap follow terlebih dahulu sebelum membaca. Dan jangan lupa untuk memberi vote agar saya semakin semangat untuk update ❣️ *** Azra Mahendra, laki-laki itu telah melakukan lebih dari seribu kesalahan kepada Zemira Kalila, wanita yang telah menjadi...