Untuk Ayla,
Apa kamu masih ingat? Bahwa aku hanya sementara di kelas 7.E.
Benar, aku hanya murid titipan di sana dan akan pindah saat waktunya tiba (kelasnya sudah jadi).
Tapi aku nggak menyangka, hari itu hari kamis dan batik oranye yang kita gunakan di bawah langit yang mendung, adalah harinya.
Begitu salah satu guru masuk dan memberi tahuku bahwa aku akan pindah besok dan bertemu teman-teman sekelasku yang sebenarnya. Kelas 7.L.
Kita melakukan perpisahan apa kamu ingat? Kita berfoto beramai-ramai sebagai kenangan. Ini lucu, padahal aku hanya pindah kelas bukan pindah sekolah, hahaha.
Pesan yang paling banyak dari teman-teman kelas 7.E adalah, "Jangan lupa mampir ke kelas ya!"
Tentu saja, aku nggak bakal melupakan kelas ini.
Aku sudah pernah bertemu mereka, murid-murid titipan lainnya dari kelas 7.A-7.K.
Mereka sangat berisik, mukaku nggak berhenti masam sambil meratapi kepindahan yang nggak pernah kuinginkan.
Ada perempuan kacamata yang pemarah, ada laki-laki yang lebih cerewet dari perempuan, tidak berhenti berbicara hal-hal mesum dan begitu narsis. Ada perempuan lain yang suka mencari ribut dan menyindir semua orang yang nggak disukainya. Kepalaku rasanya hampir pecah, aku bahkan pernah menjuluki kelasku saat itu sebagai kelas "setan", jangan ditanya apa aku pernah berseteru salah satu dari mereka sampai heboh grup chat saat itu.
Benar-benar konyol, terkadang aku malu saat mengingat masa-masa SMP ini.
Namun, lama-kelamaan aku bisa berbaur dengan mereka dan baru menyadari bahwa mereka tidak seburuk itu. Juga, aku perlahan-lahan mulai tidak sering lagi mengunjungi kelas 7.E. Terkadang aku meihat kalian bermain di lapangan saat jam olahraga dan terkadang sebaliknya.
Sisi positifnya, aku mendapatkan lebih banyak teman, dari dua kelas sekaligus. Sisi negatif, kita terkadang kaku padahal kita sudah menginjak kelas delapan saat itu, karena harus mengulang beradaptasi seperti awal masuk kelas tujuh lalu.
Hal yang paling mengejutkan terjadi, tebak apa?
Yaps, ternyata ejekan "pasangan" kamu dan aku sampai ke kelas 7.L, hehe.
Aku tidak tahu pasti dari mana mereka tahu, tapi ini membuatku menghela napas. Ternyata tidak ada bedanya sama murid-murid kelas 7.E.
Tapi entah kenapa ... aku nggak masalah dengan itu, hahaha.
Terkadang aku berharap bisa mengulang momen itu kembali, aku pasti mengunjungimu lebih sering.
Bagaimana perasaanmu saat itu ya?
-Ariem
KAMU SEDANG MEMBACA
Für Ayla [END]
Short StoryKegelisahan atas kerinduan yang mengganggu, dikeluarkannya kertas dan pena untuk menuangkan paragraf berisi momen-momen bersama dan bagaimana perasaan hangat itu tumbuh. Sang penulis berharap dengan menulisnya, kerinduannya dapat menghilang perlahan...